Liputan6.com, Jakarta Menjawab salam hukumnya wajib dalam Islam. Salam sendiri merupakan ungkapan yang sangat mulia dalam ajaran Islam sebagai bentuk penghormatan dan doa keselamatan. Kata "salam" berasal dari bahasa Arab yang berarti "damai" dan bukan hanya sekadar ucapan biasa.
Menurut M. Quraish Shihab dalam buku M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman Yang Patut Anda Ketahui, menjawab salam hukumnya fardhu kifayah yang berarti setiap Muslim wajib membalasnya ketika mendengar ucapan salam.
Apabila salam tersebut sudah terjawab oleh salah satu orang, maka gugurlah kewajiban menjawabnya bagi yang lain. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (10/9/2025).
Hukum Menjawab Salam Menurut Islam
Hukum menjawab salam dalam Islam telah ditetapkan dengan jelas sebagai kewajiban yang tidak dapat diabaikan. Setiap Muslim yang mendengar ucapan salam dari sesama Muslim wajib membalasnya dengan ucapan yang setara atau bahkan lebih baik. Kewajiban ini berlaku universal tanpa memandang status sosial, usia, atau kedudukan seseorang.
Menurut An Nakha'i dalam buku Tafsir al-Munir Jilid 3 oleh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, mengucapkan salam adalah sunnah, sedangkan menjawabnya adalah wajib. Pandangan ini juga didukung oleh Ibnu Abbas yang menyatakan bahwa menjawab salam adalah wajib, dan apabila tidak dijawab, maka ruh al-quds (ruh yang suci) akan dicabut dari diri mereka.
Kewajiban menjawab salam ini memiliki hikmah yang mendalam dalam membangun keharmonisan sosial. Dengan membalas salam, seorang Muslim menunjukkan akhlak mulia dan turut mendoakan keselamatan bagi orang yang memberikan salam. Hal ini menciptakan atmosfer persaudaraan dan kedamaian dalam masyarakat Muslim.
Apabila seseorang sengaja tidak menjawab salam tanpa alasan syar'i yang dibenarkan, maka dia telah melakukan dosa. Namun, ada beberapa kondisi tertentu yang membolehkan seseorang tidak menjawab salam, seperti sedang dalam keadaan tidak suci atau sedang melaksanakan ibadah tertentu yang tidak boleh diganggu.
Dalil Al-Quran tentang Kewajiban Menjawab Salam
Al-Quran telah memberikan dalil yang sangat jelas mengenai kewajiban menjawab salam dalam Surah An-Nisa ayat 86. Allah SWT berfirman:
"Dan apabila kamu diberi salam dengan satu salam, maka balaslah dengan yang lebih baik darinya atau balaslah dengan (salam) yang serupa."
Ayat ini menegaskan bahwa setiap Muslim memiliki kewajiban untuk membalas salam yang diterima.
Menurut tafsir Ibnu Katsir yang dikutip dari Tafsir Al-Quran Al-Azim, ayat ini menunjukkan perintah wajib untuk menjawab salam. Kata "fahariyyū" dalam ayat tersebut menggunakan bentuk perintah (fi'l amr) yang menunjukkan kewajiban, bukan hanya anjuran semata. Para ulama sepakat bahwa perintah dalam ayat ini bersifat wajib.
Ayat ini juga memberikan dua pilihan dalam menjawab salam: membalasnya dengan yang lebih baik atau setidaknya dengan yang serupa. Jika seseorang mengucapkan "Assalamu'alaikum," maka kita bisa menjawab "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" sebagai balasan yang lebih baik, atau cukup "Wa'alaikumussalam" sebagai balasan yang serupa.
Keagungan ayat ini terletak pada perintah untuk memberikan balasan yang lebih baik, yang menunjukkan bahwa Islam mengajarkan prinsip kemuliaan dalam berinteraksi. Dengan demikian, menjawab salam bukan hanya kewajiban ritual, tetapi juga sarana untuk meningkatkan kualitas hubungan antarmanusia dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Abu Hurairah juga meriwayatkan hadist yang menegaskan pentingnya menjawab salam. Rasulullah SAW bersabda: "Hak sesama Muslim ada lima: membalas salamnya, menjenguknya ketika ia sakit, mengikuti jenazahnya yang dibawa ke kuburan, memenuhi undangannya dan ber-tasymit ketika ia bersin." Hadist ini menunjukkan bahwa menjawab salam termasuk dalam lima hak fundamental sesama Muslim.
Adab dan Tata Cara Menjawab Salam
Menjawab salam memiliki adab dan tata cara yang telah diajarkan dalam Islam untuk memaksimalkan hikmah dan pahala yang diperoleh.
1. Harus Dijawab Dengan Segera
Pertama, salam harus dijawab dengan segera tanpa menunda-nunda, karena keterlambatan menjawab salam dapat mengurangi kesan positif dan menunjukkan kurangnya penghargaan. Kedua, jawaban salam harus diucapkan dengan suara yang cukup jelas agar dapat didengar oleh orang yang memberi salam.
2. Jawab Dengan Ucapan Lengkap
Disunnahkan menjawab salam dengan ucapan yang lebih lengkap dari salam yang diterima. Jika seseorang mengucapkan "Assalamu'alaikum," sebaiknya dijawab dengan "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Ketika menjawab salam, hendaknya disertai dengan sikap tubuh yang sopan seperti menoleh ke arah pemberi salam atau memberikan senyuman.
