Niat Sholat Sendiri dan Berjamaah: Lengkap Lafal Arab, Latin, dan Arti

2 months ago 26

Liputan6.com, Jakarta - Setiap Muslim wajib memahami lafal niat sholat sendiri dan berjamaah beserta artinya untuk menjamin keabsahan ibadah yang dilakukan. Tanpa niat yang benar, sholat tidak akan diterima di sisi Allah SWT.

Dalam ajaran Islam, niat sholat sendiri dan berjamaah memiliki lafal yang berbeda, disesuaikan dengan posisi seseorang apakah sebagai imam, makmum, atau melaksanakan sholat sendiri. 

Sholat lima waktu merupakan rukun Islam kedua yang harus dilaksanakan setiap umat Muslim yang sudah memenuhi syarat.

Niat sholat sendiri dan berjamaah menjadi pembeda utama dalam pelaksanaan ibadah tersebut, terutama dalam hal lafal yang diucapkan sebelum takbiratul ihram.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Senin (25/8/2025).

Bacaan Niat Sholat Lima Waktu Sendiri dan Berjamaah

Niat Sholat Subuh

Niat Sholat Subuh Sendiri:

اُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Lafal: Usholli fardhol subhi rok'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an Lillaahi Ta'aalaa.

Niat Sholat Subuh Berjamaah:

اُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً اِمَامًا/مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Lafal: Usholli fardhol subhi rok'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an Imaaman (sebagai imam)/Ma'muuman (sebagai makmum) Lillaahi Ta'aalaa.

Artinya: Saya berniat sholat fardu subuh dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala/sebagai Imam atau sebagai Makmum karena Allah Ta'ala.

Niat Sholat Dzuhur

Niat Sholat Dzuhur Sendiri:

 اُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Lafal: Usholli fardhol dzuhri arba'a roka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an Lillaahi Ta'aalaa.

Niat Sholat Dzuhur Berjamaah:

اُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً اِمَامًا/مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Lafal: Usholli fardhol dzuhri arba'a roka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an Imaaman (sebagai imam)/Ma'muuman (sebagai makmum) Lillaahi Ta'aalaa.

Artinya: Saya berniat sholat fardu dzuhur empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala/sebagai Imam atau sebagai Makmum karena Allah Ta'ala.

Niat Sholat Ashar

Niat Sholat Ashar Sendiri:

اُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Lafal: Usholli fardhol ashri arba'a roka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an Lillaahi Ta'ala.

Niat Sholat Ashar Berjamaah:

اُصَلِّى فَرْضَ الْعَصْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً اِمَامًا/مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Lafal: Usholli fardhol ashri arba'a roka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an Imaaman (sebagai imam)/Ma'muuman (sebagai makmum) Lillaahi Ta'ala.

Artinya: Saya berniat sholat fardu ashar empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala/sebagai Imam atau sebagai Makmum karena Allah Ta'ala.

Niat Sholat Maghrib

Niat Sholat Maghrib Sendiri:

اُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Lafal: Usholli fardhol magribi tsalasa roka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an Lillaahi Ta'ala.

Niat Sholat Maghrib Berjamaah:

اُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً اِمَامًا/مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Lafal: Usholli fardhol magribi tsalasa roka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an Imaaman (sebagai imam)/Ma'muuman (sebagai makmum) Lillaahi Ta'ala.

Artinya: Saya berniat sholat fardu maghrib tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala/sebagai Imam atau sebagai Makmum karena Allah Ta'ala.

Niat Sholat Isya

Niat Sholat Isya Sendiri:

اُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Lafal: Usholli fardhol 'Isya-i arba'a roka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an Lillaahi Ta'aalaa.

Niat Sholat Isya Berjamaah:

اُصَلِّى فَرْضَ الْعِشَاءِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً اِمَامًا/مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Lafal: Usholli fardhol 'Isya-i arba'a roka'aatin mustaqbilal qiblati adaa-an Imaaman (sebagai imam)/Ma'muuman (sebagai makmum) Lillaahi Ta'aalaa.

Artinya: Saya berniat sholat fardu isya empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala/sebagai Imam atau sebagai Makmum karena Allah Ta'ala.

