Mengapa Kita Harus Mengimani Malaikat Allah SWT? Simak Penjelasan Para Ahli Tafsir

1 month ago 28

Liputan6.com, Jakarta - Malaikat adalah makhluk Allah SWT yang terbuat dari cahaya dan bersifat gaib, yang artinya tidak bisa dilihat oleh manusia biasa. Seringkali muncul pertanyaan, mengapa kita harus mengimani malaikat Allah SWT?

Mengutip buku Rukun Iman karya Hudarrohman, iman kepada malaikat artinya percaya terhadap adanya malaikat-malaikat Allah. Allah SWT mewajibkan manusia untuk beriman kepada malaikat meskipun tidak pernah melihatnya.

Iman kepada malaikat merupakan rukun iman kedua setelah iman kepada Allah SWT. Perintah iman kepada malaikat salah satunya termaktub dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 285, yang artinya:

"Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". (QS. Al-Baqarah: 285).

Berdasar dalil tersebut, hukum iman kepada malaikat adalah wajib. Berikut ini penjelasan para ulama ahli tafsir mengapa kita harus iman kepada malaikat.

1. Perintah Langsung dari Allah SWT

Mengimani malaikat termasuk rukun iman yang Allah wajibkan bagi setiap muslim. Tanpa iman kepada malaikat, keimanan seseorang tidak sempurna. Perintah ini termaktub dalam surat An-Nisa ayat 136, yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kepada kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa: 136).

Dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran, Sayyid Qutb menjelaskan ayat ini adalah seruan yang sangat tegas dan serius kepada kaum mukmin. Ayat ini adalah panggilan ulang (tawkid) bagi orang-orang beriman agar menjaga kemurnian iman mereka.

Karena iman bukan sekadar pengakuan lisan, tapi harus terus diperbarui, diperkuat, dan diwujudkan dalam ketaatan.Iman harus mencakup enam pokok utama, sebagaimana disebutkan dalam ayat; Allah, Rasul-Nya, Kitab yang diturunkan, Kitab-kitab sebelumnya, Malaikat-malaikat,  Hari akhir

Dengan menggarisbawahi malaikat, Sayyid Qutb menjelaskan bahwa malaikat adalah bagian dari sistem keimanan yang tidak bisa dipisahkan. Mengingkari malaikat berarti meruntuhkan bangunan iman secara keseluruhan.

Menurut Qutb, penyebutan malaikat di tengah-tengah rukun iman menunjukkan pentingnya peran mereka sebagai penghubung antara Allah dan manusia, terutama dalam hal menyampaikan wahyu.

2. Malaikat adalah Makhluk Mulia yang Taat

Malaikat tidak pernah bermaksiat, selalu taat melaksanakan perintah Allah, sehingga iman kepada mereka meneguhkan keyakinan bahwa Allah memiliki pasukan yang menjaga keteraturan alam semesta, sebagaimana termaktub dalam Surat At-Tahrim ayat 6, yang artinya:

“Mereka (malaikat) tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”  (QS. At-Tahrim: 6)

Dalam Shafwatut Tafasi, Muhammad Ali ash-Shabuni menjelaskan bahwa, malaikat adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan, mereka tidak pernah berbuat dosa atau maksiat. Ketaatan malaikat bersifat mutlak, mereka tidak menunda, menolak, atau melanggar sedikit pun perintah Allah.

Ayat ini menunjukkan kesucian tabiat malaikat, berbeda dengan manusia dan jin yang berpotensi taat maupun bermaksiat. Malaikat merupakan contoh ketaatan sempurna yang menjadi teladan bagi manusia agar tunduk penuh kepada Allah tanpa membantah.

3. Menguatkan Keyakinan akan Pengawasan Allah

Iman kepada malaikat seperti Raqib dan ‘Atid (pencatat amal) membuat seorang muslim berhati-hati dalam setiap perbuatan, karena semua amal dicatat, sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya:

“Tiada suatu kata pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf: 18).

Dalam Tafsir al-Munir, Wahbah az-Zuhaili menjelaskan, ayat ini menegaskan bahwa setiap ucapan manusia dicatat oleh malaikat yang ditugaskan Allah, baik kata yang ringan, serius, maupun bercanda.

Raqib dan ‘Atid adalah sebutan bagi malaikat pencatat amal. Mereka tidak pernah lalai, selalu hadir, dan siap mencatat.Pengetahuan ini membuat seorang mukmin semakin yakin bahwa Allah selalu mengawasi dirinya melalui para malaikat-Nya.

Konsekuensinya, seorang muslim akan lebih berhati-hati dalam ucapan dan perbuatan, karena semua akan menjadi saksi di hadapan Allah pada hari kiamat.

Mengetahui adanya malaikat seperti Mikail (pembawa rezeki), Israfil (peniup sangkakala), dan Izrail (malaikat pencabut nyawa) membuat kita semakin yakin bahwa segala urusan hidup dan mati hanya dalam kekuasaan Allah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Umar bin Khattab RA:

"Dari Umar bin Khattab RA, ia berkata: “Ketika kami bersama Rasulullah SAW, datanglah seorang laki-laki ... ia bertanya tentang iman. Rasulullah ﷺ menjawab: ‘Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya ...’” (HR. Muslim No. 8).

Dalam Fath al-Bari (Syarh Shahih al-Bukhari) Ibnu Hajar al-Asqalani menjelaskan, iman kepada malaikat meliputi keyakinan bahwa mereka adalah makhluk yang ditugasi menjalankan urusan manusia, alam, dan wahyu.

Dengan mengetahui adanya malaikat seperti Mikail (pembawa rezeki), seorang muslim akan semakin bersyukur karena rezeki yang ia terima adalah bagian dari pengaturan Allah melalui malaikat-Nya.

Dengan meyakini malaikat seperti Izrail (pencabut nyawa) dan Israfil (pembawa tanda kiamat), seorang muslim akan bertawakal kepada Allah karena seluruh perjalanan hidup dan mati manusia ada dalam ketetapan Allah.

Iman kepada malaikat membuat hati seorang mukmin tenang dan yakin, sebab ia sadar bahwa segala sesuatu diatur dengan rapi oleh Allah melalui perantaraan malaikat.

Menurut Ibnu Hajar, inilah bentuk kesempurnaan iman: rasa syukur atas nikmat yang disampaikan malaikat, dan tawakal penuh kepada Allah dalam urusan hidup, mati, dan akhirat.

5. Mengajarkan Ketaatan Tanpa Bantahan

Malaikat menjadi teladan ketaatan mutlak. Mengimani mereka mendidik umat Islam agar tunduk pada perintah Allah meski tidak melihat-Nya secara langsung, sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya:

“(Malaikat itu) hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka selalu mengerjakan perintah-Nya.” (QS. Al-Anbiya: 26–27).

Dalam Tafsir al-Mishbah (Lentera Hati, 2002) Prof KH Quraish Shihab menjelaskan ayat ini turun untuk menolak anggapan kaum musyrikin yang menyamakan malaikat dengan anak-anak perempuan Allah. Allah menegaskan bahwa malaikat adalah hamba yang dimuliakan, bukan sekutu, bukan anak, dan bukan lawan bagi Allah.

Kemuliaan mereka lahir karena ketaatan penuh tanpa bantahan: mereka tidak mendahului Allah dalam ucapan, tidak berbicara kecuali sesuai dengan kehendak-Nya, dan tidak bertindak kecuali atas perintah-Nya.

Quraish Shihab menekankan bahwa sifat malaikat ini mengajarkan manusia tentang kepatuhan total. Bila makhluk mulia yang dekat dengan Allah saja tunduk sepenuhnya, maka manusia lebih layak lagi untuk tunduk tanpa membantah.

Dengan demikian, iman kepada malaikat membimbing manusia untuk meneladani kepatuhan mereka, yakni menerima perintah Allah dengan pasrah, tanpa ragu, dan tanpa mendahulukan kehendak pribadi.

Hikmah Iman kepada Malaikat Allah SWT

Dalam perspektif lain ada beberapa hikmah yang bisa dipetik dari iman kepada malaikat Allah SWT. Dikutip dari buku Pasti Bisa PAI dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs Kelas VII, Tim Duta Madani, berikut ini adalah penjelasan mengapa kita harus beriman kepada malaikat Allah SWT:

  • Mengimani malaikat dapat mempertebal keimanan kepada Allah Swt.
  • Beriman kepada malaikat, akan membuat termotivasi untuk mengerjakan perbuatan baik.
  • Mengimani keberadaan malaikat akan menjaga diri dari berbuat buruk dan maksiat.
  • Percaya kepada malaikat, adalah bentuk mempersiapkan kematian dan jawaban atas pertanyaan malaikat di alam kubur.
  • Beriman kepada malaikat diharapkan dapat meniru sifat malaikat yang taat kepada Allah Swt, dan tidak memiliki sifat sombong.
  • Percaya akan keberadaan malaikat akan meningkatkan rasa syukur, karena sebagian nikmat dan rezeki diberikan melalui malaikat atas perintah Allah SWT.

People also Ask:

1. Mengapa kita harus mengimani Allah SWT?

Kita harus beriman kepada Allah karena keimanan tersebut adalah perintah langsung dari-Nya dan merupakan fondasi utama dari seluruh keyakinan dalam Islam, tanpa itu rukun iman lainnya tidak akan sah. Keimanan ini membawa ketenangan jiwa, memberikan petunjuk arah hidup, memberikan kekuatan untuk mengatasi kesulitan, dan menjamin keselamatan serta kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.

2. Apa saja fungsi dari mengimani adanya malaikat?

Rizki Abdulloh, salah satu hikmah beriman kepada malaikat adalah dapat menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Selain itu, beriman kepada malaikat juga bisa membuat kita senantiasa hati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatan. Sebab, apapun yang dilakukan manusia tidak luput dari pengamatan malaikat Allah SWT.

3. Apa yang harus kita lakukan untuk mengimani malaikat?

Cara beriman kepada malaikat adalah meyakini keberadaan mereka sebagai makhluk Allah SWT, membenarkan sifat-sifat dan tugas-tugas mereka, serta meniru ketaatan dan ketaatan mereka kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari, sambil menjauhi penyembahan terhadap malaikat karena mereka adalah makhluk ciptaan, bukan tuhan.

4. Mengapa beriman kepada malaikat Allah dapat mendorong kita?

Muslim yang beriman kepada malaikat akan memahami bahwa melakukan kebaikan ini juga dapat menghapus dosa-dosanya dan meningkatkan catatan amal baik di hadapan Allah SWT

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |