Muallaq adalah Ketetapan Allah SWT yang Bisa Diubah, Pahami Makna dan Contohnya dalam Islam

6 days ago 13

Liputan6.com, Jakarta Muallaq adalah salah satu jenis takdir yang memberikan ruang bagi manusia untuk ikut berperan dalam menentukan nasibnya melalui usaha dan doa. Konsep muallaq dalam Islam menunjukkan bahwa Allah SWT telah memberikan kesempatan kepada hambanya untuk mengubah keadaan melalui ikhtiar dan tawakal.

Takdir muallaq berbeda dengan takdir mubram yang sudah mutlak dan tidak dapat diubah oleh manusia.  Pemahaman tentang muallaq adalah kunci untuk menjalani kehidupan dengan seimbang antara berserah diri kepada Allah dan berusaha maksimal.

Melansir dari Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab, konsep takdir muallaq memberikan motivasi kepada manusia untuk terus berikhtiar karena hasil akhir dapat dipengaruhi oleh usaha dan doa yang dilakukan. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (10/9/2025).

Pengertian Muallaq

Muallaq adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab "مُعَلَّق" yang secara harfiah berarti "tergantung" atau "digantung". Dalam konteks takdir, muallaq merujuk pada ketetapan Allah yang masih dapat berubah tergantung pada usaha dan doa yang dilakukan oleh manusia.

Secara etimologi, kata muallaq berakar dari kata "'allaqa" yang memiliki makna menggantungkan sesuatu atau membuat sesuatu dalam keadaan tidak pasti. Pengertian ini sangat relevan dengan konsep takdir yang dapat diubah melalui ikhtiar manusia.

Dalam terjemahan bahasa Indonesia, muallaq adalah takdir yang bersifat kondisional atau bersyarat. Konsep ini memberikan pemahaman bahwa manusia memiliki peran aktif dalam menentukan nasibnya, bukan hanya pasrah tanpa usaha.

Menurut Ensiklopedia Islam yang diterbitkan oleh Ichtiar Baru van Hoeve, muallaq dalam terminologi teologi Islam mengacu pada ketetapan Allah yang pelaksanaannya bergantung pada kondisi dan tindakan tertentu dari manusia. Hal ini menunjukkan keseimbangan antara ketentuan ilahi dan kehendak bebas manusia dalam menjalani kehidupan.

Dasar Hukum Muallaq dalam Al-Quran dan Hadis

Al-Quran memberikan landasan yang jelas tentang konsep muallaq melalui berbagai ayat yang menjelaskan kemungkinan perubahan takdir. Salah satu ayat yang paling sering dirujuk adalah QS. Ar-Ra'd ayat 11 yang menegaskan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada dalam diri mereka.

Ayat tersebut berbunyi: "إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ" yang artinya "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". Ayat ini menjadi dalil utama bahwa muallaq adalah takdir yang dapat dipengaruhi oleh tindakan manusia.

Dalam hadis, Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya usaha dalam menghadapi takdir. Hadis yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi menyebutkan bahwa "Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali kebaikan". Hadis ini menunjukkan bahwa doa dan amal saleh dapat mempengaruhi takdir yang bersifat muallaq.

Menurut Tafsir Ibn Katsir, konsep muallaq dalam Al-Quran menunjukkan hikmah Allah dalam memberikan kesempatan kepada manusia untuk memperbaiki nasibnya melalui taubat, istighfar, dan amal saleh. Hal ini sekaligus menjadi motivasi agar manusia tidak berputus asa dan terus berusaha dalam kebaikan.

Perbedaan Muallaq dengan Takdir Mubram

Muallaq adalah takdir yang dapat berubah, sedangkan takdir mubram adalah takdir yang sudah pasti dan tidak dapat diubah oleh usaha manusia. Perbedaan mendasar ini penting dipahami untuk mengetahui dalam hal apa saja manusia dapat berikhtiar dan dalam hal apa harus berserah diri sepenuhnya.

Takdir mubram meliputi hal-hal seperti kelahiran, kematian, jodoh yang telah ditetapkan Allah, dan rezeki yang sudah ditentukan secara mutlak. Sementara itu, muallaq mencakup aspek-aspek kehidupan yang dapat dipengaruhi oleh usaha, doa, dan perilaku manusia seperti kesehatan, pendidikan, dan pencapaian dalam hidup.

Karakteristik muallaq dapat dilihat dari sifatnya yang kondisional, artinya realisasinya bergantung pada syarat-syarat tertentu yang dipenuhi oleh manusia. Sebaliknya, takdir mubram bersifat absolut dan akan terjadi tanpa memandang usaha atau doa yang dilakukan manusia.

Pemahaman perbedaan ini sangat penting untuk menghindari sikap fatalistik yang berlebihan atau sebaliknya, menganggap segala sesuatu dapat diubah tanpa mempertimbangkan kehendak Allah. Melansir dari Aqidah Islam karya Prof. Dr. Harun Nasution, keseimbangan antara menerima takdir mubram dan berusaha mengubah takdir muallaq merupakan inti dari ajaran Islam tentang takdir.

Contoh-Contoh Takdir Muallaq dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Kemampuan intelektual seseorang mungkin sudah ditetapkan Allah sejak lahir, namun pencapaian akademik dan penguasaan ilmu sangat bergantung pada usaha belajar yang dilakukan. Muallaq adalah konsep yang tepat untuk menjelaskan mengapa dua orang dengan kemampuan dasar yang sama dapat memiliki prestasi yang berbeda berdasarkan dedikasi mereka dalam menuntut ilmu.

2. Kesehatan dan Umur Panjang

Meskipun takdir kematian sudah ditetapkan, aspek kesehatan dan kualitas hidup dapat dipengaruhi oleh gaya hidup yang dipilih. Olahraga teratur, pola makan sehat, dan menghindari kebiasaan buruk dapat memperbaiki kondisi kesehatan yang merupakan bagian dari takdir muallaq.

3. Karier dan Profesi

Kesuksesan dalam karier sangat dipengaruhi oleh usaha, dedikasi, dan doa yang dilakukan. Dua orang dengan latar belakang pendidikan yang sama dapat memiliki pencapaian karier yang berbeda tergantung pada ikhtiar yang mereka lakukan dalam mengembangkan kemampuan dan memanfaatkan peluang.

4. Hubungan Sosial dan Keluarga

Keharmonisan dalam keluarga dan pergaulan sosial dapat diperbaiki melalui usaha komunikasi yang baik, saling pengertian, dan doa. Muallaq adalah takdir yang memungkinkan perbaikan hubungan melalui sikap dan perilaku yang tepat.

5. Kondisi Ekonomi dan Rezeki

Meskipun rezeki dasar sudah ditetapkan Allah, cara memperoleh dan mengembangkan rezeki sangat bergantung pada usaha, keterampilan, dan doa yang dilakukan. Kerja keras dan doa dapat membuka pintu rezeki yang lebih luas.

Cara Mengubah Takdir Muallaq Menurut Islam

Proses mengubah takdir muallaq dalam Islam melibatkan beberapa langkah yang harus dilakukan secara konsisten dan dengan penuh keyakinan. Langkah pertama adalah melakukan introspeksi diri untuk mengenali kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, kemudian menyusun rencana perbaikan yang konkret.

Doa merupakan sarana utama dalam mengubah takdir muallaq karena doa dapat mengubah ketentuan Allah yang bersifat kondisional. Rasulullah SAW bersabda bahwa doa dapat menolak takdir, yang menunjukkan bahwa muallaq adalah jenis takdir yang responsif terhadap permohonan hambanya kepada Allah SWT.

Selain doa, amal saleh dan perilaku terpuji menjadi faktor penting dalam mengubah takdir muallaq. Berbuat baik kepada sesama, bersedekah, membantu orang yang membutuhkan, dan menjalankan perintah Allah dapat membawa berkah yang mengubah nasib seseorang.

Taubat dan istighfar juga memiliki kekuatan besar dalam mengubah takdir buruk menjadi baik. Allah SWT melalui firmanNya dalam QS. Nuh ayat 10-12 menjelaskan bahwa istighfar dapat mendatangkan hujan rahmat, menambah harta dan anak, serta memberikan kebun-kebun dan sungai-sungai.

Menurut Riyadhus Shalihin karya Imam An-Nawawi, kombinasi antara doa, amal saleh, dan istighfar merupakan formula ampuh untuk mengaktifkan perubahan dalam takdir muallaq.

Hikmah dan Manfaat Memahami Konsep Muallaq

Memahami bahwa muallaq adalah takdir yang dapat diubah memberikan dampak psikologis yang sangat positif bagi kehidupan muslim. Konsep ini menghindarkan seseorang dari sikap putus asa ketika menghadapi kesulitan dan sebaliknya mendorong untuk terus berusaha dan berdoa.

Pengetahuan tentang muallaq juga mencegah terjadinya sikap fatalistik yang berlebihan, dimana seseorang menjadi pasif dan tidak mau berusaha dengan alasan "sudah takdir". Pemahaman yang benar tentang muallaq justru mendorong optimisme dan semangat untuk terus memperbaiki diri.

Dari segi spiritual, konsep muallaq memperkuat hubungan antara hamba dan Allah SWT melalui doa dan ketergantungan kepada-Nya. Setiap usaha yang dilakukan disertai dengan harapan dan tawakal kepada Allah, sehingga menciptakan keseimbangan antara ikhtiar dan tawakkal.

Dalam kehidupan bermasyarakat, pemahaman muallaq mendorong terciptanya etos kerja yang tinggi dan semangat untuk terus berkontribusi positif. Melansir dari Psikologi Agama karya Dr. Jalaluddin Rakhmat, keyakinan bahwa usaha dapat mengubah nasib menjadi motivator yang kuat untuk pembangunan karakter dan pencapaian prestasi dalam berbagai bidang kehidupan.

FAQ

1. Apa yang dimaksud dengan muallaq dalam Islam? Muallaq adalah takdir Allah SWT yang dapat berubah atau dipengaruhi oleh usaha, doa, dan amal perbuatan manusia.

2. Apa perbedaan antara takdir muallaq dan mubram? Takdir muallaq dapat diubah melalui ikhtiar manusia, sedangkan takdir mubram sudah pasti dan tidak dapat diubah.

3. Bagaimana cara mengubah takdir muallaq? Takdir muallaq dapat diubah melalui doa, amal saleh, taubat, istighfar, dan usaha yang maksimal disertai tawakal kepada Allah.

4. Apakah semua aspek kehidupan termasuk takdir muallaq? Tidak, hanya sebagian aspek kehidupan yang bersifat muallaq seperti kesehatan, rezeki, dan prestasi, sementara kelahiran dan kematian adalah takdir mubram.

5. Apa dalil Al-Quran tentang takdir muallaq? Dalil utamanya adalah QS. Ar-Ra'd ayat 11 yang menyatakan Allah tidak mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri.

6. Apakah doa dapat mengubah takdir muallaq? Ya, doa merupakan salah satu sarana utama untuk mengubah takdir muallaq sesuai dengan hadis Rasulullah SAW tentang kekuatan doa.

7. Mengapa penting memahami konsep muallaq? Pemahaman muallaq penting untuk menciptakan keseimbangan antara berusaha dan berserah diri, serta menghindari sikap fatalistik yang berlebihan. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |