Liputan6.com, Jakarta - Dalam menjalani kehidupan, setiap individu dihadapkan pada berbagai tantangan dan harapan. Untuk mencapai tujuan dan meraih keberkahan, Islam mengajarkan empat pilar utama yang saling berkaitan: pengertian doa, usaha, ikhtiar, dan tawakal.
Pentingnya memahami keempat pilar ini terletak pada keseimbangan antara upaya manusia dan penyerahan diri kepada Sang Pencipta. Mengaplikasikan pengertian doa, usaha, ikhtiar, dan tawakal secara benar, seorang Muslim diharapkan dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan penuh keyakinan.
Seperti yang disampaikan an-nur.ac.id, Islam mengajarkan umatnya untuk tidak hanya pasrah, tetapi juga berusaha maksimal, berdoa dengan keyakinan, serta bertawakal dan istiqamah kepada Allah SWT.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (3/8/2025).
Pengertian Doa
Doa merupakan inti dari ibadah dalam Islam, sebuah bentuk pengakuan akan ketidakmampuan manusia dan ketergantungan penuh kepada Allah SWT. Dalam bahasa Arab, doa berasal dari kata "da’a," yang berarti memanggil atau meminta sesuatu yang baik dari Allah, baik itu keselamatan, rezeki yang halal, atau keteguhan iman.
Doa adalah sarana komunikasi langsung antara hamba dengan Tuhannya, yang menunjukkan kerendahan hati dan kebutuhan manusia akan pertolongan ilahi. Dalam banyak hadis, doa disebut sebagai senjata orang beriman, yang menunjukkan betapa pentingnya meminta pertolongan Allah dalam setiap langkah hidup.
Tidak hanya ketika dalam kesulitan, tetapi juga dalam keadaan senang dan lapang, doa adalah kewajiban yang tidak terbatas pada waktu-waktu tertentu. Sebagai umat Islam, doa adalah sarana yang mendekatkan kita kepada Allah, mengingatkan kita akan kelemahan diri, dan membantu kita tetap berada di jalan yang benar.
Tadharru’ (merendahkan diri) dalam berdoa adalah sikap yang sangat dianjurkan, menunjukkan keteguhan hati dan pengakuan akan kebesaran Allah. Doa menjadi penghubung antara upaya manusia dan takdir Allah, dengan harapan apa yang telah diusahakan dapat menghasilkan hasil yang terbaik.
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa doa adalah ibadah yang paling utama, dan barang siapa yang berdoa dengan keyakinan penuh, maka Allah akan mengabulkannya dalam bentuk yang terbaik bagi hambanya.
Pengertian Usaha (Ikhtiar)
Usaha, atau yang dalam Islam dikenal dengan ikhtiar, adalah bagian fundamental dalam meraih tujuan hidup. Kata ikhtiar berasal dari bahasa Arab, yakni 'ikhtaara' yang artinya memilih, dan dalam bentuk kata kerja berarti melakukan upaya atau usaha untuk memilih hal yang baik.
Menukil buku Hakikat Ilmu Tasawuf karya H. Abd. Rahman, ikhtiar mencerminkan komitmen untuk berusaha dengan sungguh-sungguh dalam setiap aspek kehidupan, baik itu dalam bidang ilmu, pekerjaan, maupun kehidupan sehari-hari.
Menurut istilah, ikhtiar adalah upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik secara materiil maupun spiritual, termasuk kesehatan dan masa depannya. Ikhtiar dilakukan untuk mencapai yang terbaik demi keselamatan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Melansir sulut.kemenag.go.id, dalam setiap ikhtiar yang kita lakukan, sangat penting untuk mengikuti kaidah-kaidah yang sesuai dengan ajaran Islam, baik dalam hal etika maupun metode yang digunakan.
Ikhtiar bukan hanya sebuah usaha atau semata-mata upaya untuk menyelesaikan persoalan yang tengah membelit, melainkan sebuah konsep yang mengatur cara berpikir dan mengatasi permasalahan dalam Islam.
Dalam ikhtiar terkandung pesan takwa, yakni bagaimana seseorang menuntaskan masalah dengan mempertimbangkan apa yang baik menurut Islam, kemudian memilihnya tanpa memedulikan konsekuensinya, bahkan jika itu tidak populer atau terasa berat. Ini menunjukkan bahwa ikhtiar adalah tindakan yang didasari oleh kesadaran akan adanya kekuatan lebih tinggi, yaitu Allah SWT.
Pengertian Tawakal
Tawakal adalah menyerahkan sepenuh hati kepada Allah setelah kita melakukan usaha maksimal. Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan penyerahan diri setelah berusaha sekuat tenaga. Secara harfiah, tawakal berasal dari kata wakala yang artinya menyerahkan, mempercayakan atau mewakilkan urusan kepada orang lain.
Mengutip buku Dahsyatnya Sabar, Syukur, Ikhlas, dan Tawakal yang ditulis Abdul Syukur al-Aziz, dalam konteks Islam, tawakal berarti menempatkan kepercayaan penuh kepada Allah setelah kita berusaha.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa tawakal adalah "Keteguhan hati dalam menyerahkan diri kepada Allah setelah berikhtiar dengan sebaik-baiknya." Ini menunjukkan bahwa tawakal mencakup tiga unsur utama: ikhtiar (usaha maksimal), tawajjuh (menghadap kepada Allah), dan ridha (menerima hasil akhir). Tawakal merupakan puncak keimanan dan bentuk penghambaan tertinggi kepada Allah SWT, di mana seorang hamba yakin sepenuhnya kepada kuasa dan kehendak-Nya.
Secara istilah, tawakal memiliki arti suatu sikap bersandar atau menyerahkan segala urusan yang telah diusahakan secara total hanya kepada Allah SWT untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudaratan baik itu menyangkut urusan dunia maupun akhirat.
Abdul Aziz Ajhari dalam buku Jalan Menggapai Ridho Ilahi menjelaskan, tawakal kepada Allah SWT sama dengan menjadikan-Nya sebagai wakil dalam mengurusi segala urusan dan mengandalkan-Nya dalam menyelesaikan segala urusan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Muzammil ayat 9.
Dalil tentang Tawakal
Konsep tawakal sangat ditekankan dalam Al-Qur'an dan Hadits, menunjukkan pentingnya penyerahan diri kepada Allah setelah berikhtiar. Beberapa dalil yang menguatkan perintah untuk bertawakal antara lain:
- Surat Ali Imran ayat 159: Artinya: "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."
- Surat At-Talaq ayat 3: Artinya: "Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."
- Surat Al-Anfal ayat 2: Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal."
- Hadits Riwayat Tirmidzi: Dari Umar bin Khattab RA, Rasulullah SAW bersabda, "Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya Allah akan memberi rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung: pergi pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore dalam keadaan kenyang."
- Hadits Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi (Doa Keluar Rumah): "Bismillahi tawakkaltu 'alallah, laa haula wa laa quwwata illa billah." Artinya: "Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah."
Contoh Penerapan Tawakal dalam Kehidupan Sehari-hari
Tawakal adalah konsep yang sangat praktis dan dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, bukan hanya dalam ibadah ritual. Penerapan tawakal yang benar melibatkan usaha maksimal diikuti dengan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Ini menunjukkan bahwa tawakal bukanlah sikap pasif, melainkan sikap aktif yang didasari oleh keyakinan.
- Dalam Pekerjaan: Seorang pedagang yang berjualan setiap hari, mempromosikan barangnya dengan jujur dan tekun, lalu menyerahkan hasil penjualannya kepada Allah SWT adalah bentuk tawakal yang benar. Ia tidak hanya duduk di rumah menunggu rezeki, tetapi berusaha dengan aktif sambil terus berdoa.
- Dalam Pendidikan: Seorang pelajar yang belajar giat, mengulang pelajaran, mengikuti ujian dengan serius, lalu menerima hasil ujiannya dengan lapang dada, itulah tawakal yang nyata.
- Dalam Pernikahan: Seseorang yang telah berikhtiar mencari pasangan hidup melalui cara-cara yang syar'i, istikharah, dan menempuh proses ta'aruf dengan benar, lalu menyerahkan jodohnya kepada Allah SWT.
- Dalam Kesehatan: Seseorang yang sakit, kemudian berobat, menjaga pola makan, mengikuti saran dokter, dan tetap berdoa kepada Allah SWT agar disembuhkan, telah menunjukkan tawakal yang sejati.
Ini semua menegaskan bahwa tawakal adalah kombinasi antara ikhtiar dan penyerahan diri.
Manfaat Berserah Diri kepada Allah (Tawakal)
Berserah diri kepada Allah SWT melalui tawakal membawa banyak manfaat spiritual dan psikologis bagi seorang hamba. Seorang hamba bisa saja merasa cemas, khawatir, atau takut akan apa yang terjadi di masa depan, namun hendaknya ia selalu bertawakal dan bergantung kepada Allah SWT agar merasa tenang.
Tawakal mencakup memohon pertolongan dalam mencapai manfaat dan menolak bahaya yang mungkin saja seorang hamba itu dapatkan.
Beberapa manfaat utama yang didapat ketika seorang hamba bertawakal kepada-Nya meliputi:
- Tidak mudah putus asa jika gagal dalam melakukan sesuatu hal.
- Mendapatkan hati yang tenang selama menjalani kehidupan.
- Terhindar dari rasa sedih yang berkepanjangan.
- Jika berhasil dalam usaha tidak bergembira yang berlebihan.
- Terhindar dari sifat takabur atau sombong.
Dalil Ikhtiar
Anjuran untuk ikhtiar disebutkan secara jelas dalam Al-Qur'an, menegaskan bahwa usaha adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan seorang Muslim. Ikhtiar mengajarkan bahwa rahmat Allah SWT pasti akan datang setelah berusaha, sebab Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berusaha dan melarang untuk putus asa. Ini adalah prinsip dasar yang menyeimbangkan antara upaya manusia dan keyakinan akan pertolongan ilahi.
Sebagaimana perintah Nabi Yakub AS kepada anak-anaknya untuk terus berikhtiar dalam mencari berita tentang Nabi Yusuf AS dan adiknya, Bunyamin. Hal tersebut diabadikan dalam Al-Qur'an surah Yusuf ayat 87. Ayat ini berisi tentang larangan untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT, di mana lafaz tahassus digunakan untuk mencari berita kebaikan, sedangkan tajassus untuk mencari berita keburukan.
Selanjutnya, Allah SWT berfirman dalam surah Ar-Ra'd ayat 11: "Sesungguhnya Allah SWT tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."
Ulama tafsir Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menjelaskan bahwa Allah-lah yang benar-benar memelihara manusia, dan Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu bangsa dari kesulitan ke kebahagiaan, atau dari kekuatan menjadi kelemahan, kecuali jika mereka sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka sesuai dengan situasi yang akan mereka hadapi.
Kedua ayat di atas menjelaskan bahwa manusia sebagai hamba Allah SWT diperintahkan untuk berusaha, bukan untuk berleha-leha. Rahmat Allah SWT turun kepada hamba-Nya melalui usaha yang dilakukan, menegaskan bahwa ikhtiar adalah prasyarat untuk mendapatkan pertolongan dan keberkahan dari-Nya.
Manfaat Ikhtiar
Ikhtiar, sebagai usaha maksimal yang keluar dari seorang hamba, mendatangkan berbagai manfaat yang signifikan dalam kehidupan. Semakin besar usaha yang dilakukan, semakin besar pula potensi manfaat yang akan diperoleh. Manfaat-manfaat ini tidak hanya bersifat duniawi, tetapi juga spiritual, memperkuat hubungan seorang Muslim dengan Tuhannya.
Menurut buku 17 Tuntunan Hidup Muslim oleh Wahyono Hadi Parmono dan Ismuandar, ikhtiar memiliki beberapa manfaat penting:
- Ikhtiar adalah bagian dari usaha memilih takdir Allah SWT.
- Ikhtiar adalah bagian dari usaha untuk hidup lebih baik.
- Ikhtiar adalah bentuk syukur untuk memaksimalkan potensi dan kemampuan.
- Ikhtiar adalah pengakuan akan kelemahan makhluk.
- Ikhtiar adalah bagian dari tawakal kepada Allah SWT.
Manfaat-manfaat ini menunjukkan bahwa ikhtiar adalah sebuah proses yang holistik, mencakup dimensi fisik, mental, dan spiritual. Dengan berikhtiar, seorang Muslim tidak hanya berusaha mencapai tujuan duniawi, tetapi juga memperkuat imannya dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Daftar Sumber
- Dahsyatnya Sabar, Syukur, Ikhlas, dan Tawakal | Abdul Syukur al-Aziz
- Ihya Ulumuddin | Imam Al-Ghazali
- Jalan Menggapai Ridho Ilahi | Abdul Aziz Ajhari
- Hakikat Ilmu Tasawuf | H. Abd. Rahman
- Tafsir Al-Mishbah | Quraish Shihab
- 17 Tuntunan Hidup Muslim | Wahyono Hadi Parmono dan Ismuandar
- an-nur.ac.id
- sulut.kemenag.go.id
FAQ
Apa perbedaan antara usaha dan ikhtiar?
Usaha dan ikhtiar sering digunakan secara bergantian, namun ikhtiar adalah usaha sungguh-sungguh memilih hal baik sesuai syariat Islam.
Mengapa doa disebut sebagai senjata orang beriman?
Doa adalah sarana komunikasi langsung dengan Allah, tempat hamba memohon pertolongan dan kekuatan, yang dapat mengubah takdir.
Apakah tawakal berarti tidak perlu berusaha?
Tidak, tawakal adalah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT setelah melakukan usaha atau ikhtiar maksimal.
Bagaimana hubungan antara ikhtiar dan tawakal?
Ikhtiar adalah upaya maksimal manusia, sedangkan tawakal adalah penyerahan hasil dari upaya tersebut kepada Allah SWT.
Apa manfaat utama dari menerapkan tawakal dalam hidup?
Manfaat utama tawakal adalah ketenangan hati, terhindar dari kecemasan, tidak mudah putus asa, dan terhindar dari sifat sombong.
Kapan waktu yang tepat untuk berdoa?
Doa dapat dilakukan kapan saja dan dalam kondisi apa pun, baik saat senang maupun susah, sebagai bentuk komunikasi dengan Allah.
Apakah ikhtiar hanya berlaku untuk urusan duniawi?
Tidak, ikhtiar mencakup upaya dalam memenuhi kebutuhan spiritual dan mencapai keselamatan di akhirat, bukan hanya duniawi.