Puasa Asyura Ada Berapa Hari? Ini Bacaan Niat dan Keutamaannya

8 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Menjelang datangnya bulan Muharram, salah satu bulan mulia dalam kalender Islam, umat Muslim di seluruh dunia mulai mempersiapkan diri untuk menjalankan salah satu amalan sunnah yang penuh keutamaan, yakni puasa Asyura. Puasa ini bukan sekadar ibadah sunnah biasa, dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim).

Berkaitan dengan hadits tersebut, kitab Tuhfatul Ahwadzi menyebutkan bahwa Al Qori mengatakan yang dimaksudkan puasa di bulan Allah adalah seluruh bulan Muharram.

Namun, banyak dari kita yang masih bertanya-tanya, puasa Asyura ada berapa hari? Berikut penjelasan selengkapnya tentang puasa Asyura ada berapa hari. 

1. Asal-Usul dan Sejarah Puasa Asyura

Sebelum mengetahui puasa Asyura ada berapa hari, kenali terlebih dahulu asal-usul puasa asyura. Puasa Asyura merupakan ibadah yang sudah dikenal jauh sebelum datangnya kewajiban puasa Ramadhan. Berdasarkan riwayat Aisyah RA berbunyi,

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ  : كَانُوا يَصُومُونَ عَاشُورَاءَ قَبْلَ أَنْ يُفْرَضَ رَمَضَانُ وَكَانَ يَوْمًا تُسْتَرُ فِيهِ الْكَعْبَةُ فَلَمَّا فَرَضَ اللَّهُ رَمَضَانَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَاءَ أَنْ يَصُومَهُ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَنْ يَتْرُكَهُ فَلْيَتْرُكْهُ

Dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata: “Orang-orang melaksanakan shaum hari kesepuluh bulan Muharam (‘Asyura’) sebelum diwajibkan shaum Ramadhan. Hari itu adalah ketika Ka’bah ditutup dengan kain (kiswah). Ketika Allah subhanahu wata’ala telah mewajibkan shaum Ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsipa yang mau shaum hari ‘Asyura’ laksanakanlah dan siapa yang tidak mau tinggalkanlah!” (HR Bukhari).

Dalam riwayat Ibnu Abbas, disebutkan bahwa saat Nabi SAW hijrah ke Madinah, beliau mendapati orang Yahudi juga berpuasa pada hari tersebut. Mereka mengatakan bahwa hari Asyura merupakan hari ketika Nabi Musa diselamatkan dari Firaun. Maka Rasulullah bersabda, “Aku lebih berhak atas Musa daripada kalian,” dan beliau pun memerintahkan para sahabat untuk berpuasa.

Ulama seperti Imam al-Qurtubi menjelaskan bahwa puasa ini sesungguhnya tidak mengadopsi praktik Yahudi, melainkan merupakan bagian dari ajaran Nabi Ibrahim yang masih dijaga oleh suku Quraisy dan diperkuat kembali oleh Rasulullah SAW. Dengan demikian, puasa Asyura memiliki akar sejarah yang kuat dalam ajaran tauhid.

2. Puasa Asyura Ada Berapa Hari?

Sebenarnya, puasa Asyura dilaksanakan hanya 1 hari, yaitu pada 10 Muharram. Namun waktu pelaksanaannya bisa diperluas tergantung dari cara yang dipilih. Di Indonesia sendiri, 10 Muharram 1447 H akan jatuh pada Minggu, 6 Juli 2025.

Berdasarkan hadits shahih dari Muslim, Rasulullah berniat untuk menambahkan hari sebelumnya yaitu tanggal 9 Muharram, guna membedakan dari puasa orang Yahudi. Sayangnya, beliau wafat sebelum sempat melaksanakannya.

Ini dijelaskan dalam riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma yang berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,

“Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)– kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,

“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim).

Namun bagi yang ingin lebih berhati-hati, terutama dalam hal kemungkinan salah hitung kalender hijriyah, puasa bisa dilakukan tiga hari berturut-turut: 9, 10, dan 11 Muharram. Hal ini diungkapkan oleh Imam Ahmad rahimahullah, ”Jika ragu mengenai penentuan hilal awal  Muharram, maka boleh berpuasa pada tiga hari sekaligus (hari 9, 10, dan 11 Muharram) untuk kehati-hatian.” Dalam kitab Lathaif Al-Ma’arif juga menyebutkan jika Ibnu Rajab menyatakan Ibnu Sirin juga berpendapat seperti itu.

3. Empat Cara Pelaksanaan Puasa Asyura

Terdapat empat cara dalam melaksanakan puasa Asyura, semuanya berdasarkan hadits yang shahih dan dianjurkan untuk diamalkan sesuai kemampuan:

  • Tiga hari penuh (9, 10, 11 Muharram): Ini adalah tingkatan paling sempurna menurut sebagian besar ulama, karena mencakup sunnah puasa tiga hari dalam sebulan.
  • Dua hari (9 dan 10 Muharram): Inilah yang diutamakan, berdasarkan niat Nabi SAW untuk menambahkan hari sebelumnya.
  • Dua hari (10 dan 11 Muharram): Ini juga diperbolehkan untuk menyelisihi kaum Yahudi dan jika seseorang tidak sempat berpuasa di tanggal 9.
  • Satu hari saja (10 Muharram): Masih sah dan berpahala, namun kurang utama dibanding pilihan di atas.

Semua cara ini diperbolehkan dan tergolong amalan sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah). Tak ada larangan untuk memilih satu dari keempat cara tersebut sesuai dengan kondisi masing-masing.

Dalam kitab Zaad Al-Ma'ad, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan tiga tingkatan dalam melaksanakan puasa Asyura. Tingkatan puasa yang paling tinggi dari puasa Asyura adalah berpuasa pada 9, 10, dan 11 Muharram (tiga hari sekaligus), kemudian di bawahnya adalah berpuasa 9 dan 10 Muharram, dan di bawah itu adalah berpuasa pada 10 Muharram saja.

4. Keutamaan Puasa Asyura Menurut Hadits

Keutamaan puasa Asyura sangatlah besar. Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa Asyura dapat menghapus dosa-dosa kecil selama setahun yang lalu. Dari Abu Qotadah Al Anshoriy, berkata,

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).

Hadits lain juga menyatakan bahwa puasa Muharram adalah puasa terbaik setelah puasa di bulan Ramadhan. Dengan demikian, menjalankan puasa Asyura di bulan yang disebut sebagai “Syahrullah” atau bulan Allah ini akan mendatangkan pahala yang melimpah.

Menurut Imam Nawawi, penghapusan dosa yang dimaksud adalah dosa kecil. Namun, ada pula pendapat dari Ibnu Taimiyah yang menyebut bahwa amalan besar seperti puasa Asyura dapat juga meringankan atau bahkan menghapus dosa besar, tergantung pada kadar taubat dan amal pelengkap lainnya.

5. Bacaan Niat dan Waktu Buka Puasa Asyura

Untuk melaksanakan puasa Asyura, hendaknya diawali dengan niat pada malam sebelumnya. Berikut bacaan niat puasa Asyura yang lazim digunakan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ عَاشُورَاء لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma ghadin ‘an ada’i sunnati ‘Asyura lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah Ta’ala.”

Puasa dimulai sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, sebagaimana puasa pada umumnya. Umat Muslim dianjurkan untuk berbuka dengan menyegerakan waktu dan mengakhirkan sahur, serta memperbanyak doa dan zikir sepanjang hari puasa, sebagaimana dianjurkan dalam puasa-puasa sunnah lainnya.

Tanya Jawab Seputar Puasa Asyura

Q: Apakah puasa Asyura wajib atau sunnah?

A: Puasa Asyura adalah puasa sunnah muakkadah (sangat dianjurkan), bukan wajib.

Q: Jika lupa niat malam sebelumnya, apakah puasa tetap sah?

A: Menurut mayoritas ulama, puasa sunnah boleh diniatkan sejak pagi asalkan belum melakukan hal yang membatalkan puasa.

Q: Apakah boleh hanya puasa tanggal 10 Muharram saja?

A: Boleh, namun lebih utama jika ditambah dengan tanggal 9 atau 11.

Q: Puasa Asyura apakah bisa menggugurkan hutang puasa Ramadhan?

A: Tidak, puasa Asyura tidak bisa menggantikan kewajiban qadha puasa Ramadhan.

Q: Bolehkah perempuan haid ikut puasa Asyura?

A: Tidak boleh, karena dalam kondisi haid perempuan dilarang puasa.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |