Liputan6.com, Jakarta Rabiul Awal atau akrab disebut Bulan Mulud, merupakan momen istimewa bagi umat Islam. Di samping menjadi bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, bulan ini juga menjadi waktu penuh peluang untuk memperbanyak amalan sunnah, termasuk menjalankan puasa. Menurut hadis Imam Muslim, anjuran puasa sunnah di bulan Mulud juga merupakan bentuk kecintaan terhadap Rasulullah SAW:
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الاِثْنَيْنِ قَالَ ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ
Artinya: Nabi Saw ditanya mengenai puasa hari Senin. Beliau menjawab,” Itu adalah hari aku dilahirkan, pada hari itu aku diutus dan pada hari itu aku mendapatkan wahyu."
Masyarakat pemeluk Islam lantas menjadikan momen ibadah ini sebagai salah satu bentuk cinta dan penghormatan terhadap Rasulullah SAW. Puasa ini memiliki keutamaan luar biasa sebagai amalan sunnah. Bagi yang ingin menjalankannya, Allah akan memberikan rahmat dan karunia kepada umatnya tersebut.
Lantas bagaimana tata cara melaksanakannya? Simak informasinya berikut, dirangkum Liputan6 untuk Anda, Rabu (3/9).
1. Mengapa Puasa Mulud Dikaitkan dengan Ayyamul Bidh? Ini Alasannya
Puasa Mulud adalah puasa sunnah yang dilakukan di bulan Rabiul Awal. Umumnya dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 15 Hijriah, yang dikenal sebagai Ayyamul Bidh atau hari-hari cerah di mana bulan purnama menyinari malam. Rasulullah SAW rutin menjalankan puasa di tanggal ini, baik di rumah maupun saat bepergian.
Menurut hadits dari Abudzar ra, tiga hari puasa Ayyamul Bidh setara dengan puasa sepanjang tahun, karena setiap satu hari dilipatgandakan menjadi sepuluh (HR. Ibnu Majah). Maka, Puasa Mulud bukan hanya simbol cinta pada Nabi, tetapi juga investasi akhirat yang tak boleh dilewatkan. Ini juga sesuai dengan yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, dikutip dari NU Online yakni:
"Rasulullah saw sering tidak makan (berpuasa) pada hari-hari yang malamnya cerah (ayyamul bidh) baik di rumah maupun dalam bepergian.” (HR an-Nasa’i dengan sanad hasan).
2. Apa Niat Puasa Mulud?
Karena Puasa Mulud bisa bertepatan dengan Ayyamul Bidh, Senin-Kamis, atau niat murni puasa sunnah Rabiul Awal, maka niatnya dapat disesuaikan:
Niat puasa Ayyamul Bidh:
- نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى“
- Nawaytu shauma ayyâmil bîdl lillâhi ta’âlâ.
- Saya niat puasa Ayyamul Bidh karena Allah Ta’ala.”
Niat puasa Senin:
- نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللّٰهِ تَعَالَى
- Nawaitu shauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi ta'ala,
- Saya niat berpuasa hari Senin sunnah karena Allah Ta’ala.”
Niat puasa Kamis:
- نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الْخَمِيسِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى“
- Nawaitu shauma yaumil khamisi sunnatan lillahi ta'ala
- Saya niat berpuasa hari Kamis sunnah karena Allah Ta’ala.”
Niat sebaiknya diucapkan sejak malam hari sebelum Subuh. Namun, jika lupa, masih diperbolehkan niat hingga sebelum waktu zawal (matahari condong ke barat), selama belum makan atau minum.
Tata Cara Puasa Mulud
Meskipun puasa Mulud adalah amalan sunnah, namun tata cara pelaksanaannya tetap harus sesuai syariat agar ibadah ini sah dan diterima oleh Allah SWT. Tata cara puasa ini serupa dengan puasa sunnah lainnya seperti Senin-Kamis atau Ayyamul Bidh, dan dimulai dari niat yang sah hingga berbuka dengan sunnah Nabi.
Berikut tata cara puasa Mulud secara runtut:
1. Membaca Niat
Niat bisa dilafalkan malam hari hingga sebelum zawal (matahari condong ke barat), dengan syarat belum makan atau minum. Bacaan niat menyesuaikan jenis puasanya: Ayyamul Bidh, Senin-Kamis, atau niat umum puasa sunnah Rabiul Awal.
2. Sahur
Disunnahkan bersahur menjelang Subuh. Dalam hadits Nabi, sahur disebut sebagai pembeda antara puasa umat Islam dan umat sebelumnya, serta mengandung berkah (HR. Bukhari-Muslim).
3. Menahan dari Hal yang Membatalkan Puasa
Mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, menahan diri dari:
- Makan dan minum
- Hubungan suami istri
- Perbuatan maksiat, termasuk ghibah, dusta, atau amarah
- Perbanyak ibadah: shalawat, zikir, tilawah, dan sedekah.
4. Berbuka dengan Cara Nabi
Segera berbuka saat Maghrib tiba, tidak menunda-nunda. Disunnahkan berbuka dengan kurma atau air putih, sesuai sunnah Rasulullah SAW.
5. Berdoa Saat Berbuka
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ“
Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka.”
Mengapa Membaca Sholawat Di Bulan Maulid Bisa Mengubah Hidup?
Salah satu amalan yang sangat dianjurkan selama bulan Maulid adalah memperbanyak membaca shalawat. Dalam kitab Kanzun an-Najah wa al-Surur, disebutkan bahwa memperbanyak shalawat di bulan Rabiul Awal merupakan bentuk cinta dan rasa syukur atas kelahiran Rasulullah.
Shalawat tidak hanya meningkatkan keimanan dan ketakwaan, tapi juga menjadi sebab turunnya rahmat, ampunan, dan ketenangan jiwa. Dalam hadis, Nabi bersabda: "Orang yang paling dekat denganku di hari kiamat adalah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku." (HR. Tirmidzi)
Dengan rutin membaca Shalawat Nariyah, Shalawat Ibrahimiyah, atau Shalawat Ummi, kita membangun koneksi spiritual dengan Nabi Muhammad SAW yang tak bisa dinilai dengan harta dunia.
Selain Sholawat, Ini Amalan Lain yang Mendatangkan Pahala Besar
Bulan Maulid bukan hanya soal puasa dan sholawat. Ada beberapa amalan lain yang sangat dianjurkan menurut Kemenag dan ulama NU:
1. Mengadakan Maulid Nabi
Membaca kisah kelahiran Nabi (maulid) akan menjadikan rumah atau tempat tersebut dikelilingi malaikat, diberi rahmat, dan doa ampunan (Imam Suyuthi).
2. Bersedekah dan Berbuat Baik
Memberi makan, menyantuni fakir miskin, hingga membantu orang tua adalah bentuk konkret meneladani akhlak Nabi.
3. Merenungi Sirah Nabawiyah
Mengkaji sejarah hidup Rasulullah mampu memperdalam cinta dan menumbuhkan semangat meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari.
Amalan-amalan ini akan semakin lengkap jika dibarengi dengan niat yang benar, hati yang tulus, dan komitmen untuk memperbaiki diri.
People Also Ask
1. Apakah Puasa Mulud termasuk puasa sunnah?
Ya. Puasa Mulud identik dengan puasa sunnah Ayyamul Bidh, Senin-Kamis, atau puasa sunnah Rabiul Awal.
2. Apa bacaan niat Puasa Mulud?
Disesuaikan dengan jenisnya: Ayyamul Bidh, Senin, atau Kamis, seperti yang dijelaskan di atas.
3. Apakah boleh hanya puasa satu hari saja di Ayyamul Bidh?
Boleh, tetapi lebih utama dikerjakan tiga hari berturut-turut (13-15 Hijriah).
4. Apa keistimewaan puasa di bulan Maulid?
Pahala besar, mendekatkan diri pada Allah dan Rasul, serta memperkuat ketakwaan.
5. Apa amalan terbaik selain puasa di bulan Rabiul Awal?
Membaca shalawat, memperingati Maulid, bersedekah, dan membaca kisah Nabi.