Liputan6.com, Jakarta Pertanyaan mengenai sholat taubat berapa rakaat merupakan hal mendasar yang perlu dipahami oleh setiap muslim sebelum melaksanakan ibadah taubat. Mengetahui dengan tepat sholat taubat berapa rakaat yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW menjadi kunci untuk melaksanakan ibadah ini dengan benar dan memperoleh keutamaan yang dijanjikan. Para ulama telah memberikan penjelasan yang jelas mengenai sholat taubat berapa rakaat berdasarkan dalil-dalil shahih dari hadits-hadits Nabi Muhammad SAW.
Sholat taubat adalah sholat sunnah yang dilakukan oleh setiap muslim yang ingin bertaubat dan membersihkan diri dari segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuat. Ibadah ini menjadi jembatan bagi seorang hamba untuk kembali mendekatkan diri kepada Sang Pencipta setelah terjerumus dalam kesalahan. Pelaksanaannya yang tepat akan membantu menghapus dosa dan membuka lembaran baru yang lebih bersih.
Pemahaman yang benar tentang sholat taubat berapa rakaat tidak hanya sebatas jumlah, tetapi juga mencakup cara pelaksanaannya, apakah dilakukan sekaligus atau dengan salam di setiap dua rakaat. Hal ini penting untuk memastikan bahwa ibadah yang dilakukan sesuai dengan tuntunan syariat dan dapat diterima oleh Allah SWT. Berikut ini telah Liputan6.com rangkum secara komprehensif mengenai jumlah rakaat sholat taubat beserta dalil-dalil dan cara pelaksanaannya.
Jumlah Rakaat Sholat Taubat Menurut Hadits
Dalil Utama: Dua Rakaat
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, jumlah rakaat sholat taubat yang paling utama adalah dua rakaat. Hadits ini menjadi dalil pokok yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan sholat taubat dengan jumlah dua rakaat, sama seperti kebanyakan sholat sunnah lainnya. Dalil ini diriwayatkan oleh beberapa perawi hadits terpercaya dan menjadi rujukan utama para ulama dalam menentukan jumlah rakaat sholat taubat.
Hadits tersebut berbunyi: "Tidaklah seorang hamba yang melakukan dosa, lalu dia bersuci dengan baik, kemudian berdiri dan sholat dua rakaat, setelah itu memohon ampunan kepada Allah, melainkan Allah akan memberikan ampunan kepadanya." (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Majah).
Keutamaan dua rakaat ini bukan hanya dari segi jumlah, tetapi juga dari segi kemudahan pelaksanaan dan fokus dalam bertaubat. Dengan dua rakaat, pelaku dapat lebih berkonsentrasi dalam setiap gerakan dan bacaan, sehingga kualitas khusyuk dan penyesalan dapat lebih maksimal.
Fleksibilitas Jumlah Rakaat: Minimal Dua, Maksimal Enam
Meskipun dalil utama menyebutkan dua rakaat, para ulama memberikan fleksibilitas dalam jumlah rakaat sholat taubat. Berdasarkan kaidah fiqih dan analogi dengan sholat sunnah lainnya, sholat taubat dapat dilakukan minimal dua rakaat dan maksimal enam rakaat. Setiap dua rakaat harus diakhiri dengan salam, sebagaimana kaidah umum dalam sholat sunnah yang berpasangan.
Ibnu Taimiyah RA menjelaskan bahwa penambahan jumlah rakaat dapat dilakukan jika seseorang merasa perlu untuk memperdalam taubatnya atau jika dosa yang dilakukan terasa sangat berat sehingga memerlukan ibadah yang lebih panjang. Namun, yang terpenting bukan kuantitas rakaat, melainkan kualitas penyesalan dan keikhlasan dalam bertaubat. Prinsip ini sejalan dengan hadits Nabi SAW yang menekankan bahwa yang terpenting dalam ibadah adalah kualitas, bukan kuantitas semata.
Cara Pelaksanaan Sholat Taubat Berdasarkan Jumlah Rakaat
Pelaksanaan Dua Rakaat Sekaligus
Untuk sholat taubat dua rakaat, pelaksanaannya dilakukan sekaligus dengan satu kali salam di akhir, sama seperti sholat Subuh. Setelah rakaat pertama selesai dengan sujud kedua, langsung bangkit untuk rakaat kedua tanpa tasyahud awal. Setelah rakaat kedua selesai, baru duduk untuk tasyahud akhir dan diakhiri dengan salam. Cara ini adalah yang paling umum dan mudah dipraktikkan.
Keunggulan cara ini adalah kesederhanaan dan kemiripannya dengan sholat fardhu yang sudah familiar bagi setiap muslim. Konsentrasi dapat lebih terjaga karena tidak ada jeda salam di tengah-tengah, sehingga momentum spiritual dapat dipertahankan dari awal hingga akhir sholat. Imam Abu Wafa menegaskan bahwa cara ini yang paling sering diamalkan oleh para sahabat dan tabi'in.
Pelaksanaan Empat hingga Enam Rakaat
Untuk jumlah rakaat yang lebih banyak, yaitu empat hingga enam rakaat, pelaksanaannya harus dibagi menjadi beberapa salam. Setiap dua rakaat diakhiri dengan satu kali salam, kemudian berdiri lagi untuk melakukan dua rakaat berikutnya. Misalnya, untuk empat rakaat: dua rakaat pertama dengan salam, kemudian dua rakaat kedua dengan salam lagi. Begitu pula untuk enam rakaat: tiga kali dua rakaat dengan masing-masing diakhiri salam.
Cara ini berdasarkan hadits Nabi SAW tentang sholat malam: "Shalat malam itu dua rakaat salam, dua rakaat salam. Maka apabila engkau takut masuk waktu Shubuh, hendaklah melakukan witir satu rakaat." (HR Bukhari, no. 1137 dan Muslim, no. 749).
Prinsip ini juga diterapkan pada sholat taubat yang lebih dari dua rakaat. Keuntungan cara ini adalah memberikan kesempatan untuk beristirahat sejenak antar sesi, sambil memperbanyak doa dan istighfar di antara salam-salam tersebut.
Niat Sholat Taubat Berdasarkan Jumlah Rakaat
Niat untuk Dua Rakaat
Niat sholat taubat dua rakaat harus disesuaikan dengan jumlah rakaat yang akan dilakukan. Kejelasan niat ini penting karena menentukan sah tidaknya ibadah yang dilakukan. Berdasarkan hadits "Sesungguhnya amal itu bergantung pada niatnya" (HR. Bukhari dan Muslim), niat menjadi rukun yang tidak boleh diabaikan dalam setiap ibadah, termasuk sholat taubat.
Hadits tersebut berbunyi: "Sesungguhnya amal itu bergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya." (HR Bukhari dan Muslim).
Niat untuk dua rakaat sholat taubat harus dibaca dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Bukan hanya sekedar kewajiban formal, tetapi juga refleksi dari tekad yang sungguh-sungguh untuk bertaubat kepada Allah SWT. Waktu membaca niat sebaiknya disertai dengan perenungan mendalam tentang dosa yang telah dilakukan dan janji untuk tidak mengulanginya lagi.
Lafal niat untuk dua rakaat adalah: "Ushalli sunnatat taubati rak'ataini lillaahi ta'aalaa".
Artinya: "Aku niat sholat sunnah taubat dua rakaat karena Allah Ta'ala".
Niat untuk Empat atau Enam Rakaat
Untuk sholat taubat yang lebih dari dua rakaat, niat tetap dibaca di awal sebelum takbiratul ihram yang pertama, dengan menyebutkan total jumlah rakaat yang akan dilakukan. Namun, karena pelaksanaannya dibagi-bagi dengan salam setiap dua rakaat, maka di awal setiap pasangan rakaat baru, cukup dengan niat melanjutkan sholat taubat tanpa perlu mengulangi niat lengkap dari awal.
