Liputan6.com, Jakarta Ketika kabar duka menyapa, lidah umat Islam biasanya secara refleks mengucapkan, Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Kalimat ini begitu akrab di telinga, bahkan mungkin menjadi bacaan pertama yang diingat ketika mendengar seseorang wafat. Namun, di balik lafaz yang pendek ini, tersimpan makna mendalam yang bukan hanya untuk kematian, tetapi juga setiap musibah yang menimpa.
Sayangnya, banyak yang belum memahami hakikat kalimat ini. Ia dianggap sebatas ucapan formalitas dalam suasana berduka. Padahal, kalimat istirja’ ini merupakan salah satu bentuk keimanan dan penghambaan diri yang agung kepada Allah SWT. Ucapan ini merupakan bentuk tawakal, kesabaran, dan pengakuan bahwa segala yang ada di dunia ini adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.
Liputan6.com akan mengulas secara lengkap makna kalimat Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, waktu dan kondisi pengucapannya, serta doa-doa yang mengandung kalimat ini sebagai bentuk dzikir dan doa ketika menghadapi musibah, sebagaimana tuntunan dari Al-Qur’an, hadits, dan pandangan para ulama, Selasa (1/7/2025).
Arti Innalillahi wa Inna Ilaihi Roji’un
Kalimat Innalillahi wa inna ilaihi roji’un adalah bagian dari firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 156:
إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn
Artinya: "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya kami akan kembali." (QS. Al-Baqarah: 156)
Ayat ini menunjukkan bahwa setiap manusia dan segala sesuatu di alam semesta ini hakikatnya adalah milik Allah. Segala bentuk kehilangan, musibah, atau kesedihan yang kita alami adalah bagian dari ujian hidup yang harus dihadapi dengan sabar dan tawakal.
Menurut Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 (2006), dijelaskan bahwa orang-orang yang mengucapkan kalimat ini saat musibah sedang menghibur dirinya dengan mengingat bahwa diri mereka adalah milik Allah. Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan pahala atas musibah tersebut, sekecil apa pun, di hari kiamat kelak.
Kapan Kalimat Ini Diucapkan?
Meski sering terdengar saat mendengar kabar kematian, Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk membaca kalimat ini dalam kondisi lain, yaitu setiap kali seseorang mengalami musibah, kehilangan, atau kesulitan.
Dalam hadits riwayat Muslim no. 918, disebutkan:
"Barang siapa yang tertimpa musibah kemudian mengucapkan: Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Allahumma’jurni fi musibati wa akhlif lii khoiran minha, maka Allah akan memberikan pahala dan mengganti musibah itu dengan yang lebih baik."
Hadis ini menjadi dalil kuat bahwa ucapan istirja’ tidak terbatas pada kabar duka. Bahkan, dalam Ensiklopedi Adab Islam karya Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid, dijelaskan bahwa Rasulullah SAW mencontohkan membaca kalimat ini saat musibah besar menimpa.
Selain itu, boleh pula mengucapkan kalimat ini ketika mendengar kabar kematian orang non-muslim. Dalam fatwa Syekh Bin Baz (binbaz.org.sa), dijelaskan bahwa mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi roji’un atas kematian non-muslim diperbolehkan karena semua manusia adalah milik Allah. Namun, tidak boleh mendoakannya dengan kalimat semisal "semoga diampuni" atau "semoga tenang di sisi-Nya", karena hal itu bertentangan dengan hukum syariat.
Doa-doa yang Mengandung Kalimat Innalillahi wa Inna Ilaihi Roji’un
Kalimat Innalillahi wa inna ilaihi roji’un sering dijadikan bagian dari doa ketika seseorang mengalami musibah. Berikut adalah beberapa contoh doa yang dianjurkan berdasarkan Kitab al-Adzkar karya Imam an-Nawawi dan riwayat lainnya:
1. Doa saat ditimpa musibah
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun, Allahumma’jurnii fii mushiibatii wakhlif lii khairan minhaa.
Artinya: "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sungguh kepada-Nya kami kembali. Ya Allah, berilah pahala kepadaku atas musibah yang menimpaku, dan gantikanlah untukku dengan yang lebih baik darinya."
2. Doa untuk keluarga mayit
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَلَهُ وَأَعْقِبْنِي مِنْهُ عُقْبَى حَسَنَةً
Allahummaghfir lii wa lahuu wa 'aqibnii minhu 'uqba hasanata.
Artinya: "Ya Allah ampunilah aku, dan dia, dan anugerahkanlah akhir yang baik untukku dan kepadanya."
3. Doa saat mendengar kabar duka
إنا لله وإنا إليه راجعون، وإنا إلى رب لا منقلبون،
اللهمّ تبو إندك في المحسنين، واج الكتابه في عليّين
واخلوفه في أهليه في الغبيرين ولا تحرمنا أجرهو
ولا تفتينا بعده.
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun, wa innaa ilaa rabbinaa la-munqalibuun, allaahumak tubhu 'indaka fil muhsiniin, waj 'al kitaabahufii 'illiyyiin wakhlufhu fii ahlihii fil ghabiriin wa laa tahrimnaa ajrahuu wa laa taftinaa ba'dahu.
Artinya: "Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, tetapkanlah dia di sisi-Mu termasuk orang-orang yang baik. Tempatkanlah catatan amalnya di tempat yang tinggi, berikan ketabahan kepada keluarganya, jangan halangi kami dari pahalanya, dan jangan sesatkan kami setelah kepergiannya."
FAQ tentang Innalillahi wa Inna Ilaihi Roji’un
1. Apakah kalimat ini hanya diucapkan ketika seseorang meninggal dunia?
Tidak. Kalimat ini juga dianjurkan diucapkan ketika tertimpa musibah, kehilangan harta, sakit, bencana alam, dan lainnya. Ini merupakan bentuk kepasrahan dan ketundukan kepada takdir Allah.
2. Bolehkah mengucapkan kalimat ini untuk orang non-muslim yang meninggal?
Boleh, karena maknanya bahwa kita semua milik Allah. Namun, tidak boleh mendoakan ampunan bagi orang kafir yang sudah wafat, sebagaimana firman Allah dalam QS. At-Taubah: 113.
3. Apakah ucapan ini memiliki pahala?
Ya, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa orang yang membaca kalimat ini saat musibah akan diberi pahala dan diganti oleh Allah dengan sesuatu yang lebih baik.
4. Apa hukum membaca inna lillahi wa inna ilaihi roji’un?
Membaca kalimat ini ketika musibah adalah sunnah, sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan hadis.
5. Apakah kalimat ini termasuk doa?
Ya, kalimat ini sekaligus bentuk doa dan dzikir, sebagai pengakuan keimanan bahwa manusia milik Allah dan hanya kepada-Nya kembali.