Liputan6.com, Jakarta - Self-healing ala Rasulullah SAW menjadi pengetahuan yang mesti diketahui oleh umat Islam, di tengah tekanan kehidupan yang makin kompleks. Rasulullah telah mengajarkan self-healing untuk mendapat ketenangan jiwa, jauh hari sebelum istilah 'self-healing' populer pada abad modern.
Self-healing secara harfiah berarti 'penyembuhan diri sendiri'. Dalam konteks psikologi, self healing adalah proses seseorang untuk memulihkan kondisi mental dan emosionalnya secara mandiri, baik dari stres, trauma, ataupun luka batin.
Dalam jurnal berjudul Self-Healing sebagai Metode Pengendalian Emosi, karya Anis Bachtiar dan Aun Falestien Faletehan, menurut Crane dan Ward M self healing mengacu pada proses pengobatan atau penyembuhan yang dilakukan seseorang melalui proses keyakinannya sendiri dan didukung oleh lingkungan atau elemen eksternal.
Lantas, apa saja self-healing Rasulullah SAW yang relevan hingga saat ini?
1. Self-Healing Ala Rasulullah: Sholat
Merujuk Buku Self Healing Cara Rasulullah SAW, karya karya Didi Eko Ristanto memberikan perspektif unik dengan menggabungkan ajaran spiritual Islam yang kuat dengan contoh-contoh nyata dari kehidupan Rasulullah. Ternyata, tips Rasulullah SAW itu relevan dengan konteks kekinian.
Berikut ini adalah beberapa self-healing ala Rasulullah yang bisa dipraktikkan umat Islam:
Sholat
sholat bukan hanya ibadah ritual, namun juga sarana terapi ruhani yang sangat efektif. Dengan sholat, seorang Muslim melatih dirinya untuk sabar, ikhlas, dan yakin bahwa segala masalah ada dalam genggaman Allah. Ini sejalan dengan konsep self healing, di mana seseorang berusaha memulihkan kondisi psikologisnya dengan cara yang positif dan sesuai syariat.
Rasulullah SAW bersabda:
(عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى. (رواه ابو داود
Artinya: “Dari Hudzaifah, ia berkata, jika nabi shallallahu ‘alaihi wasallam karena sebuah perkara, maka beliau mengerjakan salat. “
Hal ini mengajarkan kita pentingnya berdoa dan meminta bimbingan Allah dalam setiap situasi sulit atau penting dalam kehidupan kita. Dengan melibatkan salat dalam pengambilan keputusan atau menghadapi tantangan, kita mengingatkan diri kita sendiri bahwa Allah adalah sumber kebijaksanaan dan bantuan dalam segala hal.
Dalam hadis lain riwayat Abu Dawud RA:
يَا بِلَالُ، أَقِمِ الصَّلَاةَ أَرِحْنَا بِهَا
Artinya: "Wahai Bilal, tegakkanlah shalat, istirahatkanlah kami dengannya."(HR. Abu Dawud)
Hadits ini menunjukkan bagaimana Rasulullah SAW memandang shalat sebagai sumber ketenangan dan penyejuk hati. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dalam Zadul Ma’ad menjelaskan, ungkapan “istirahatkanlah kami dengan shalat” menandakan bahwa shalat adalah tempat beristirahat dari penatnya dunia, bukan beban atau kewajiban yang memberatkan. Rasulullah SAW dan para sahabat merasakan kebahagiaan, ketenangan, serta kekuatan baru dalam shalat.
2. Berdzikir
Dzikir adalah salah satu metode utama dalam Islam untuk mendapatkan ketenangan batin dan mengatasi stres atau kecemasan. Dengan berdzikir, hati menjadi tenang, jiwa lebih stabil, dan hubungan dengan Allah semakin erat. Dzikir juga membangun optimisme dan harapan, sehingga sangat relevan sebagai metode self healing dalam Islam.
عَنِ الْأَغَرِّ أَبِي مُسْلِمٍ : أَنَّهُ قَالَ أَشْهَدُ عَلَى أَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ : أَنَّهُمَا شَهِدَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ (رواه المسلم)
Artinya: “Dari al-Aghorri Abi Muslim bahwasanya dia berkata, ‘aku bersaksi atas Abu Hurairah dan Abu Sa’id al- Khudri bahwasanya keduanya menyaksikan Nabi ﷺ bersabda, ‘Tidaklah suatu kaum yang duduk berkumpul untuk mengingat Allah, kecuali dinaungi oleh para malaikat, dilimpahkan kepada mereka rahmat, akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dan Allah ‘Azza wa Jalla akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para makhluk yang ada di sisi-Nya.”
Maka akan ada berkah dan keberkatan yang dianugerahkan. Malaikat akan mengelilingi mereka, menaungi mereka dengan rahmat, membawa ketenangan ke hati mereka, dan Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia akan mengingat dan memuji mereka di hadapan makhluk-Nya yang lain. Pernyataan ini menunjukkan pentingnya berdzikir dan mengarahkan perhatian kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari, serta janji penuh berkah yang datang dengan berbuat demikian.
Menurut Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, empat keutamaan dalam hadits ini; dikelilingi malaikat, diliputi rahmat, diturunkan sakinah (ketenangan), dan disebut oleh Allah di hadapan malaikat-Nya, merupakan bentuk penyucian dan penyembuhan jiwa (self healing) yang sangat efektif.
Sakinah yang dimaksud adalah ketenangan hati dan jiwa yang Allah turunkan kepada hamba-Nya yang berdzikir, sehingga mampu menghadapi berbagai ujian hidup dengan lapang dada.
3. Ikhlas & Bersabar
Menyadari bahwa setiap penderitaan bernilai pahala dan penghapus dosa adalah bentuk self healing yang diajarkan Rasulullah SAW. Kesadaran ini menumbuhkan sikap positif, optimis, dan ketenangan batin dalam menghadapi ujian hidup.
Sabda Nabi SAW:
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ، مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ، وَلَا هَمٍّ وَلَا حَزَن وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشاكها، إلا كفَّر الله بها من خطاياه. (رواه البخاري)
Artinya: “Tidak ada kesulitan yang menimpa seorang Muslim berupa kelelahan, kesakitan, kecemasan, kesedihan, kesedihan, duka, atau gangguan bahkan sekecil tusukan duri pun, melainkan Allah akan menghapus dosa-dosanya melalui hal itu.” (HR. Bukhari)
Pesan dalam hadist ini adalah bahwa melalui kesabaran dan ikhlas dalam menghadapi cobaan dan kesusahan, seorang Muslim dapat mencapai ketenangan dan pengampunan dari Allah SWT.
Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa hadits ini menunjukkan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Setiap bentuk kesulitan yang dialami seorang Muslim, baik fisik, mental, maupun emosional, adalah sarana pembersihan dosa dan pengangkat derajat di sisi Allah. Bahkan musibah sekecil apapun, seperti tertusuk duri, memiliki nilai di sisi Allah jika dihadapi dengan sabar.
4. Membaca Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an adalah salah satu metode self healing (penyembuhan diri) yang diajarkan Rasulullah SAW. Al-Qur’an bukan hanya sebagai petunjuk hidup, tetapi juga sebagai penenang hati dan obat bagi jiwa yang gelisah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ تَعَالَى يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه (رواه ابي داود)
Artinya: “Dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ beliau bersabda, “Tidaklah sebuah kaum berkumpul di dalam rumah diantara rumah-rumah Allah Ta’ala, membaca kitab Allah, dan saling mempelajarinya diantara mereka melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, mereka diliputi rahmat, serta dikelilingi malaikat, dan Allah menyebut-nyebut mereka diantara malaikat yang ada di sisi-Nya.”
Membaca al-Quran dan mempelajari kitabullah juga merupakan sarana yang penting untuk mendapatkan ketenangan melalui rahmat Allah. Pesan yang terbawa dari kedua hadis tersebut adalah bahwa aktifitas mengingat Allah, baik melalui dzikir maupun melalui membaca kitab suci, akan membawa berkah dan ketenangan dalam kehidupan, karena Allah memberikan rahmat-Nya kepada mereka yang berusaha mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara ini.