Penting untuk dipahami bahwa meskipun ada jeda salam, seluruh rangkaian sholat tersebut tetap merupakan satu kesatuan ibadah sholat taubat. Oleh karena itu, konsistensi niat dan fokus spiritual harus tetap dijaga sepanjang pelaksanaan, dari rakaat pertama hingga rakaat terakhir. Hal ini akan memastikan bahwa seluruh ibadah bernilai penuh di sisi Allah SWT.
Lafal niat untuk empat rakaat adalah: "Ushalli sunnatat taubati arba'a raka'aatin lillaahi ta'aalaa".
Artinya: "Aku niat sholat sunnah taubat empat rakaat karena Allah Ta'ala".
Tata Cara Pelaksanaan Berdasarkan Jumlah Rakaat
Langkah-Langkah untuk Dua Rakaat
Pelaksanaan sholat taubat dua rakaat mengikuti pola yang sama dengan sholat Subuh, namun dengan penekanan khusus pada aspek taubat dan penyesalan. Setiap gerakan dan bacaan hendaknya dilakukan dengan penuh penghayatan dan kesadaran akan makna taubat. Kualitas tuma'ninah (ketenangan dalam setiap gerakan) sangat ditekankan untuk memaksimalkan nilai spiritual dari ibadah ini.
Langkah-Langkah Detail:
- Persiapan: Bersuci dengan wudhu yang sempurna
- Menghadap Kiblat: Berdiri dengan khusyuk menghadap kiblat
- Niat: Membaca niat sholat taubat dua rakaat dalam hati
- Takbiratul Ihram: Mengangkat kedua tangan setinggi telinga
- Doa Iftitah: Membaca doa pembuka (sunnah muakkad)
- Al-Fatihah Rakaat 1: Membaca dengan tartil dan penuh penghayatan
- Surah Pendek Rakaat 1: Membaca surah yang berkaitan dengan ampunan
- Rukuk Rakaat 1: Rukuk dengan tuma'ninah, memperbanyak tasbih
- I'tidal Rakaat 1: Bangkit dengan tegak, membaca tahmid
- Sujud Pertama Rakaat 1: Sujud dengan khusyuk, perbanyak doa
- Duduk Antara Sujud: Duduk dengan tenang, berdoa singkat
- Sujud Kedua Rakaat 1: Sujud lagi dengan penuh penyesalan
- Bangkit ke Rakaat 2: Berdiri untuk rakaat kedua
- Al-Fatihah Rakaat 2: Mengulangi bacaan dengan khusyuk
- Surah Pendek Rakaat 2: Membaca surah tentang taubat
- Rukuk-Sujud Rakaat 2: Sama seperti rakaat pertama
- Tasyahud Akhir: Duduk dengan bacaan lengkap
- Salam: Mengakhiri sholat dengan salam ke kanan dan kiri
- Istighfar: Memperbanyak istighfar setelah salam
- Doa Taubat: Membaca doa khusus sholat taubat
Durasi setiap gerakan sebaiknya diperpanjang sedikit dibandingkan sholat biasa, terutama dalam sujud di mana disunnahkan untuk memperbanyak doa dan istighfar. Bacaan surah setelah Al-Fatihah juga sebaiknya dipilih yang berkaitan dengan taubat, seperti ayat-ayat tentang ampunan Allah atau sifat-sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim.
Keutamaan Jumlah Rakaat Tertentu
Keutamaan Dua Rakaat
Dua rakaat memiliki keutamaan khusus karena langsung berdasarkan hadits shahih dan merupakan praktik yang paling mudah untuk diamalkan secara konsisten. Kemudahan ini penting karena taubat seharusnya dilakukan segera setelah berbuat dosa, tanpa menunggu waktu yang terlalu lama. Dengan dua rakaat, seseorang dapat dengan cepat melaksanakan sholat taubat kapan saja diperlukan.
Selain itu, dua rakaat juga memungkinkan fokus yang lebih maksimal dalam setiap gerakan dan bacaan. Tidak terlalu panjang sehingga konsentrasi tidak mudah buyar, namun cukup untuk menyampaikan penyesalan dan permohonan ampun kepada Allah SWT. Para ulama sepakat bahwa dua rakaat adalah jumlah minimum yang sudah mencukupi untuk memenuhi sunnah sholat taubat.
Keutamaan Jumlah Rakaat Lebih Banyak
Untuk dosa-dosa yang dirasa lebih berat atau ketika seseorang merasa perlu untuk memperdalam taubatnya, menambah jumlah rakaat hingga empat atau enam memiliki keutamaan tersendiri. Durasi ibadah yang lebih panjang memberikan kesempatan lebih banyak untuk bermunajat, introspeksi, dan memperkuat tekad untuk tidak mengulangi kesalahan.
Namun, penting untuk diingat bahwa penambahan jumlah rakaat harus disertai dengan kualitas yang baik, bukan hanya kuantitas semata. Enam rakaat yang dilakukan dengan tergesa-gesa dan tanpa khusyuk tidak lebih baik daripada dua rakaat yang dilakukan dengan penuh penghayatan dan penyesalan yang mendalam. Prinsip "sedikit tapi istiqamah" lebih diutamakan daripada "banyak tapi tidak konsisten".
Doa Setelah Sholat Taubat
Istighfar dan Doa Utama
Setelah menyelesaikan sholat taubat dengan jumlah rakaat yang telah dipilih, sangat dianjurkan untuk melanjutkan dengan istighfar dan doa khusus. Berdasarkan "Buku Panduan Sholat Lengkap" karya Saiful Hadi El Sutha, doa setelah sholat taubat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam melengkapi ibadah taubat secara keseluruhan. Momentum setelah sholat adalah waktu yang mustajab untuk berdoa dan memohon ampun.
Durasi doa dan istighfar sebaiknya disesuaikan dengan jumlah rakaat yang telah dilakukan. Untuk dua rakaat, cukup dengan istighfar dan doa selama 5-10 menit. Untuk jumlah rakaat yang lebih banyak, dapat diperpanjang hingga 15-20 menit. Yang terpenting adalah kualitas doa dan keikhlasan dalam memohon ampun, bukan semata-mata durasi atau panjang pendeknya bacaan.
Istighfar Utama:
Arab: أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ تَوْبَةَ عَبْدٍ ظَالِمٍ لَا يَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا وَلَا مَوْتًا وَلَا حَيَاةً وَلَا نُشُورًا
Latin: Astaghfirullaahal azhiimal-ladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaihi taubata 'abdin zhaalimin laa yamliku li nafsihi dharran wa laa naf'an wa laa mautan wa laa hayaatan wa laa nusyuuran
Artinya: "Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan kecuali Dia yang Maha Hidup lagi Maha Tegak, aku bertaubat kepada-Nya selaku taubatnya seorang hamba yang telah berbuat kezaliman, yang tiada lagi mempunyai untuk dirinya sendiri madharat ataupun manfaat, mati, hidup ataupun kebangkitan dari kematian nanti."
Doa Taubat Sayyidul Istighfar
Arab: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Latin: Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa anaa 'abduka wa anaa 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu a'uudzu bika min syarri maa shana'tu abuu'u laka bi ni'matika 'alayya wa abuu'u bi dzanbii faghfir lii fa innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta
Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku berusaha setia kepada janji-Mu sejauh yang aku mampu. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang telah kulakukan, aku mengakui semua nikmat yang Engkau limpahkan kepadaku, dan aku mengakui dosa-dosaku. Maka ampunilah aku, karena tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau."
Q&A (Tanya Jawab) Seputar Jumlah Rakaat Sholat Taubat
Q: Sholat taubat berapa rakaat yang paling utama menurut hadits?
A: Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq RA dalam riwayat Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Majah, jumlah rakaat yang paling utama adalah dua rakaat. Hadits ini secara eksplisit menyebutkan "fa yushalli rak'ataini" (lalu dia sholat dua rakaat). Ini menjadi dalil utama yang menunjukkan bahwa dua rakaat adalah jumlah yang paling dianjurkan dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
Q: Apakah boleh melakukan sholat taubat lebih dari dua rakaat?
A: Ya, boleh melakukan sholat taubat lebih dari dua rakaat. Berdasarkan kaidah fiqih dan analogi dengan sholat sunnah lainnya, sholat taubat dapat dilakukan minimal dua rakaat dan maksimal enam rakaat. Setiap dua rakaat harus diakhiri dengan salam, sebagaimana kaidah umum dalam sholat sunnah. Penambahan jumlah rakaat dapat dilakukan jika merasa perlu untuk memperdalam taubat atau jika dosa yang dilakukan terasa sangat berat.
Q: Bagaimana cara melakukan sholat taubat empat rakaat?
A: Sholat taubat empat rakaat dilakukan dengan cara membaginya menjadi dua sesi: dua rakaat pertama dengan salam, kemudian dua rakaat kedua dengan salam lagi. Setiap sesi dilakukan seperti sholat dua rakaat biasa. Niat dibaca di awal dengan menyebutkan "empat rakaat", namun pelaksanaannya tetap dua-dua rakaat dengan salam. Hal ini berdasarkan hadits "Sholat malam itu dua-dua rakaat" (HR. Bukhari dan Muslim).
Q: Apakah ada perbedaan niat untuk jumlah rakaat yang berbeda?
A: Ya, ada perbedaan dalam niat sesuai dengan jumlah rakaat yang akan dilakukan. Untuk dua rakaat: "Ushalli sunnatat taubati rak'ataini lillaahi ta'aalaa", untuk empat rakaat: "Ushalli sunnatat taubati arba'a raka'aatin lillaahi ta'aalaa", dan seterusnya. Niat hanya dibaca sekali di awal sebelum takbiratul ihram pertama, meskipun pelaksanaannya dibagi dengan salam setiap dua rakaat.
Q: Mana yang lebih baik: dua rakaat dengan khusyuk atau enam rakaat biasa saja?
A: Dua rakaat yang dilakukan dengan khusyuk, penuh penyesalan, dan kualitas spiritual yang tinggi jauh lebih baik daripada enam rakaat yang dilakukan dengan tergesa-gesa tanpa penghayatan. Prinsip dalam Islam adalah kualitas lebih diutamakan daripada kuantitas. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an tentang orang yang khusyuk dalam sholatnya, Allah lebih melihat keadaan hati daripada banyaknya gerakan fisik.
Q: Apakah sholat taubat harus selalu dengan jumlah rakaat genap?
A: Ya, sholat taubat selalu dengan jumlah rakaat genap karena mengikuti kaidah sholat sunnah pada umumnya yang berpasangan (dua-dua rakaat). Tidak ada dalil yang menyebutkan sholat taubat dengan jumlah rakaat ganjil. Jumlah yang dianjurkan adalah 2, 4, atau 6 rakaat, semuanya genap dan setiap dua rakaat diakhiri dengan salam sesuai dengan hadits tentang sholat sunnah.
Q: Bolehkah mengulangi sholat taubat dua rakaat beberapa kali untuk dosa yang sama?
A: Boleh mengulangi sholat taubat untuk dosa yang sama jika masih merasa perlu untuk memperdalam penyesalan dan permohonan ampun. Namun, sebaiknya tidak berlebihan hingga menimbulkan keraguan (waswas) atau mengganggu kewajiban lainnya. Yang terpenting adalah keikhlasan dan tekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut. Satu kali sholat taubat dengan tulus sudah cukup, namun jika ingin menambah sebagai bentuk kehati-hatian, tidak ada larangan selama tidak berlebihan.