Liputan6.com, Jakarta - Dzulhijjah termasuk salah satu dari empat bulan haram dalam Islam, selain Dzulqa’dah, Muharram, dan Rajab. Pada bulan yang dimuliakan, umat Islam dianjurkan memperbanyak amal dan ibadah, salah satunya puasa di bulan Dzulhijjah.
Dzulhijjah memiliki keutamaan khusus karena pada sepuluh hari pertama bulan ini terdapat ibadah besar seperti wukuf di Arafah, kurban, dan puasa sunnah yang tidak ditemukan pada bulan lainnya. Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya: “Tidak ada hari-hari yang amal saleh di dalamnya lebih dicintai Allah daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.” (HR. Bukhari).
Mengutip jurnal Studia Islamika (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), tradisi ibadah di bulan Dzulhijjah dalam konteks sosial-keagamaan bukan hanya momentum ibadah haji, tetapi juga waktu untuk memperbanyak amal saleh bagi seluruh umat Islam.
Berikut ini adalah penjelasan puasa di bulan Dzulhijjah, termasuk tata cara niat dan keutamannya.
Puasa di Bulan Dzulhijjah
Hanif Luthfi Lc, MA dalam buku Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah menjelaskan puasa di 10 atau tepatnya 9 hari pertama di Bulan Dzulhijjah. Dalilnya adalah hadis berikut ini:
عَنْ هُنَيْدَةَ بْنِ خَالِدٍ، عَنِ امْرَأَتِهِ، عَنْ بَعْضٍ، أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ، وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ» (سنن أبي داود، (325/2)
Artinya: Dari Hunaidah ibn Khalid, dari istrinya, dari istri-istri Nabi, mereka berkata, "Rasulullah biasa berpuasa Sembilan hari di bulan Dzulhijjah, berpuasa di hari Asyura, berpuasa tiga hari di setiap bulannya, puasa senin pertama dan juga hari kamis di setiap bulannya". (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ahmad, dan Nasa'i. Ahmad dan Nasa'i menambahkan, "dan dua kamis. (HR Abu Dawud).
Berikut ini adalah rincian puasa 9 hari pertama bulan Dzulhijjah:
1. Puasa Sepuluh Hari Pertama (1–9 Dzulhijjah)
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ
“Tidak ada hari-hari yang amal saleh di dalamnya lebih dicintai Allah daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.” (HR. Bukhari, no. 969).
2. Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
Dalil puasa 10 hari pertama Dzulhijjah sebagaimana disebut di atas bisa menjadi dalil pelaksanaan puasanya.
Puasa Tarwiyah dianjurkan berdasarkan atsar sahabat dan praktik ulama salaf. Hal ini dijelaskan Ibn Qudamah dalam Al-Mughni, yang menyebutkan tradisi ulama dalam mengamalkan puasa Tarwiyah.
3. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ
Artinya: “Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim, no. 1162).
Niat Puasa di Bulan Dzulhijjah
Mengenai tata cara dan niat puasa di bulan Dzulhijjah banyak ditemukan dalam literatur ibadah. Salah satunya Sayyid Sabiq, dalam Buku Fiqih Sunnah, Bab Puasa Sunnah yang menjelaskan mengenai puasa Dzulhijjah, termasuk di dalamnya puasa awal Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah.
Sayyid Sabiq menyebutkan niat puasa sunnah sama seperti niat puasa wajib, yakni adanya kesengajaan hati untuk berpuasa. Secara umum puasa di bulan Dzulhijjah sama dengan puasa sunnah lainnya.
Niat Puasa di Bulan Dzulhijjah
1. Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’âlâ.”
2. Niat pada pada tanggal 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyyah)
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’âlâ.”
3. Niat puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah)
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’âlâ.”
Niat Puasa Dzulhijjah Siang Hari
Seperti disebut di awal, karena puasa Dzulhijjah merupakan puasa sunnah, maka bagi orang yang lupa niat pada malam hari, boleh niat siang harinya, yakni dari pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu zuhur), selagi ia belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
Berikut adalah lafal niat ketika siang hari:
1. Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah ta’âlâ.”
2. Niat pada pada tanggal 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyyah)
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta’âlâ.”
3. Niat puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah)
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.”
Ulama Syafi’iyah menganjurkan melafalkan niat untuk membantu menghadirkan niat di hati, meski yang wajib adalah niat dalam hati. Ulama Hanabilah dan Hanafiyah menegaskan niat tidak harus dilafalkan, cukup tekad hati sebelum waktu imsak. Maka bacaan niat seperti di atas adalah bentuk ta’līm (pengajaran) untuk memudahkan umat, bukan keharusan syar‘i.
Keutamaan Puasa di Bulan Dzulhijjah
Keutamaan bulan Dzulhijjah sebagai bulan yang dimuliakan (Syahrul Hurum) dan anjuran puasa dapat ditemukan dalam karya-karya ulama klasik maupun kontemporer. Imam an-Nawawi dalam Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab menegaskan keutamaan puasa sepuluh hari pertama Dzulhijjah.
Berpuasa pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan tersendiri. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Dilipatgandakan Pahalanya
Pahala ibadah pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah mendapatkan pelipatan pahala dibanding ibadah di bulan lainnya. Rasulullah ﷺ bersabda, yang artinya: “Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar” (HR At-Trmidzi).
Maksud dari sebanding dengan satu tahun puasa pada hadits di atas adalah satu tahun puasa sunnah, bukan puasa Ramadhan (Mula al-Qari’, Mirqâh al-Mafâtîh, juz 3, h. 520).
2. Penghapusan Dosa
Berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah) dapat menghapus dosa selama dua tahun. Rasulullah ﷺ bersabda, yang artinya: “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR Muslim).
Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang dihapus sebab puasa Arafah adalah dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim, juz 3, h. 113).
3. Hari Pembebasan dari Siksa Neraka
Termasuk keutamaan hari Arafah adalah Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka pada hari ini dibanding hari-hari lainnya. Rasulullah ﷺ bersabda, yang artinya: "Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?" (HR Muslim).
4. Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW
Mengerjakan puasa di awal bulan Dzulhijjah juga berarti meneladani sunnah Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW biasa berpuasa selama sembilan hari pertama Dzulhijjah.
"Sesungguhnya Rasulullah SAW melakukan puasa sembilan hari di awal bulan Dzulhijjah, di Hari Asyura dan tiga hari di setiap bulan iaitu hari Isnin yang pertama dan dua hari Khamis yang berikutnya" (HR Imam Ahmad dan an-Nasa'i)
5. Amalan yang Dicintai Allah SWT
Puasa Dzulhijjah termasuk dalam amalan saleh yang dicintai oleh Allah SWT. Dalam hadits sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
"Tiada amal yang soleh yang dilakukan pada hari-hari lain yang lebih disukai daripada hari-hari di sepuluh hari pertama dalam bulan Dzulhijjah."
6. Lebih Utama dari Jihad
Melaksanakan amalan saleh pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, termasuk berpuasa memiliki keutamaan yang sangat besar, bahkan melebihi keutamaan jihad di jalan Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:
"Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, rahimahullah, dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun".
People Also Ask:
1. Berapa hari puasa yang dianjurkan di bulan Dzulhijjah?
Puasa Dzulhijjah dilaksanakan selama 9 hari pertama bulan Dzulhijjah, yaitu dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah. Tanggal 10 Dzulhijjah merupakan Hari Raya Idul Adha, di mana umat Islam diharamkan berpuasa. Dua hari yang paling utama dalam puasa ini adalah puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah dan puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.
2. 8 dan 9 Dzulhijjah puasa apa?
Puasa pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah adalah Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah, yang merupakan puasa sunnah yang sangat dianjurkan sebelum Idul Adha. Puasa Tarwiyah dilakukan pada 8 Dzulhijjah, sedangkan Puasa Arafah dilakukan pada 9 Dzulhijjah, yang juga bertepatan dengan hari wukuf bagi jamaah haji. Keutamaan puasa Arafah sangat besar, yaitu menghapus dosa setahun sebelum dan sesudahnya.
3. Apa bedanya puasa Dzulhijjah Tarwiyah dan Arafah?
Perbedaan paling mencolok antara puasa Tarwiyah dan Arafah terletak pada hari pelaksanaannya. Puasa Tarwiyah dilakukan pada 8 Zulhijah, sedangkan puasa Arafah dilaksanakan pada 9 Zulhijah, sehari sebelum Idul Adha. Jadi, penting untuk mencatat tanggal hijriah dengan benar agar tidak salah melaksanakan puasa sunah ini.
4. Puasa Tarwiyah dan Arafah tanggal berapa?
Jadwal resmi puasa Tarwiyah jatuh pada Rabu, 4 Juni 2025. Sementara jadwal puasa Arafah adalah Kamis, 5 Juni 2025. Jadwal tersebut merujuk pada penetapan awal bulan Dzulhijjah 1446 oleh Pemerintah Indonesia melalui sidang isbat.
5. Bolehkah puasa Dzulhijjah tapi belum bayar puasa Ramadhan?
Sementara itu, menurut penjelasan di NU Online, umat Islam yang masih memiliki utang puasa Ramadhan dianjurkan untuk mengqadha puasanya pada hari-hari yang juga dianjurkan untuk puasa sunnah, seperti Tarwiyah dan Arafah di bulan Dzulhijjah.
Sumber Referensi:
- Jurnal Studia Islamika (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
- Buku Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah, Hanif Luthfi Lc, MA
- Al-Mughni, Ibn Qudamah
- Buku Fiqih Sunnah, Sayyid Sabiq
- Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, Imam an-Nawawi