Lebih dari itu, Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
"Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman."(QS. Yunus: 57)
Maka, dengan menerapkan ajaran Nabi seperti shalat, berzikir, ikhlas, bersabar, dan membaca Al-Qur’an, seseorang dapat melakukan self healing untuk mengatasi luka batin dan gangguan mental. Kedekatan dengan Allah dan amalan yang baik akan membawa ketenangan dan pengharapan dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Dalam Terjemah Tafsir Al-Kurthubi, Imam Syamsuddin Al-Qurtubi menjelaskan, bahwa yang dimaksud “penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada” adalah segala penyakit batin seperti kebodohan, keraguan, syirik, dengki, hasad, dan kecemasan. Al-Qur’an menenangkan hati, menguatkan iman, dan menuntun manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya. Dengan merenungi dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an, seseorang akan mendapatkan ketenangan jiwa dan kesehatan batin.
5. Tafakur dan Muhasabah
Merenung di tempat yang tenang (tafakur) dan melakukan introspeksi diri (muhasabah) adalah cara untuk mengevaluasi dan memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam hidup. Ini dapat membantu seseorang berdamai dengan diri sendiri dan menerima keadaan.
Rasulullah SAW mencontohkan tafakur (merenung) sebagai salah satu cara menenangkan dan menyembuhkan jiwa. Dalam banyak riwayat, beliau sering menyendiri di Gua Hira untuk merenungi ciptaan Allah, kehidupan, dan misi kenabiannya
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:"تَفَكُّرُ سَاعَةٍ خَيْرٌ مِنْ قِيَامِ لَيْلَةٍ
Artinya:“Merenung (tafakur) sesaat lebih baik daripada shalat malam semalam suntuk.” Penjelasan:Hadis ini menunjukkan keutamaan tafakur, yaitu merenungkan ciptaan Allah, nikmat-Nya, serta perjalanan hidup. Tafakur bisa membawa seseorang pada pemahaman yang lebih dalam tentang hakikat kehidupan, meningkatkan iman, dan memperbaiki diri. (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman)
Sementara, dalam Al-Qur'an disebutkan: "Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (QS. Az-Zariyat: 20-21).
Self-healing ala Rasulullah SAW bukan sekadar menenangkan diri, tetapi juga menguatkan iman, memperbaiki hubungan dengan Allah, dan meningkatkan kualitas hidup. Tafakur dan muhasabah adalah cara Islami untuk mengelola stres, mengatasi luka batin, dan membangun jiwa yang sehat.
Dengan meneladani Rasulullah SAW dalam tafakur dan muhasabah, seorang Muslim dapat memperoleh ketenangan hati, kebijaksanaan, dan kekuatan menghadapi segala ujian hidup.
Hikmah Self-Healing ala Rasulullah SAW
1. Mendekatkan Diri kepada Allah
Self-healing ala Rasulullah selalu dimulai dengan mendekatkan diri kepada Allah, baik melalui salat, doa, dzikir, maupun membaca Al-Qur’an. Dengan mendekatkan diri kepada Allah, hati menjadi tenang dan pikiran lebih jernih.
2. Mengelola Emosi dengan Sabar dan Syukur
Rasulullah SAW mengajarkan untuk bersabar dalam menghadapi ujian dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan. Sabar dan syukur adalah kunci utama dalam menjaga kesehatan mental dan emosi. Dengan bersabar, seseorang tidak mudah stres, dan dengan bersyukur, hati menjadi lebih lapang.
3. Menjaga Pikiran Positif (Husnuzan)
Rasulullah menganjurkan untuk selalu berprasangka baik (husnuzan), baik kepada Allah, diri sendiri, maupun orang lain. Pikiran positif dapat mencegah timbulnya penyakit hati seperti iri, dengki, atau stres berlebihan.
4. Memohon Ampunan dan Memaafkan
Salah satu cara self-healing terbaik yang diajarkan Rasulullah adalah dengan memohon ampunan kepada Allah (istighfar) dan memaafkan kesalahan orang lain. Hal ini dapat melegakan hati, menghilangkan dendam, dan mempercepat proses penyembuhan luka batin.
6. Menjaga Silaturahmi dan Berbuat Baik
Rasulullah menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama (silaturahmi) dan memperbanyak amal kebaikan. Interaksi sosial yang sehat dan amal kebaikan dapat meningkatkan hormon kebahagiaan dan mempercepat pemulihan mental.