Menurut panduan dari Kementerian Agama Republik Indonesia yang dipublikasikan dalam buku panduan akhlak Islami, menjawab salam juga dapat dilakukan dengan isyarat tangan jika dalam kondisi tertentu tidak memungkinkan untuk bersuara. Namun, cara terbaik tetaplah dengan mengucapkan jawaban salam secara verbal.
3. Cara Menjawab
Jika berada dalam kelompok dan ada yang memberi salam, maka cukup satu orang yang menjawab mewakili kelompok tersebut (fardhu kifayah). Namun, jika semua anggota kelompok menjawab salam, hal itu akan mendatangkan pahala yang lebih besar. Keenam, hindari menjawab salam sambil melakukan aktivitas lain yang dapat mengurangi kehormatan terhadap pemberi salam.
Hikmah dan Manfaat Menjawab Salam
1. Aspek Sosial
Menjawab salam memiliki hikmah yang sangat mendalam dalam kehidupan bermasyarakat dan spiritual seorang Muslim. Dari aspek sosial, menjawab salam dapat mempererat tali persaudaraan dan menciptakan atmosfer yang harmonis dalam komunitas. Kebiasaan saling memberi dan menjawab salam menumbuhkan rasa saling menghargai dan peduli antaranggota masyarakat.
2. Aspek Spiritual
Dari segi spiritual, menjawab salam merupakan salah satu bentuk ibadah yang mendatangkan pahala dari Allah SWT. Setiap kali seorang Muslim menjawab salam, dia tidak hanya menjalankan kewajiban agama tetapi juga turut mendoakan keselamatan dan kesejahteraan orang lain. Hal ini mencerminkan nilai-nilai kasih sayang dan kepedulian yang diajarkan Islam.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Islamic Social Sciences Institute di Washington DC, praktik saling memberi dan menjawab salam terbukti dapat mengurangi tingkat konflik sosial dalam komunitas Muslim. Penelitian ini menunjukkan bahwa komunitas yang aktif mempraktikkan adab salam memiliki tingkat kohesi sosial yang lebih tinggi.
Hikmah lainnya adalah pembentukan karakter yang mulia. Dengan membiasakan diri menjawab salam, seorang Muslim melatih dirinya untuk selalu responsif terhadap kebaikan orang lain dan tidak bersikap sombong. Kebiasaan ini akan membentuk kepribadian yang humble dan selalu siap berbuat baik kepada sesama.
Kondisi Khusus dalam Menjawab Salam
Terdapat beberapa kondisi khusus yang perlu dipahami dalam praktik menjawab salam menurut ajaran Islam. Pertama, ketika seseorang sedang dalam keadaan tidak suci (hadats besar), disunnahkan untuk tidak menjawab salam secara verbal tetapi bisa memberikan isyarat dengan tangan. Hal ini untuk menjaga kesucian ucapan salam yang merupakan kalimat thayyibah.
Kedua, bagi orang yang sedang melaksanakan shalat, tidak diperbolehkan menjawab salam karena dapat membatalkan shalat. Namun, setelah selesai shalat, dianjurkan untuk mendatangi orang yang tadi memberi salam dan meminta maaf sambil menjelaskan kondisinya. Ketiga, ketika sedang membaca Al-Quran atau berdzikir, boleh menjawab salam tetapi disunnahkan untuk menyelesaikan bacaan terlebih dahulu jika memungkinkan.
Menurut fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam kondisi darurat atau emergency, kewajiban menjawab salam dapat diabaikan sementara hingga kondisi memungkinkan. Misalnya, ketika sedang menangani pasien dalam kondisi kritis atau sedang mengendarai kendaraan dalam situasi yang membutuhkan konsentrasi penuh.
Keempat, dalam konteks perbedaan gender, Islam mengatur adab tersendiri. Antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, sebaiknya salam dijawab dengan suara yang tidak terlalu keras dan dalam batas-batas kesopanan. Kelima, jika mendapat salam melalui media komunikasi seperti telepon atau pesan, kewajiban menjawab tetap berlaku dan bisa dijawab melalui media yang sama.
FAQ
1. Apakah menjawab salam hukumnya wajib bagi setiap Muslim? Ya, menjawab salam hukumnya wajib berdasarkan dalil Al-Quran dan hadist shahih.
2. Bagaimana jika salam tidak dijawab oleh manusia? Menurut hadist, malaikat yang akan menjawab salam tersebut dan melaknat orang yang tidak mau menjawab.
3. Apakah boleh menjawab salam dengan isyarat tangan saja? Boleh dalam kondisi tertentu seperti sedang tidak suci, namun yang utama adalah menjawab secara verbal.
4. Bagaimana hukum menjawab salam ketika sedang shalat? Tidak diperbolehkan menjawab salam saat shalat karena dapat membatalkan ibadah tersebut.
5. Apakah wajib menjawab salam dari non-Muslim? Menurut hadist Ibnu Jarir, dianjurkan menjawab salam dari siapa pun termasuk non-Muslim.
6. Bagaimana cara menjawab salam yang lebih baik? Dengan menambahkan "warahmatullahi wabarakatuh" pada jawaban "wa'alaikumussalam".
7. Apakah menjawab salam mendapat pahala? Ya, menjawab salam termasuk ibadah yang mendatangkan pahala dari Allah SWT.