Lafal Bismillahirrahmanirrahim Teks Arab dan Arti: Lengkap Penulisan yang Benar

2 weeks ago 5

Penafsiran bismillahirrahmanirrahim telah menjadi objek studi yang mendalam bagi para ulama dari berbagai disiplin ilmu, termasuk kalam, tasawuf, dan tafsir, yang memberikan perspektif kaya akan makna kalimat ini.

Ulama kalam memiliki pandangan beragam mengenai kedudukan basmalah, terutama kaitannya dengan surah Al-Fatihah dan ayat-ayat Al-Qur'an lainnya. Imam Zamakhsyari dalam tafsirnya Al-Kasyaf menyebutkan bahwa Ahli Qira’ah dan Ahli Fiqih Madinah, Bashrah, dan Syam, tidak memasukkan basmalah sebagai bagian dari Surah Al-Fatihah, pun juga bukan bagian dari ayat-ayat dalam Al-Qur’an.

Pendapat ini adalah pendapat Imam Abu Hanifah dan para pengikutnya. Imam Abu Mansur Al-Maturidi dalam Ta’wilat Ahli Sunnah juga berpendapat bahwa basmalah adalah bagian ayat dalam Al-Qur’an dan bukan bagian dari surah Al-Fatihah, berdalil dengan hadis Rasulullah SAW kepada Ubay Ibn Ka’ab.

Sebaliknya, Ahli Qira’ah dan Ahli Fiqih Mekah dan Kufah berpendapat bahwa basmalah adalah bagian ayat dari surah Al-Fatihah dan awal bagian ayat dalam surah Al-Qur’an, yang dipegang oleh Imam Syafi’i dan para pengikutnya.

Fakhruddin Ar-Razi dalam Mafatih Al-Ghaib menyebutkan bahwa lafal 'ba' dalam basmalah memiliki ta’alluq (hubungan) dengan lafal yang disimpan, baik berupa isim atau fi’il, dan baik ada di depan atau di belakang. Menurut Ar-Razi, yang lebih utama adalah mendahulukan nama Allah karena Allah adalah Dzat yang Maha Awal dan Maha Agung.

Zamakhsyari dalam tafsirnya berpendapat bahwa 'ba' memiliki makna mushohabah (sebagai pengiring), meskipun yang tampak sesungguhnya adalah untuk Isti’anah (meminta pertolongan).

Fakhruddin Ar-Razi menafsirkan 'Ar-Rahman' dan 'Ar-Rahim' diambil dari kata ar-Rahmah yang berarti kasih sayang. Kasih sayang Allah adalah terbebas dari segala macam bahaya dan tercapainya harapan dari segala macam keinginan dan cita-cita.

Sementara Al-Kasyaf menafsirkan lafadz ar-Rahman dan ar-Rahim memiliki perbedaan yang cukup tipis, Ar-Rahman adalah kenikmatan besar yakni memiliki rahmat yang luas yang tersebar untuk seluruh makhluk-Nya sementara Ar-Rahim adalah kenikmatan Kecil yakni kasih sayang khusus untuk kaum muslimin dengan cintanya.

Ulama tasawuf melihat basmalah dari dimensi spiritual dan keberkahan yang mendalam, menjadikannya lebih dari sekadar ucapan, melainkan penghayatan akan kehadiran ilahi.

Imam Al-Qusyairi dalam Lataif Al-Isyarat menafsirkan basmalah sebagai Tabarruk (mengharap berkah dengan perantara nama Allah) dan bukan qosam (bentuk lafal sumpah). Syekh Thantawi Jauhari menyimpulkan bahwa basmalah memiliki keajaiban yang luar biasa, karena setiap sesuatu yang dimulai dengannya menjadi berkah.

As-Sulami dalam Haqaiq At-tafsir mengutip pendapat ulama lain, di antaranya Abul Qasim Al-Hakim yang menyatakan basmalah adalah isyarat akan timbulnya perdamaian dan ketenangan, serta Junaid Al-Baghdadi yang mengatakan basmalah adalah kewibawaan Allah.

Al-Qusyairi menafsirkan huruf 'ba' dalam basmalah sebagai huruf tadhmin (jaminan dari Allah), yang berarti karena Allah-lah kemudian makhluk dan penduduk bumi menjadi ada. Sebagian ahli sufi juga menuturkan, seperti dikutip dalam Kifayatul atqiya’ oleh Zainuddin Al-Malibari, bahwa Allah mengumpulkan seluruh ilmu di dunia dalam huruf 'ba', yang berarti "DenganKu (Allah) segala sesuatu yang telah ada telah menjadi ada, dan denganKu sesuatu yang akan ada (belum ada) akan menjadi ada, maka adanya alam itu sebab Aku dan tiada sesuatu yang benar-benar wujud bagi selain diriku kecuali atas namaKu".

Ibnu Arabi dalam Tafsir Qur’anul Karim mengungkapkan rahasia-rahasia huruf 'ba' dalam basmalah sebagai simbol tingkat maujud dan manifestasi dari insan kamil, yaitu Rasulullah SAW.

Ulama tafsir menguraikan basmalah sebagai ikrar penyerahan diri kepada Allah dan sumber keberkahan, menekankan pentingnya niat dan kesadaran ilahi dalam setiap tindakan.

Dalam Tafsir Al-Maraghi, Ali bin Abi Thalib berkata, "basmalah adalah penyebab datangnya keberkahan dan meninggalkannya menyebabkan kekacauan dalam segala urusan." Beliau juga menyatakan bahwa jika seorang hamba membaca bismillahirrahmanirrahim sebelum mengerjakan suatu pekerjaan, maka ia akan diberkati dalam perbuatan tersebut.

Basmalah merupakan ikrar dari seorang hamba dalam penyerahan dirinya bulat-bulat kepada Allah SWT dalam segala aktivitasnya.

Imam Al-Qurthubi dalam Aljami li Ahkamil Qur’an berkata, "basmalah adalah sumpah tuhan kita yang diturunkan diawal surat." Allah bersumpah kepada hamba-hamba-Nya bahwa lafal yang diletakkan di surat itu adalah kebenaran, dan Dia akan memenuhi semua yang dijamin dalam surat tersebut. Basmalah juga menjadi syiar kaum Muslimin dalam mengekspresikan daya kekuatan untuk melakukan semua kegiatan.

Syaikh Muhammad Abduh, sebagaimana dikutip oleh Hasbi ash-Shidiqi dalam Sejarah dan Pengantar Ilmu Tafsir al-Qur’an, menyatakan bahwa pengucapan basmalah adalah manifestasi pembaca dalam usaha melepaskan diri dari perbuatan buruk, serta pernyataan bahwa perbuatan itu dialamatkan kepada Allah dan atas perintah serta takdir-Nya.

Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah menambahkan bahwa Allah SWT memulai Al-Qur’an dengan basmalah dan memerintahkan Nabi-Nya sejak dini pada wahyu pertama agar melakukan pembacaan dan semua aktivitas dengan nama Allah (Iqra’ bismi Rabbika).

Sayyid Qutub dalam Tafsir Fi Zilal al-Qur’an juga berpendapat bahwa memulai dengan nama Allah adalah adab dan bimbingan pertama yang diwahyukan Allah kepada Nabi-Nya, sesuai dengan kaidah utama ajaran Islam bahwa Allah adalah Al-Awwal wa al-Akhir wa az-Zahir wa al-Batin.

Penjelasan lafal-lafal dalam basmalah menurut ulama tafsir meliputi: Lafal 'Ba' yang diterjemahkan dengan kata "dengan", mengandung makna "memulai" atau "dengan kekuasaan". Lafal 'Ism' yang berarti "nama", ulama berbeda pendapat tentang asalnya, namun fungsinya adalah menunjukkan zat atau makna. Lafal 'Allah' adalah nama Tuhan yang paling populer dan mencakup semua nama-nama-Nya yang lain, khusus untuk Zat yang wajib disembah, seperti dijelaskan Abd. Muin Salim dalam Jalan Lurus Menuju Hati Yang Sejahtera; Tafsir Surat al-Fatihah dan M Rasyid Ridha dalam Tafsir al-Manar.

Lafal 'Rahman' dan 'Rahim' diambil dari kata ar-Rahmah (kasih sayang), dengan 'Ar-Rahman' yang rahmatnya berlaku untuk semua di dunia, dan 'Ar-Rahim' khusus untuk mukmin di akhirat, seperti dijelaskan Ibnu Katsir dalam Tafsir ibnu katsir dan Mutawalli as-Sya’rawi dalam Tafsir Sya’rawi.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |