Liputan6.com, Jakarta Sholat Idul Adha menjadi salah satu ibadah sunnah muakkadah yang dianjurkan bagi setiap muslim. Sebelum mengikuti imam, jamaah perlu menyiapkan hati dengan membaca niat sholat Idul Adha makmum agar ibadah yang dikerjakan sesuai tuntunan.
Pelaksanaan sholat ini memiliki takbir tambahan yang membedakannya dari sholat wajib. Membaca niat sholat Idul Adha makmum sejak awal penting sebagai tanda kesiapan dalam mengikuti setiap gerakan imam dengan khusyuk.
Dengan meluruskan niat, seorang muslim menyempurnakan ibadahnya dan meraih keutamaan hari raya kurban. Membaca niat sholat Idul Adha makmum juga menjadi pengingat bahwa sholat ini dikerjakan bersama-sama untuk mempererat ukhuwah dan meningkatkan ketakwaan.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang penjelasan niat sholat Idul Adha makmum.
Niat Sholat Idul Adha Makmum
Niat sholat Idul Adha bagi makmum menentukan keabsahan ibadah. Lafal niat ini diucapkan dalam hati, mengiringi takbiratul ihram sebagai permulaan sholat. Pemahaman akan lafal Arab, Latin, dan artinya sangat membantu makmum dalam menghadirkan kekhusyukan.
Mengutip buku berjudul Ushul Fikih Metode Ijtihad Hukum Islam (2017) oleh Agus Hermanto dan Rohmi Yuhani’ah, tujuan niat adalah disyariatkannya niat dalam setiap ibadah yaitu untuk membedakan antara ibadah dan perbuatan yang dilakukan biasa (bukan ibadah) dan untuk membedakan antara ibadah yang satu dengan yang lainnya. Waktu niat adalah pada saat melakukan awal dari ibadah yang dilakukan.
Lafal niat sholat Idul Adha untuk makmum adalah:
"أُصَلِّي سُنَّةً لِعِيدِ الْأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُومًا لِلَّهِ تَعَالَى"
Ushallî sunnatan li ‘îdil Adlhâ rak‘ataini mustaqbilal qiblati ma’mûman lillâhi ta‘âlâ".
Artinya: "Aku menyengaja sembahyang sunnah Idul Adha dua rakaat dengan menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala."
Waktu yang tepat untuk melafalkan niat sholat Idul Adha makmum adalah bersamaan dengan takbiratul ihram. Ini berarti, ketika imam mengucapkan "Allahu Akbar" pertama kali untuk memulai sholat, niat tersebut sudah harus terlintas dan mantap di dalam hati makmum. Keselarasan antara niat dan takbiratul ihram menjadi penanda dimulainya sholat yang sah.
Meskipun niat sholat Idul Adha makmum diucapkan dalam hati, melafalkannya secara lisan sebelum takbiratul ihram hukumnya sunnah. Menurut Imam Ar-Ramli, melafalkan niat secara lisan dapat membantu menguatkan hati dan menghindari keraguan atau was-was. Hal ini juga menjadi upaya untuk keluar dari perbedaan pendapat ulama yang mungkin mewajibkan pelafalan niat.
Tata Cara Sholat Idul Adha sebagai Makmum
Mengutip buku berjudul Hidup Tenang dan Dikejar-kejar Rezeki (2017) oleh Zainal Abidin, keutamaan hari kesepuluh bulan Dzulhijjah yaitu Idul Adha yang disebut juga yaumun nahr.
Dalil yang menunjukkan keutamaan dan keagungan hari Idul Adha ialah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Qurth RA dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda, "Hari teragung di sisi Allah adalah hari Idul Adha (Yaumun Nahr), kemudian hari setelahnya." (HR. Abu Dawud).
Mengutip kajian yang dipublikasikan di Madinah : Jurnal Studi Islam Volume 10, Nomor 2, Desember 2023, dalam ketentuan shalat berjamaah, imam tidaklah wajib berniat menjadi imam tapi hukumnya sunah. Sedangkan makmum, wajib berniat menjadi makmum.
Jika tidak demikian, maka shalat berjamaahnya tidak sah. Seandainya dalam berjamaah ada jamaah laki-laki dan jamaah perempuan, di belakang imam harus jamaah laki-laki terlebih dahulu sementara jamaah perempuan berada dibelakangnya. Tidak diperbolehkan laki-laki berjamaah kepada perempuan.
Berikut ini tata cara sholat Idul Adha sebagai makmum:
1. Niat Sholat Idul Adha Makmum
- Niat dilakukan di dalam hati, cukup dengan menghadirkan keyakinan bahwa sholat yang dikerjakan adalah sholat Idul Adha sebagai makmum mengikuti imam.
2. Takbiratul Ihram
- Setelah imam bertakbiratul ihram, makmum mengikutinya dengan takbiratul ihram sambil mengangkat tangan.
3. Rakaat Pertama
- Setelah takbiratul ihram, dilakukan 7 kali takbir tambahan.
- Di antara setiap takbir, disunnahkan membaca doa tasbih seperti: “Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallahu wallahu akbar.”
4. Rakaat Kedua
- Pada rakaat kedua, dilakukan 5 kali takbir tambahan.
- Sama seperti rakaat pertama, di sela-sela takbir dianjurkan membaca doa tasbih.
- Setelah itu, imam membaca surat Al-Fatihah dan dilanjutkan dengan surat pendek, makmum cukup mendengarkan dengan tenang.
5. Melanjutkan Sholat
- Setelah takbir tambahan, sholat dilanjutkan seperti sholat pada umumnya: rukuk, i’tidal, sujud dua kali, duduk di antara dua sujud, hingga tasyahud akhir dan salam.
6. Adab Makmum
- Makmum harus selalu mengikuti gerakan imam dengan khusyuk.
- Tidak boleh mendahului imam, dan tidak boleh tertinggal jauh dalam setiap gerakan.
Sumber:
- Buku berjudul Ushul Fikih Metode Ijtihad Hukum Islam (2017) oleh Agus Hermanto dan Rohmi Yuhani’ah
- Buku berjudul Hidup Tenang dan Dikejar-kejar Rezeki (2017) oleh Zainal Abidin
- Kajian berjudul Penerapan Teori Belajar Kontekstual Perspektif John Dewey pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dipublikasikan di Madinah : Jurnal Studi Islam Volume 10, Nomor 2, Desember 2023
Q & A Seputar Topik
Apa niat sholat Idul Adha bagi makmum?
Niat sholat Idul Adha bagi makmum adalah mengucapkan dalam hati bahwa ia berniat mengikuti imam melaksanakan sholat Idul Adha dua rakaat karena Allah SWT.
Bagaimana lafaz niat sholat Idul Adha makmum dalam bahasa Arab?
Lafaz niat sholat Idul Adha makmum adalah: "Ushalli sunnatal 'idil adha rak‘ataini ma’muuman lillaahi ta‘aala."
Apakah niat sholat Idul Adha makmum harus diucapkan dengan lisan?
Tidak wajib diucapkan dengan lisan. Cukup dalam hati sudah sah, namun melafazkannya dianjurkan untuk membantu menghadirkan niat.
Kapan makmum membaca niat sholat Idul Adha?
Makmum membaca niat sebelum takbiratul ihram, bersamaan dengan tekad hati untuk mengikuti imam dalam sholat Idul Adha.
Apakah ada perbedaan niat sholat Idul Adha antara imam dan makmum?
Ya, ada sedikit perbedaan. Imam berniat sebagai pemimpin sholat, sedangkan makmum menambahkan kata ma’muuman yang berarti bermakmum atau mengikuti imam.