Mengenal Ibu Susu Nabi Muhammad SAW: Kisah Halimatus Sa'diyyah dan Keberkahannya

2 months ago 27

Liputan6.com, Jakarta Sosok ibu susu Nabi Muhammad SAW yang paling dikenal kisahnya ialah Halimatus Sa'diyyah. Pada masa kelahiran Rasulullah, masyarakat Arab memiliki tradisi unik untuk menyusukan anak-anak mereka kepada perempuan lain di luar ibu kandung.

Hal ini bertujuan agar anak-anak tumbuh di lingkungan pedesaan yang lebih sehat dan fasih berbahasa Arab klasik. Nabi Muhammad SAW pun mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) dari perempuan lain selain ibunya, Aminah.

Halimatus Sa'diyyah menjadi ibu susu Nabi Muhammad SAW yang paling terkenal dalam sejarah Islam. Berbagai peristiwa menakjubkan dan keberkahan menyertai masa-masa beliau diasuh oleh Halimah. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (22/8/2025).

Ibu Susu Nabi Muhammad SAW

Dalam tradisi masyarakat Arab kuno, khususnya di Mekah, ada hal yang umum untuk mengirim bayi-bayi yang baru lahir ke pedesaan untuk disusui oleh perempuan dari suku Badui. Praktik ini bertujuan agar anak-anak dapat tumbuh di lingkungan yang lebih sehat, jauh dari penyakit kota, serta untuk melatih kefasihan berbahasa Arab murni yang masih terjaga di pedalaman.

Halimatus Sa'diyyah adalah salah satu perempuan yang menjalankan profesi sebagai ibu susu, yang kemudian menjadi ibu susu Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini juga memastikan bahwa anak-anak mendapatkan nutrisi terbaik dari ASI serta mengembangkan fisik yang kuat.

Nabi Muhammad SAW, seperti anak-anak bangsawan Quraisy lainnya, juga disusukan kepada seorang perempuan dari pedalaman. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran ibu susu dalam pembentukan karakter dan kesehatan anak pada masa itu.

Meskipun Nabi Muhammad SAW memiliki ibu kandung, Aminah binti Wahb, beliau juga disusui oleh beberapa perempuan lain, termasuk Tsuwaibah Al-Aslamiyah dan yang paling dikenal adalah Halimatus Sa'diyyah. Peran Halimah sangat signifikan karena beliau merawat Nabi selama beberapa tahun di masa kanak-kanak beliau.

Mengenal Sosok Halimatus Sa'diyyah

Halimatus Sa'diyyah binti Abu Dzuaib adalah seorang perempuan dari perkampungan kabilah Sa'ad bin Bakr, sebuah daerah yang dikenal tandus. Dia hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit bersama suaminya, Haritsah. Karena kesulitan tersebut Halimah bersama beberapa perempuan lain dari kabilah Sa'ad pergi ke kota Mekah untuk menawarkan jasa menyusui bayi.

Melansir dari isifcirebon.ac.id, disebutkan bahwa Halimatus Sa’diyyah binti Abu Dzuaib adalah seorang perempuan yang hidup di perkampungan kabilah Sa’ad bin Bakr, perkampungan yang terkenal tandus. Kondisi ini mendorongnya untuk mencari nafkah di luar kampung.

Halimah dikenal sebagai wanita yang sederhana, baik hati, dan penuh kasih. Beliau menikah dengan Al-Harith bin Abdul Uzza dari suku yang sama. Kehidupan mereka serba kekurangan, namun mereka tetap berupaya mencari nafkah dengan cara yang halal. 

Kisah Pertemuan Halimah dengan Nabi Muhammad SAW

Setibanya di Mekah, para perempuan dari kabilah Sa'ad mencari bayi-bayi yang akan mereka susui. Namun, banyak dari mereka enggan mengambil bayi Muhammad karena beliau adalah seorang yatim. Mereka khawatir tidak akan mendapatkan upah yang cukup dari keluarga bayi yatim.

Halimah saat itu adalah satu-satunya perempuan yang belum mendapatkan bayi untuk disusui. Meskipun awalnya ragu, Halimah akhirnya memutuskan untuk mengambil bayi Muhammad. Keputusan ini diambil setelah semua perempuan lain telah mendapatkan bayi, dan Halimah tidak ingin pulang dengan tangan kosong. Halimah membawa Rasulullah kecil di pangkuannya kembali ke kampungnya.

Halimah dan suaminya adalah bagian dari tradisi ini, membawa bayi-bayi dari keluarga di Mekah untuk mendapatkan nafkah. Meskipun hidup mereka serba kekurangan, kehidupan mereka berubah setelah memilih Nabi Muhammad SAW sebagai anak asuh.

Keberkahan yang Menyertai Halimah

Sejak Halimah membawa pulang Nabi Muhammad SAW, berbagai keberkahan mulai menghiasi kehidupannya dan keluarganya. Ternak mereka bertambah dan susu yang dihasilkan melimpah ruah, padahal sebelumnya mereka hidup dalam kemiskinan dan kekeringan.