Perbedaan Niat Sholat Sendiri dan Berjamaah

Perbedaan utama antara niat sholat sendiri dan berjamaah terletak pada penambahan kata "imaaman" (sebagai imam) atau "ma'muuman" (sebagai makmum) dalam lafal niat sholat berjamaah. Dalam sholat sendiri, lafal niat cukup sampai "adaa-an lillaahi ta'aalaa" tanpa menyebutkan posisi sebagai imam atau makmum.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Tadris Volume 13 No. 2 Tahun 2019 oleh Rinwanto dari STIT Makhdum Ibrahim Tuban, niat dalam beribadah berfungsi untuk membedakan antara satu ibadah dengan yang lain agar tidak terjadi kerancuan.

Hal ini sangat penting dalam sholat berjamaah di mana terdapat peran yang berbeda antara imam dan makmum.

Setiap Muslim yang melaksanakan sholat berjamaah harus memahami posisinya dengan jelas dalam niat. Jika menjadi imam, harus meniatkan sebagai imam; jika menjadi makmum, harus meniatkan sebagai makmum. Kesalahan dalam niat dapat mempengaruhi keabsahan sholat yang dilakukan.

Hikmah dan Tujuan Perbedaan Niat

Perbedaan lafal niat antara sholat sendiri dan berjamaah memiliki hikmah yang mendalam dalam ajaran Islam.

  • Pertama, hal ini menunjukkan kesadaran penuh seseorang tentang posisi dan perannya dalam ibadah.
  • Kedua, perbedaan ini mengajarkan tentang pentingnya ketertiban dan kedisiplinan dalam beribadah secara komunal.

Sholat berjamaah memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan sholat sendiri. Rasulullah SAW bersabda bahwa pahala sholat berjamaah 27 derajat lebih tinggi dibandingkan sholat sendiri. Oleh karena itu, niat yang tepat dalam sholat berjamaah menjadi sangat penting untuk memperoleh keutamaan tersebut.

Dalam kehidupan modern, pemahaman tentang perbedaan niat ini juga membantu Muslim dalam beradaptasi dengan berbagai situasi ibadah, baik saat berada di masjid, rumah, atau tempat kerja. Fleksibilitas ini memungkinkan Muslim untuk tetap menjalankan kewajiban sholat lima waktu dalam kondisi apapun.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Berniat

Waktu berniat dalam sholat adalah sebelum takbiratul ihram atau bersamaan dengan takbiratul ihram. Para ulama sepakat bahwa niat harus dilakukan sebelum memulai sholat, namun berbeda pendapat mengenai apakah niat harus diucapkan dengan lisan atau cukup dalam hati.

Mazhab Syafi'i menyarankan untuk mengucapkan niat dengan lisan, sedangkan mazhab lain menganggap niat dalam hati sudah cukup.

Berdasarkan penelitian Ali Misran Pulungan tentang kedudukan niat dalam ibadah shalat, Mazhab Hanafi menganggap niat sebagai syarat yang harus ada sebelum sholat terlaksana, sementara Mazhab Syafi'i menganggapnya sebagai rukun yang tidak dapat dipisahkan dari sholat itu sendiri. Perbedaan pendapat ini tidak mempengaruhi esensi pentingnya niat dalam sholat.

Terpenting dalam berniat adalah kesadaran dan kesengajaan hati untuk melaksanakan ibadah sholat kepada Allah SWT. Niat yang tulus dan benar akan menjadi fondasi yang kuat bagi diterimanya ibadah sholat, baik yang dilakukan sendiri maupun berjamaah.

Tata Cara Berniat yang Benar

Tata cara berniat yang benar dimulai dengan menghadap kiblat, kemudian memusatkan pikiran dan hati kepada Allah SWT. Selanjutnya, ucapkan atau niatkan dalam hati lafal niat sesuai dengan sholat yang akan dikerjakan. Pastikan niat dilakukan dengan penuh kesadaran dan tidak tergesa-gesa.

Dalam konteks sholat berjamaah, penting untuk memastikan posisi sebagai imam atau makmum sebelum berniat. Jika seseorang terlambat datang dan bergabung dengan jamaah yang sedang sholat, ia harus meniatkan sebagai makmum dan mengikuti gerakan imam yang sedang berlangsung.

Setelah berniat, langsung lanjutkan dengan takbiratul ihram tanpa diselingi aktivitas lain yang dapat membatalkan niat. Konsentrasi dan fokus harus tetap terjaga sepanjang pelaksanaan sholat untuk memperoleh hasil ibadah yang maksimal.

Daftar Sumber

  • Ali Misran Pulungan. "Kedudukan Niat dalam Ibadah Shalat (Kajian Terhadap Penalaran Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi'i)". Skripsi. Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, 2024.
  • Antaranews.com. 
  • Rinwanto dan Shofiyullahul Kahfi. "Memahami Konsep Niat dalam Beribadah Hingga Istitha'ah Haji dalam Studi Fiqh". Tadris, Volume 13 No. 2, 2019.
  • Al-Imam Asy-Syafi'i. Al-Umm. Beirut: Dar Ibnu Hazm, 1997.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apakah niat sholat harus diucapkan dengan lisan atau cukup dalam hati?

Niat sholat pada dasarnya cukup dilakukan dalam hati karena niat adalah perbuatan hati. Namun, mengucapkannya dengan lisan disunahkan untuk membantu konsentrasi dan memastikan kejelasan niat. Para ulama sepakat bahwa niat dalam hati sudah memenuhi syarat keabsahan sholat, sedangkan pengucapan dengan lisan adalah tambahan yang baik untuk memperkuat niat tersebut.

2. Apa perbedaan utama antara niat sholat sendiri dan berjamaah?

Perbedaan utama terletak pada penambahan kata "imaaman" (sebagai imam) atau "ma'muuman" (sebagai makmum) dalam lafal niat sholat berjamaah. Niat sholat sendiri cukup diakhiri dengan "adaa-an lillaahi ta'aalaa", sedangkan niat sholat berjamaah harus menyebutkan posisi sebagai imam atau makmum sesuai dengan peran masing-masing dalam jamaah.

3. Bagaimana jika seseorang salah dalam mengucapkan niat sholat?

Jika kesalahan terjadi pada lafal yang tidak mengubah makna inti niat (seperti kesalahan pengucapan yang tidak merubah arti), maka sholat tetap sah. Namun, jika kesalahan menyangkut hal-hal pokok seperti salah menyebutkan jumlah rakaat atau jenis sholat, maka disarankan untuk mengulangi niat dengan benar.

4. Kapan waktu yang tepat untuk berniat dalam sholat?

Waktu berniat adalah sebelum takbiratul ihram atau bersamaan dengan takbiratul ihram. Niat tidak boleh dilakukan setelah takbiratul ihram karena akan mempengaruhi keabsahan sholat. Para ulama menyarankan untuk berniat sesaat sebelum mengangkat tangan untuk takbiratul ihram agar niat dan permulaan sholat terhubung dengan baik.

5. Apakah boleh bergabung dengan jamaah tanpa mengetahui sedang sholat apa?

Sebaiknya seseorang mengetahui terlebih dahulu jenis sholat yang sedang dilaksanakan jamaah sebelum bergabung. Jika tidak memungkinkan untuk mengetahuinya, dapat meniatkan mengikuti imam dalam sholat yang sedang berlangsung. Setelah sholat selesai, sebaiknya bertanya kepada jamaah untuk memastikan jenis sholat yang telah dilakukan dan jika perlu mengulangi sholat dengan niat yang benar.

6. Bagaimana niat jika terlambat bergabung dengan jamaah?

Jika terlambat bergabung dengan jamaah, tetap harus meniatkan sebagai makmum dan menyesuaikan dengan sholat yang sedang berlangsung. Setelah imam salam, makmum yang terlambat harus menyempurnakan sisa rakaat yang belum dikerjakan dengan niat yang sama. Penting untuk tetap mengikuti urutan gerakan sholat yang benar meskipun bergabung di tengah jamaah.

7. Apakah niat sholat berbeda antara sholat yang dikerjakan tepat waktu (ada') dan sholat qadha (mengganti yang terlewat)?

Ya, ada perbedaan dalam niat antara sholat ada' dan qadha. Untuk sholat ada' menggunakan kata "adaa-an" yang artinya "tepat waktu", sedangkan untuk sholat qadha menggunakan kata "qadha-an" yang artinya "mengganti". Misalnya, jika mengganti sholat Dzuhur yang terlewat, niatnya menjadi "qadha-an" bukan "adaa-an". Perbedaan ini penting untuk menunjukkan kesadaran tentang status sholat yang sedang dikerjakan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |