Liputan6.com, Jakarta Setiap Muslim tentu meyakini adanya hari akhir atau kiamat. Salah satu tahapan penting di hari kiamat adalah Yaumul Hisab. Yaumul Hisab adalah hari ketika seluruh amal perbuatan manusia selama hidup di dunia akan dihitung dan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Pada hari tersebut, tidak ada satu pun perbuatan yang terlewat dari perhitungan, bahkan amal sekecil apapun. Baik amal kebaikan maupun keburukan akan ditimbang dengan seadil-adilnya. Manusia tidak dapat mengelak atau berdusta karena seluruh anggota tubuhnya akan menjadi saksi atas segala perbuatannya.
Yaumul Hisab menjadi bagian integral dari keimanan terhadap hari akhir. Proses perhitungan ini akan berbeda tingkat kesulitannya bagi setiap individu, tergantung pada amal perbuatan mereka selama hidup. Ada yang dihisab dengan mudah, ada pula yang dihisab dengan sangat sulit, bahkan ada yang tidak dihisab sama sekali.
Berikut Liputan6.com ulas lengkap tentang yaumul hisab dan penjelasannya dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (11/7/2025).
Puasa rajab berapa hari kerap menjadi pertanyaan umat Muslim. Rajab merupakan bulan mulia dalam kalender hijriyah. Pada bulan ini, peristiwa besar bersejarah dalam Islam yaitu Isra Miraj terjadi. Rajab adalah satu dari 4 bulan haram yang dimuliakan A...
Memahami Lebih Dalam Pengertian Yaumul Hisab
Yaumul Hisab berasal dari bahasa Arab, terdiri dari kata 'yaum' yang berarti hari, dan 'hisab' yang berarti perhitungan. Secara etimologis, hisab bermakna perhitungan atau penilaian atas sesuatu. Dalam konteks keislaman, istilah ini merujuk pada hari perhitungan amal manusia di akhirat.
Penjelasan tentang Yaumul Hisab juga terdapat dalam buku “Akhirat: Kehidupan Setelah Mati Menurut Islam” karya Prof. Dr. Quraish Shihab. Beliau menegaskan bahwa hisab adalah bentuk keadilan ilahi, di mana manusia tidak akan dizalimi sedikit pun. Segala sesuatu, termasuk amal terkecil, akan dicatat dan diperhitungkan.
Dalam buku tersebut, Quraish Shihab mengutip QS. Al-Kahfi ayat 49: “Kitab (catatan amal) itu diletakkan, lalu kamu akan melihat orang-orang yang berdosa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya...” Ayat ini menggambarkan bagaimana hisab adalah momen yang sangat menentukan dalam kehidupan akhirat manusia.
Dalam Tafsir Al-Misbah, Quraish Shihab juga menjelaskan bahwa hisab memiliki dua sisi: pertama, sebagai bentuk informasi tentang apa yang telah manusia lakukan, dan kedua, sebagai proses penetapan nasib mereka di akhirat. Menurutnya, Yaumul Hisab menunjukkan betapa detilnya pengawasan Allah terhadap kehidupan manusia.
Menurut buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (Kemenag), Yaumul Hisab adalah:
- Hari perhitungan amal baik maupun buruk manusia,
- Tidak ada amal sekecil zarrah yang luput,
- Semua anggota badan menjadi saksi,
- Proses ini menentukan ringan atau berat hisab seseorang
Peristiwa yang Terjadi di Hari Pembalasan
Hari pembalasan akan menjadi hari yang dahsyat. Berikut beberapa peristiwa penting yang terjadi di hari pembalasan:
- Tiupan Sangkakala: Malaikat Israfil akan meniup sangkakala sebagai tanda dimulainya hari kiamat. Tiupan pertama mematikan seluruh makhluk, tiupan kedua membangkitkan mereka dari kubur.
- Kebangkitan dan Berkumpul di Padang Mahsyar: Manusia dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Mahsyar dalam keadaan telanjang, tanpa alas kaki, dan ketakutan.
- Penampakan Kitab Amal dan Hisab: Setiap orang menerima kitab catatan amal perbuatannya selama di dunia. Proses hisab (perhitungan amal) berlangsung sangat rinci.
Selanjutnya, amal manusia ditimbang dengan mizan atau timbangan keadilan. Mizan bukan sekadar timbangan biasa, tetapi alat yang bisa menilai kualitas amal berdasarkan niat dan keikhlasan. Allah menjadi saksi dan hakim dalam proses ini.
Setiap manusia harus melewati jembatan Shirath, yang dibentangkan di atas neraka. Shirath lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Hanya mereka yang beriman dan beramal baik yang mampu melewatinya.
Peristiwa lain yang terjadi adalah syafaat dari Nabi Muhammad SAW. Nabi akan memohon kepada Allah agar umatnya yang berdosa mendapat pengampunan. Syafaat ini diberikan setelah izin dari Allah dan hanya kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya.
Persiapan Menghadapi Yaumul Hisab
Yaumul Hisab adalah hari yang pasti datang. Oleh karena itu, setiap Muslim perlu mempersiapkan diri menghadapinya dengan sebaik mungkin. Berikut beberapa persiapan yang bisa dilakukan:
- Menguatkan Iman dan Ketakwaan: Mengenal Allah dan hari akhir merupakan pondasi utama dalam membentuk kesadaran spiritual yang utuh. Tanpa kesadaran akan adanya hisab, manusia akan cenderung hidup lalai dan mengikuti hawa nafsu.
- Bertaubat dan Memperbanyak Istighfar: Ampunan Allah hanya akan diberikan kepada orang-orang yang selalu memohon ampunan-Nya di dunia. Taubat yang tulus menjadi langkah penting dalam mempersiapkan diri.
- Menjaga Hubungan Sosial dan Menghindari Kedzaliman: Menjaga hak-hak sesama manusia sangat penting. Mengembalikan hak orang lain, meminta maaf, dan memperbaiki hubungan dengan sesama menjadi bagian penting dari persiapan ini.
Amal saleh yang dikerjakan dengan ikhlas akan menjadi cahaya, pembela, dan pemberat timbangan di hari hisab. Oleh karena itu, perbanyak amal seperti shalat tepat waktu, sedekah, menolong sesama, dan membaca Al-Qur’an.
Penting pula bahwa setiap amal dilakukan bukan untuk pujian atau pengakuan manusia, melainkan semata-mata karena Allah. Keikhlasan ini akan menjadi penentu diterima atau tidaknya amal di hari perhitungan.
Menuntut ilmu, khususnya ilmu yang berkaitan dengan iman, amal, dan akhirat juga sangat penting. Ilmu akan memberikan panduan dan motivasi untuk terus memperbaiki diri serta menyadari hakikat kehidupan dunia sebagai tempat ujian.
QnA Seputar Yaumul Hisab
Q: Apakah Yaumul Hisab hanya terjadi dalam satu hari saja di sisi Allah?
A: Dalam perspektif manusia, “Yaumul Hisab” berarti hari perhitungan amal setelah kiamat, tetapi dalam Al-Qur'an (QS. Al-Hajj: 47), satu hari di sisi Allah seperti seribu tahun menurut perhitungan manusia. Artinya, meskipun disebut “hari”, proses hisab berlangsung sesuai kehendak dan ketentuan Allah, tidak terbatas pada satu hari seperti waktu di dunia.
Q: Benarkah setiap anggota tubuh akan bersaksi pada Yaumul Hisab? Bagaimana penjelasannya?
A: Ya, dalam QS. Yasin: 65 disebutkan bahwa pada hari itu mulut manusia dikunci, sementara tangan dan kaki mereka akan bersaksi atas apa yang mereka kerjakan di dunia. Ini menunjukkan keadilan Allah, di mana seluruh tubuh menjadi saksi atas amal baik atau buruk, tidak dapat diingkari oleh lisan yang biasanya pandai berdalih.
Q: Apakah orang-orang beriman akan mengalami hisab yang berbeda dengan orang kafir pada Yaumul Hisab?
A: Ya, menurut hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim, hisab bagi orang beriman akan lebih mudah karena Allah akan menutup aib mereka dan menghisab amalnya dengan penuh kasih sayang, berbeda dengan orang kafir yang akan dipermalukan dengan bukti-bukti atas amal buruk mereka. Orang-orang beriman yang ringan hisabnya akan lebih cepat masuk surga.
Q: Apakah hewan-hewan juga akan dihisab pada Yaumul Hisab?
A: Menurut hadits sahih riwayat Muslim, hewan juga akan dikumpulkan pada hari kiamat untuk mendapatkan keadilan, termasuk qisas antara hewan yang pernah saling menyakiti, kemudian setelah itu mereka akan menjadi tanah. Hal ini menunjukkan keadilan Allah yang sempurna, meskipun setelah itu hanya manusia dan jin yang akan mendapatkan balasan surga atau neraka.
Q: Bagaimana agar hisab kita menjadi mudah pada Yaumul Hisab?
A: Beberapa amalan yang disebutkan dapat memudahkan hisab di akhirat antara lain memperbanyak istighfar, menjaga shalat tepat waktu, menjaga silaturahmi, dan bersedekah. Rasulullah ﷺ juga bersabda, “Barang siapa yang ingin diselamatkan dari kesulitan hari kiamat, maka hendaklah ia memudahkan urusan orang yang kesulitan (di dunia)” (HR. Muslim).