7. Mengelola Stres dengan Ibadah dan Doa
Setiap kali menghadapi masalah, Rasulullah selalu kembali kepada Allah melalui salat dan doa. Ini adalah bentuk coping mechanism yang sangat efektif untuk mengelola stres. Rasulullah bersabda, "Salat adalah penyejuk mataku." (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)
8. Berserah Diri (Tawakkal)
Setelah berusaha, Rasulullah mengajarkan untuk bertawakkal atau berserah diri kepada Allah. Dengan tawakkal, hati menjadi lebih tenang karena yakin bahwa segala sesuatu sudah diatur oleh Allah dengan sebaik-baiknya.
People Also Ask
1. Apa saja pengobatan ala Rasulullah?
Metode pengobatan Nabi, atau dikenal sebagai Thibbun Nabawi, mencakup penggunaan obat-obatan alami seperti madu, jinten hitam (habbatus sauda), dan minyak zaitun, serta praktik fisik seperti bekam (hijamah) dan khitan.
Selain itu, Thibbun Nabawi juga menekankan aspek spiritual, seperti doa, rukyah, dan zikir, serta memanfaatkan kekuatan alamiah dan spiritual untuk kesembuhan fisik dan batin.
2. Apa saja metode self healing?
Ada beberapa cara untuk melakukan self healing, diantaranya adalah :
- Me Time. Me Time merupakan waktu untuk diri sendiri.
- Mindfulness.
- Memaafkan Diri sendiri.
- Melakukan Kegiatan Positif.
- Meditasi.
- Tingkatkan Self Compassion.
- Bicara pada Diri Sendiri.
- Menulis Ekspresif.
3. Cara Hidup Sehat Ala Rasulullah SAW?
Cara hidup sehat ala Rasulullah SAW mencakup menjaga kebersihan fisik melalui bersiwak dan mandi, pola makan yang seimbang dengan tidak berlebihan serta memilih makanan halal dan baik (thayyib), teratur berolahraga seperti memanah dan berlari, mengatur pola tidur yang cukup dengan tidur siang dan tidur miring ke kanan, serta menjaga kesehatan mental dan emosional dengan mengendalikan amarah dan iri.
4. Apa itu self healing dalam Islam?
Dalam Islam, self-healing adalah proses introspeksi diri untuk menyembuhkan luka batin dan jiwa dengan melibatkan Allah SWT, melalui ibadah seperti salat dan membaca Al-Qur'an, serta berserah diri (tawakal), sabar dalam menghadapi musibah, dan menerima diri apa adanya.
Tujuannya adalah mendekatkan diri kepada Allah, mencari ketenangan jiwa, dan mendapatkan kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup.

3 weeks ago
20
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4830372/original/038035000_1715592365-quran-being-held-hands-close-up.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4262146/original/085381500_1671090332-pexels-alena-darmel-8164382.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401581/original/012152300_1762216664-ular_oiton.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401601/original/001087400_1762219862-Mengeluarkan_uang_dari_dompet.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5313792/original/040263100_1755055409-images__58_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3343034/original/050137400_1610018331-asian-muslim-woman-praying_8595-14770.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1316154/original/029416400_1471011949-IMG_20160812_080042.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4939593/original/027085900_1725806729-Imam_an-Nawawi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3433076/original/095580500_1618813744-close-up-islamic-new-year-with-quran-book_23-2148611710__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401335/original/050061800_1762163848-Sholawat.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4588921/original/076033400_1695712009-muhammad-7571024_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5003571/original/099304000_1731479241-jin-adalah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2593228/original/008517700_1546693457-20180105-Cicak.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3119457/original/075717600_1588607022-shutterstock_650518888.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400640/original/079783300_1762143236-ilustrasi_tangan_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5095573/original/012538800_1736934827-pexels-helloaesthe-15707485.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5393639/original/014086000_1761564726-76bfeb1a-9ad5-49ad-bbf0-2bbfba586a46.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3098127/original/085622900_1586415856-photo-of-a-person-kneeling-in-front-of-book-2608353__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5165346/original/086610700_1742183992-cd9e6f09dddc797bbc48fde0b17ab2f2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5395424/original/066921600_1761708920-doa_nurbuat.jpg)





