Kehadiran Nabi Muhammad SAW membawa perubahan drastis pada kondisi mereka, menunjukkan tanda-tanda keistimewaan yang melekat pada diri Rasulullah sejak usia dini. Nabi Muhammad SAW tinggal bersama Halimah selama empat atau lima tahun sebelum dikembalikan kepada ibunya, Aminah.  Selama masa itu, Nabi tumbuh sebagai anak yang sehat dan kuat serta menunjukkan akhlak yang baik dan tanda-tanda kenabian.

Melansir dari jurnal UIN Imam Bonjol Padang, pada masa disusui Halimah, Rasulullah tidak tinggal di Makkah. Melainkan tinggal bersama Halimah dan keluarganya bersama Bani Sa’ad terletak di tenggara Makkah atau dekat dengan Kota Taif. Bani Sa’ad sendiri merupakan bagian dari Bani Hawazin dan masih mempunyai kekerabatan dengan Bani Tsaqif, penguasa Taif.

Pada usia dua tahun, Rasulullah dikembalikan kepada Aminah di Makkah karena sesuai perjanjian bahwa Halimah menyusui Rasulullah sampai usia dua tahun. Pada waktu itu, Halimah membujuk Aminah agar Rasulullah diperkenankan untuk tinggal bersama Halimah dan keluarganya kembali ke Bani Sa’ad.

Aminah binti Wahb mengijinkan Halimah untuk membawa Rasulullah kembali ke permukiman Bani Sa’ad karena takjub akan perkembangan fisik dan kesehatan Rasulullah setelah diasuh oleh Halimahal-Sa’diyah. Selain alasan tersebut kondisi Makkah masih terdampak wabah penyakit atau epidemi Tahun Gajah.

Penghormatan Nabi Terhadap Halimatus Sa'diyyah

Nabi Muhammad SAW sangat menghormati Halimatus Sa'diyyah. Ketika Halimah berkunjung saat Nabi sudah berada di Madinah, Nabi selalu menggelar sorban yang biasa beliau pakai untuk dijadikan alas duduk bagi Halimah. Ini adalah bentuk penghormatan yang luar biasa, mengingat kedudukan perempuan pada masa itu seringkali dianggap rendah.

Penghormatan ini tergambar jelas dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud. Abu Thufayl RA menceritakan,

"Aku melihat Nabi Muhammad Saw sedang membagikan daging di Ji'ranah. Kemudian, ada seorang perempuan datang dan mendekat, dan Nabi Muhammad Saw pun bergegas menggelar selendangnya di tanah (mempersilakannya duduk). Perempuan itu kemudian duduk di selendang tersebut. Aku bertanya, ‘Siapa perempuan itu? Orang-orang menjawab, “Itu ibu (susuan) yang menyusui Nabi Muhammad Saw.” (Sunan Abi Dawud)." 

Setiap kali Halimah akan pulang, Nabi selalu membawakannya oleh-oleh berupa daging dari kambing atau unta yang baru disembelih. Ini menunjukkan betapa besar rasa terima kasih dan kasih sayang Nabi kepada ibu susuannya.

Daftar Sumber

FAQ

1. Siapakah ibu susu Nabi Muhammad SAW yang paling terkenal? Ibu susu Nabi Muhammad SAW yang paling terkenal adalah Halimatus Sa'diyyah.

2. Mengapa Nabi Muhammad SAW disusui oleh perempuan lain selain ibunya? Nabi Muhammad SAW disusui oleh perempuan lain karena itu adalah tradisi masyarakat Arab saat itu untuk kesehatan dan kefasihan berbahasa.

3. Dari suku manakah Halimatus Sa'diyyah berasal? Halimatus Sa'diyyah berasal dari kabilah Sa'ad bin Bakr.

4. Apa keberkahan yang didapatkan Halimah setelah menyusui Nabi Muhammad SAW? Halimah mendapatkan keberkahan berupa peningkatan ternak dan melimpahnya susu setelah menyusui Nabi Muhammad SAW.

5. Bagaimana Nabi Muhammad SAW menunjukkan penghormatannya kepada Halimatus Sa'diyyah? Nabi Muhammad SAW menunjukkan penghormatannya dengan menggelar sorban beliau sebagai alas duduk bagi Halimah dan memberinya oleh-oleh.

6. Berapa lama Nabi Muhammad SAW diasuh oleh Halimatus Sa'diyyah? Nabi Muhammad SAW diasuh oleh Halimatus Sa'diyyah selama sekitar empat hingga lima tahun.

7. Apa pelajaran penting dari kisah Nabi Muhammad SAW dan ibu susuannya? Pelajaran pentingnya adalah teladan Nabi dalam menghargai peran perempuan, khususnya ibu menyusui, dan pentingnya dukungan bagi mereka.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |