Penjelasan Kiblat Berapa Derajat dan Cara Menentukannya di Indonesia

5 days ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Kiblat merupakan arah yang wajib dihadapi umat Islam saat melaksanakan shalat. Penentuan arah kiblat yang tepat menjadi salah satu syarat sahnya shalat dalam ajaran Islam.

Secara umum, arah kiblat Indonesia menuju Kakbah di Masjidil Haram, Makkah, berada pada kisaran 295,15 derajat dari utara. Namun angka ini dapat bervariasi tergantung lokasi spesifik di setiap daerah.

Melansir dari Jurnal Asy-Syir'ah Ilmu Syari'ah dan Hukum, di Indonesia, arah kiblat berkisar antara 291 hingga 295 derajat dengan perhitungan menggunakan ilmu falak dan koordinat geografis yang akurat.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Rabu (27/8/2025).

Penjelasan Kiblat Berapa Derajat

Kiblat secara etimologi berasal dari bahasa Arab "qiblah" yang berarti arah menghadap. Dalam konteks geografis, kiblat adalah arah yang ditunjukkan oleh lingkaran besar pada permukaan bumi yang menghubungkan titik tempat shalat dengan titik letak Kakbah di Makkah.

Mengutip dari Badan Hisab Rukyat Daerah Istimewa Yogyakarta, penjelasan kiblat berapa derajat untuk wilayah Indonesia secara umum berkisar pada 295,15 derajat. Angka ini dihitung dari titik utara searah jarum jam hingga mencapai arah Kakbah.

Perhitungan derajat kiblat menggunakan rumus segitiga bola yang mempertimbangkan koordinat geografis Kakbah (21°25'21" Lintang Utara dan 39°49'34" Bujur Timur) dan koordinat lokasi yang bersangkutan. Perbedaan 1 derajat dalam arah kiblat dapat menyebabkan pergeseran hingga 126 kilometer di utara atau selatan Makkah.

Berdasarkan data dari website hibar.pgrikabupatenbandung.id, untuk wilayah Indonesia, posisi kiblat untuk menghadap Kakbah di Makkah berada sekitar 295,15 derajat. Angka ini menjadi acuan umum dalam penentuan arah kiblat menggunakan kompas digital maupun aplikasi smartphone.

Variasi Derajat Kiblat di Berbagai Wilayah Indonesia

Penjelasan kiblat berapa derajat tidak dapat digeneralisasi untuk seluruh wilayah Indonesia karena bentuk bumi yang bulat dan posisi geografis yang berbeda-beda. Setiap daerah memiliki koordinat spesifik yang mempengaruhi perhitungan arah kiblat.

Untuk Pulau Sumatra mulai dari Sabang, Aceh hingga Bandar Lampung, arah kiblat berkisar antara 291 hingga 295 derajat. Sementara untuk ibukota provinsi di Pulau Jawa, arah kiblat berada di kisaran 294 dan 295 derajat. Wilayah Indonesia bagian timur seperti Papua memiliki arah kiblat yang lebih condong ke barat dengan derajat yang berbeda.

Melansir dari Jurnal Asy-Syir'ah, penelitian di Kota Gorontalo menunjukkan bahwa arah kiblat ideal berada pada 21°30'13" dari barat ke utara atau setara dengan azimut 291°30'13". Variasi ini membuktikan pentingnya perhitungan spesifik untuk setiap lokasi.

Perbedaan geografis ini mengharuskan setiap daerah melakukan pengukuran khusus untuk mendapatkan arah kiblat yang tepat. Kesalahan dalam penentuan arah dapat berdampak pada keabsahan ibadah shalat yang dilakukan.

Metode Perhitungan Arah Kiblat dengan Ilmu Falak

Perhitungan arah kiblat menggunakan ilmu falak atau astronomi memerlukan pemahaman tentang koordinat geografis dan rumus segitiga bola. Metode ini telah digunakan sejak zaman klasik oleh para ulama dan astronom muslim.

Data yang diperlukan meliputi koordinat Kakbah (φ = 21°25' LU dan λ = 39°50' BT) serta koordinat lokasi yang akan dihitung arah kiblatnya. Rumus yang digunakan adalah: tg K = sin (λt - λm) / [cos φt . tg φm - sin φt . cos (λt - λm)], dimana K adalah sudut arah kiblat.

Mengutip dari situs rukyatulhilal.org, perhitungan ini menghasilkan arah kiblat dalam bentuk azimut yang diukur dari titik utara searah jarum jam. Sebagai contoh, untuk Yogyakarta dengan koordinat 7°47' LS dan 110°22' BT, arah kiblatnya adalah 65°17'43" dari utara ke barat.

Metode perhitungan manual dapat dilakukan menggunakan kalkulator scientific atau perangkat lunak khusus. Hasil perhitungan kemudian dikonversi menjadi azimut kompas dengan rumus: Azimut Kiblat = 360° - Sudut Kiblat (jika dari utara ke barat).

Cara Praktis Menentukan Arah Kiblat dengan Kompas

Penggunaan kompas merupakan metode praktis yang banyak digunakan masyarakat untuk menentukan arah kiblat. Kompas magnetik menunjukkan arah utara magnetik yang memerlukan koreksi deklinasi magnetik sesuai wilayah.

Berdasarkan panduan dari hibar.pgrikabupatenbandung.id, langkah-langkah menggunakan kompas untuk menentukan arah kiblat adalah:

1) Pastikan sensor kompas dan fitur lokasi aktif,

2) Buka aplikasi kompas di smartphone,

3) Kalibrasi kompas jika diminta,

4) Arahkan perangkat hingga jarum menunjuk 295,15 derajat,

5) Atur posisi hingga jarum berhenti bergerak di angka tersebut.

Penggunaan kompas perlu memperhatikan interferensi dari benda-benda logam atau medan magnetik yang dapat mempengaruhi akurasi. Untuk hasil yang lebih tepat, pengukuran sebaiknya dilakukan di area terbuka tanpa gangguan elektromagnetik.

Kompas digital pada smartphone umumnya lebih akurat dibandingkan kompas magnetik konvensional karena dilengkapi dengan sensor gyroscope dan magnetometer yang lebih sensitif.

Teknologi Modern dalam Penentuan Arah Kiblat

Perkembangan teknologi telah memudahkan penentuan arah kiblat melalui berbagai aplikasi dan perangkat digital. Global Positioning System (GPS) memberikan akurasi tinggi dalam menentukan koordinat dan arah kiblat secara real-time.

Aplikasi smartphone seperti:

  • Muslim Pro,
  • Qibla Finder, dan
  • aplikasi kompas bawaan ponsel dapat menentukan arah kiblat secara otomatis berdasarkan lokasi pengguna.

Teknologi ini menggunakan satelit navigasi untuk memberikan informasi posisi yang akurat.

Mengutip dari situs rukyatulhilal.org, perangkat Total Station dan Theodolite digunakan untuk pengukuran presisi tinggi dalam pembangunan masjid dan mushola. Alat ini mampu mengukur sudut horizontal dan vertikal dengan ketelitian hingga detik busur.

Google Maps juga menyediakan fitur Qibla Finder yang memungkinkan pengguna mengetahui arah kiblat dengan cara menghubungkan garis lurus antara lokasi pengguna dengan Kakbah. Metode ini memberikan visualisasi yang jelas tentang arah kiblat yang sebenarnya.

Standar Toleransi Penyimpangan Arah Kiblat

Dalam praktik ibadah, terdapat toleransi terhadap penyimpangan arah kiblat yang masih dianggap sah menurut hukum Islam. Para ulama membedakan antara kiblat yakin, kiblat dzan, dan kiblat ijtihad berdasarkan tingkat kepastian arahnya.

Melansir dari Jurnal Asy-Syir'ah, penelitian menunjukkan bahwa standar kemiringan minimal arah kiblat untuk Indonesia sekitar ±24 menit 28 detik busur dari arah kiblat ideal. Penyimpangan dalam rentang ini masih dapat dikategorikan sebagai kiblat ijtihad yang secara syar'i tidak bermasalah.

Penyimpangan lebih dari 1 derajat dapat menyebabkan arah shalat meleset hingga 126 kilometer dari Kakbah, sehingga perlu dilakukan pengukuran ulang dan perbaikan arah kiblat masjid atau mushola yang bersangkutan.

Untuk masjid yang sudah dibangun dengan penyimpangan signifikan, dapat dilakukan penyesuaian shaf shalat tanpa perlu merombak seluruh bangunan, asalkan penyimpangan masih dalam batas toleransi yang diizinkan.

Daftar Sumber

  • Jurnal Asy-Syir'ah Ilmu Syari'ah dan Hukum Vol. 46 No. I, "Standar Sudut Kemiringan Minimal Arah Kiblat Masjid di Kota Gorontalo" oleh Syafrudin Katili & Asna Usman Dilo
  • hibar.pgrikabupatenbandung.id
  • rukyatulhilal.org
  • Badan Hisab Rukyat Daerah Istimewa Yogyakarta
  • Al-Qur'an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI
  • Ensiklopedi Hisab Rukyat oleh Susiknan Azhari, Pustaka Pelajar
  • Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik oleh Muhyidin Khazin, Buana Pustaka

FAQ

1. Berapa derajat arah kiblat yang benar untuk Indonesia?

Arah kiblat Indonesia secara umum berada pada kisaran 295,15 derajat dari utara. Namun angka ini dapat bervariasi antara 291-295 derajat tergantung lokasi spesifik di setiap daerah karena perbedaan koordinat geografis.

2. Mengapa arah kiblat berbeda-beda di setiap daerah?

Perbedaan arah kiblat disebabkan oleh bentuk bumi yang bulat dan posisi geografis setiap daerah yang berbeda. Meskipun tujuan sama yaitu Kakbah, sudut pandang dari setiap lokasi di Indonesia akan menghasilkan derajat arah yang sedikit berbeda.

3. Bagaimana cara menghitung arah kiblat dengan akurat?

Perhitungan akurat menggunakan rumus segitiga bola dengan data koordinat Kakbah (21°25' LU, 39°50' BT) dan koordinat lokasi yang bersangkutan. Dapat juga menggunakan aplikasi smartphone atau GPS untuk hasil yang lebih praktis dan akurat.

4. Apakah boleh shalat jika tidak yakin arah kiblat yang tepat?

Berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW, diperbolehkan shalat ke arah yang diyakini sebagai kiblat jika tidak dapat menentukan arah yang pasti. Ini disebut kiblat ijtihad yang tetap sah selama dilakukan berdasarkan usaha maksimal dalam mencari arah yang benar.

5. Seberapa besar toleransi penyimpangan arah kiblat yang masih dianggap sah?

Standar toleransi penyimpangan arah kiblat sekitar ±24 menit 28 detik busur dari arah ideal. Penyimpangan dalam rentang ini masih dikategorikan sebagai kiblat ijtihad yang secara syariat tidak bermasalah untuk pelaksanaan ibadah shalat.

6. Aplikasi apa yang bisa digunakan untuk menentukan arah kiblat?

Beberapa aplikasi yang dapat digunakan antara lain Muslim Pro, Qibla Finder, Find Qibla Pro, kompas bawaan smartphone, dan Google Maps dengan fitur Qibla Finder. Aplikasi ini menggunakan teknologi GPS untuk memberikan arah kiblat yang akurat.

7. Bagaimana cara menggunakan kompas manual untuk menentukan arah kiblat?

Pastikan kompas berada di area terbuka tanpa interferensi logam, letakkan di bidang datar, biarkan jarum menunjuk utara magnetik, kemudian putar badan hingga jarum kompas menunjuk angka sekitar 295 derajat. Perlu diperhatikan koreksi deklinasi magnetik sesuai wilayah.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |