Puasa Ayyamul Bidh Boleh Digabung dengan Qadha Ramadhan? Simak Penjelasannya

1 week ago 4

Liputan6.com, Jakarta Puasa Ayyamul Bidh merupakan salah satu amalan sunnah yang dikerjakan setiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriah, dan dikenal memiliki banyak keutamaan yang mendekatkan seorang muslim pada pahala puasa setahun penuh. Namun, seringkali muncul pertanyaan di kalangan umat Islam, apakah puasa sunnah tersebut bisa digabungkan dengan niat qadha Ramadhan yang masih belum sempat ditunaikan.

Isu ini kerap menjadi bahan diskusi karena di satu sisi puasa Ayyamul Bidh adalah ibadah sunnah yang memiliki nilai spiritual tinggi, sedangkan qadha Ramadhan adalah kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang meninggalkannya. Hal inilah yang kemudian menimbulkan keraguan, apakah dua niat tersebut bisa digabungkan sekaligus dalam satu ibadah puasa.

Penjelasan para ulama mengenai hukum dan tata cara penggabungan niat ini sangat penting dipahami agar ibadah yang dijalankan sesuai tuntunan. Selain itu, pengetahuan ini dapat membantu umat Islam menunaikan kewajiban sekaligus mendapatkan pahala sunnah dengan cara yang tepat.

Memahami Konsep Puasa Ayyamul Bidh

Puasa Ayyamul Bidh dikerjakan pada pertengahan bulan Hijriah, yakni tanggal 13, 14, dan 15, dan dikenal sebagai hari-hari putih karena saat itu bulan purnama tampak bersinar terang. Ibadah ini sangat dianjurkan karena Rasulullah SAW senantiasa melaksanakannya dan menjanjikan pahala yang besar.

Keutamaan puasa ini diyakini setara dengan puasa sepanjang tahun jika dikerjakan secara konsisten, sehingga banyak muslim yang berusaha menjaga rutinitas ini setiap bulannya. Keistimewaan tersebut menjadikan puasa Ayyamul Bidh sangat diminati umat Islam sebagai amalan tambahan.

Selain aspek pahala, puasa ini juga memiliki hikmah kesehatan dan spiritual, karena melatih kesabaran, pengendalian diri, serta memperkuat ikatan dengan Allah SWT melalui amalan sunnah yang ringan tetapi berkelanjutan. Dalam melaksanakannya, seorang muslim meniatkan dalam hati lafaz Arab

نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيضِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى

(nawaitu shauma ayyāmil-bīḍi sunnatan lillāhi ta‘ālā),

yang artinya, “Saya niat berpuasa Ayyamul Bidh sunnah karena Allah Ta’ala.”

Kewajiban Qadha Ramadhan yang Harus Ditunaikan

Bagi muslim yang meninggalkan puasa Ramadhan karena alasan syar’i seperti sakit, haid, nifas, atau safar, diwajibkan menggantinya di luar bulan Ramadhan dengan qadha. Qadha Ramadhan bersifat wajib dan tidak boleh ditinggalkan begitu saja karena merupakan hutang ibadah yang harus diselesaikan.

Menunaikan qadha Ramadhan bisa dilakukan kapan saja sebelum datang Ramadhan berikutnya, meskipun sebagian ulama menganjurkan untuk segera melaksanakannya agar tidak menumpuk. Hal ini sejalan dengan prinsip menyegerakan kewajiban dalam agama Islam.

Jika seseorang meninggal sebelum menunaikan qadha, maka keluarganya dianjurkan membayarkan fidyah sebagai pengganti, sehingga kewajiban tetap dianggap tertunaikan meskipun tidak dilakukan langsung oleh yang bersangkutan.

Dalam hal ini, niat qadha biasanya dihadirkan dalam hati dengan lafaz Arab

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ لِلّٰهِ تَعَالَى

(nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi Ramadhāna lillāhi ta‘ālā), yang berarti, “Saya niat puasa besok untuk mengganti kewajiban Ramadhan karena Allah Ta’ala.”

Hukum Menggabungkan Niat Ayyamul Bidh dengan Qadha Ramadhan

Para ulama memiliki perbedaan pendapat terkait hukum menggabungkan niat puasa sunnah Ayyamul Bidh dengan puasa qadha Ramadhan. Sebagian membolehkan dengan alasan seseorang tetap bisa mendapatkan pahala dari keduanya, sementara sebagian lain lebih berhati-hati dengan menganjurkan agar puasa wajib dan sunnah tidak digabungkan.

Pendapat yang membolehkan menilai bahwa qadha Ramadhan tetap menjadi prioritas karena statusnya wajib, sehingga meskipun diniatkan bersamaan dengan Ayyamul Bidh, pahala sunnah tetap bisa diperoleh. Dengan demikian, penggabungan niat tidak membatalkan esensi dari ibadah qadha.

Namun, bagi yang memilih untuk memisahkan, dianjurkan menunaikan qadha di hari lain dan tetap menjalankan Ayyamul Bidh khusus dengan niat sunnah agar masing-masing ibadah terjaga kesempurnaannya.

Tata Cara Meluruskan Niat dalam Penggabungan Puasa

Jika seseorang memutuskan untuk menggabungkan niat, maka niat qadha Ramadhan harus tetap menjadi yang utama, sedangkan niat sunnah mengikuti sebagai tambahan. Hal ini karena kedudukan puasa qadha lebih tinggi sebagai kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan.

Niat bisa dilakukan pada malam hari sebelum terbit fajar, dengan menyebutkan qadha Ramadhan sekaligus meniatkan puasa sunnah Ayyamul Bidh, meskipun tidak harus diucapkan dengan lisan karena cukup dengan tekad dalam hati.

Dalam praktiknya, seorang muslim dapat menghadirkan niat dalam hati dengan lafaz Arab

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ مَعَ سُنَّةِ أَيَّامِ الْبِيضِ لِلّٰهِ تَعَالَى

(nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi Ramadhāna ma‘a sunnati ayyāmil-bīḍi lillāhi ta‘ālā), yang artinya, “Saya niat puasa besok untuk mengganti kewajiban Ramadhan sekaligus puasa sunnah Ayyamul Bidh karena Allah Ta’ala.”

Jadwal dan Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh

Puasa Ayyamul Bidh jatuh setiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriah, sehingga tanggalnya berbeda-beda dalam kalender Masehi. Mengetahui jadwal yang tepat penting agar pelaksanaannya sesuai dengan tuntunan syariat.

Keutamaan yang bisa diraih dari puasa ini antara lain pahala setara dengan puasa setahun penuh, menambah amal sunnah yang mendekatkan pada ridha Allah, serta menjadi ladang pahala tambahan bagi mereka yang ingin melunasi qadha Ramadhan dengan cara yang efisien.

Dengan memahami hukum, tata cara, serta jadwal puasa Ayyamul Bidh, umat Islam dapat mengatur strategi ibadahnya, baik dengan menggabungkan niat maupun memisahkannya, sesuai dengan pemahaman dan keyakinan masing-masing.

5 Pertanyaan dan Jawaban (People Also Ask)

1. Apa itu puasa Ayyamul Bidh?

Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah setiap tanggal 13, 14, dan 15 Hijriah yang pahalanya setara dengan puasa setahun penuh jika rutin dilakukan.

2. Apakah puasa Ayyamul Bidh bisa digabung dengan qadha Ramadhan?

Ya, sebagian ulama membolehkan penggabungan niat, dengan catatan niat utama tetap qadha Ramadhan sebagai kewajiban.

3. Bagaimana tata cara niat jika digabung?

Niat qadha Ramadhan harus didahulukan, sedangkan niat Ayyamul Bidh menyertai, cukup dengan tekad dalam hati sebelum fajar.

4. Apakah lebih baik memisahkan qadha dan puasa sunnah?

Sebagian ulama menyarankan memisahkan agar kesempurnaan ibadah lebih terjaga, meskipun penggabungan tetap sah.

5. Kapan jadwal puasa Ayyamul Bidh tahun ini?

Puasa Ayyamul Bidh selalu jatuh pada tanggal 13, 14, dan 15 Hijriah, sehingga mengikuti kalender Hijriah setiap bulannya.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |