Tugas-tugas Malaikat Raqib Menurut Para Ulama Tafsir, Disebut Juga Kariman Katibin

Liputan6.com, Jakarta - Malaikat Raqib populer lantaran termasuk dari 10 nama malaikat dan tugasnya banyak diajarkan sejak dini. Keterkenalan juga terkait dengan tugas Malaikat Raqib yang disebut mencatat amalan baik, berkebalikan dengan Malikat Atid yang mencatat keburukan manusia.

Raqib dan Atid disebut dalam Al-Qur'an, salah satunya dalam Surat Al-Qaaf ayat 17-18, yang artinya:ِ 

“Ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 17-18).

Para ahli tafsir menyebut bahwa Raqib bukanlah nama malaikat, sebagaimana Atid yang juga bukan nama malaikat. 

Dalam Kitab Al-Jamik li Ahkam al-Quran wa al-Mubayyin lima Tadhammanahu min al-Sunnah wa Ay al-Quran (Tafsir al-Qurtubhi), al-Imam Abu Abdillah Muhammad ibn Ahmad al-Anshari al-Qurthubi menjelaskan, bahwa Raqib dan Atid adalah sifat dari kedua malaikat.

Kendati begitu, sebagai umat Islam kita perlu mengetahui tugas malaikat yang lantas diasosiasikan dengan Malaikat Raqib. Berikut ini adalah tugas Malaikat Raqib penjelasan para ulama tafsir.

Imam Quthubi mengemukakan, Raqib dan ‘Atid adalah sifat dari malaikat dengan beberapa arti, yang lantas dihubungkan dengan tugas-tugasnya:

“Makna kata ‘Raqib’ ada tiga, yakni:

1. Senantiasa mengikuti perkara manusia

2. Penjaga (ini pendapat dari As-Suddi)

3. Syahid/Saksi (ini pendapat Ad-Dhahak).

Dengan demikian disimpulkan bahwa tugas malaikat raqib adalah mengikuti perkara (urusan manusia), penjaga dan saksi.

Senada dengan Imam al-Qurthubi, Ibn Katsir RA dalam tafsir Ibnu Katsir juga menjelaskan dua kata ini yaitu sifat dari malaikat, yang kemudian dihubungkan dengan tugasnya.

“Yaitu yang mengawasi dan disiapkan untuk hal tersebut, tidaklah terluput/tertinggal satu kalimat pun atau satu gerakan pun” (Tafsir Ibnu Katsir 7/398)

Sementara, At-Thabari menjelaskan bahwa makna “qa’iid” dalam ayat adalah mengawasi dan sejalan dengan sifat kedua malaikat, beliau berkata,

“Dari Mujahid beliau berkata bahwa makna qa’iid adalah mengawasi” (Tafsir At-Thabari)

Begitu pula dengan Syaikh Al-‘Ustaimin dalam Ushulun fit Tafsir menjelaskan bahwa Raqib bermakna pengawas.

“Raqib bermakna pengawas yang mengawasi siang dan malam tidak henti-hentinya mengawasi manusia.‘Atid bermakna yang selalu hadir tidak mungkin hilang/absen atau mewakilkan kepada lainnya. Maksudnya yaitu selalu hadir dan mengawasi tidak terluput sesuatupun” (Tasfir surat Qaaf Syaikh Al-‘Ustaimin)

Dari penjelasan ketiga ulama ahli tafsir dan fiqih ini, maka tugas Malaikat (Raqib) adalah mengawasi manusia tanpa terluput sesuatupun.

Syaikh Sulaiman Al-Asyqar menjelaslan bahwa pendapat sebagian ulama yang mengatakan bahwa Raqib san Atid adalah nama malaikat, maka ini tidak tepat. Beliau berkata,

” ﻳﺬﻛﺮ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﺃﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻣﻦ ﺍﺳﻤﻪ ﺭﻗﻴﺐ ﻭﻋﺘﻴﺪ ، ﺍﺳﺘﺪﻻﻻً ﺑﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ‏( ﻣﺎ ﻳﻠﻔﻆ ﻣﻦ ﻗﻮﻝٍ ﺇﻻَّ ﻟﺪﻳﻪ ﺭﻗﻴﺐ ﻋﺘﻴﺪٌ ‏) ﻭﻣﺎ ﺫﻛﺮﻭﻩ ﻏﻴﺮ ﺻﺤﻴﺢ ، ﻓﺎﻟﺮﻗﻴﺐ ﻭﺍﻟﻌﺘﻴﺪ ﻫﻨﺎ ﻭﺻﻔﺎﻥ ﻟﻠﻤﻠﻜﻴﻦ ﺍﻟﻠﺬﻳﻦ ﻳﺴﺠﻼﻥ ﺃﻋﻤﺎﻝ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ

“Sebagian ulama menyatakan bahwa di antara nama malaikat yaitu Raqib dan ‘Atid berdalil dengan surat qaaf ayat 18, apa yang mereka sebutkan ini tidak benar. Raqin dan ‘Atid adalah sifat dari dua malaikat yang mencatat amalan manusia.” (‘Alam al-Malaikat Al-Abrar hal 12).

Dapat disimpulkan tugas Malaikat Raqib versi Syaikh Sulaiman Al-Asyqar adalah mencatat amal manusia.

Ayat yang biasa dirujuk ketika menyebut soal Malaikat Kiraman Katibin adalah QS. Al-Infitar: 10-12 yang berbunyi sebagai berikut:

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ. كِرَامًا كَاتِبِينَ. يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ

Wa inna ‘alaikum laḥāfiẓīn(a). Kirāman kātibīn(a). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Padahal sungguh pada diri kalian terdapat golongan yang mengawasi (10) Golongan mulia yang mencatat (perbuatanmu) (11) Mereka mengetahui apa yang kamu lakukan (12).

Menurut al-Biqa’i dalam tafsirnya Nazmud Durar fi Tanasubil Ayat was Suwar, Kiraman berarti segolongan yang mulia. Sifat ini menunjukkan ketaatan malaikat pencatat amal. Ia jujur dan amanah dalam menjalankan tugasnya.

Sedangkan penyifatan dengan kata katibin bertujuan menekankan kompetensi malaikat tersebut sebagai penulis amal perbuatan, mengisyaratkan bahwa sang malaikat memang diciptakan dengan tugas hanya sebagai penulis amal, bukan yang lain.

Sifat-sifat yang disebut yang lantas diasosisikan sebagai tugas malaikat tersebut tiada lain untuk menambah keyakinan kita bahwa sebanyak dan sedetail apapun perbuatan kita pasti selalu teramati dan akan tercatat di buku amal.

Dalam kitab Qathrul-Ghaits, Syekh Nawawi Banten menyebutkan para malaikat berdasarkan keadaan, wujud, dan tugas-tugasnya. Termasuk di antaranya adalah 20 malaikat hafazhah atau malaikat yang bertugas menyertai manusia.

Hikmah mengimani keberadaan malaikat tersebut bisa menjadi tameng sekaligus memperkuat sikap iman di tengah kehidupan manusia. (digilib.iainptk.ac.id).

Berikut ini adalah fadhilah mengimani malaikat yang memiliki sifat dan tugas yang telah ditentukan Allah, merangkum dari berbagai referensi:

1. Menambah rasa pengagungan terhadap Allah SWT, karena memiliki para malaiakat yang agung dan menjadikan mereka tentaraNya.

2. Menumbuhkan rasa takut kepada Allah SWT ketika kita tahu malaikat yang memiliki fisik yang besar dan sangat kuat, mereka takut kepada Allah, lalu bagaimana dengan manusia yang kecil dan lemah.

3. Melahirkan rasa takut untuk berbuat buruk tatkala dia menyadari bahwa ada malaikat yang akan mencatat setiap perbuatannya.

4. Mengetahui kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala, kekuasaan, kekuatan, dan hikmah-Nya. Dia telah menciptakan malaikat yang tidak mengetahui jumlah mereka selain Allah SWT

5. Memuji Allah SWT dan bersyukur kepada-Nya atas perhatian-Nya terhadap anak cucu Adam Alaihissallam dimana Dia Subhanahu wa Ta’ala telah mewakilkan dari kalangan malaikat untuk bertugas menjaga mereka, menolong, dan mencatat amal perbuatan mereka.

6. Mencintai malaikat atas apa yang mereka lakukan yaitu beribadah kepada Allah SWT, berdoa, dan meminta ampunan untuk kaum mukminin.

1. Malaikat Raqib apa tugasnya?

Dalam ajaran Islam, malaikat pencatat amal baik dan buruk adalah malaikat Raqib dan Atid. Tugas keduanya yakni mencatat setiap amal baik dan buruk yang dilakukan manusia, tanpa terkecuali.

2. Apa saja 10 malaikat dan tugasnya?

• Berikut adalah 10 malaikat dalam agama Islam beserta tugasnya:
• Malaikat Jibril: Menyampaikan wahyu dari Allah kepada nabi dan rasul.
• Malaikat Mikail: Mengatur rezeki, hujan, dan tumbuhan.
• Malaikat Israfil: Meniup sangkakala pada hari kiamat.
• Malaikat Izrail: Mencabut nyawa makhluk hidup.
• Malaikat Munkar: Menanyai orang yang meninggal di alam kubur tentang amal perbuatannya.
• Malaikat Nakir: Menanyai orang yang meninggal di alam kubur tentang amal perbuatannya (sama dengan Munkar).
• Malaikat Raqib: Mencatat amal baik manusia.
• Malaikat Atid: Mencatat amal buruk manusia.
• Malaikat Malik: Menjaga pintu neraka.
• Malaikat Ridwan: Menjaga pintu surga.

3. Apa tugas malaikat Atid?

Tugas Malaikat Atid adalah mencatat semua amal buruk, kesalahan, atau dosa yang dilakukan manusia sepanjang hidupnya. Malaikat Atid bersama Malaikat Raqib bertugas mengawasi dan merekam setiap perbuatan manusia, dengan Atid mencatat hal-hal negatif, sementara Raqib mencatat hal-hal positif.

4. Mengapa malaikat Raqib dan Atid disebut sebagai Kiraman Katibin?

Malaikat Raqib dan Atid disebut sebagai Kiraman Katibin karena tugas mereka adalah mencatat amal perbuatan manusia, baik yang baik maupun yang buruk, sehingga mereka dianggap sebagai "penulis mulia" yang mencatat segala sesuatu dengan adil.

• Kitab Al-Jamik li Ahkam al-Quran wa al-Mubayyin lima Tadhammanahu min al-Sunnah wa Ay al-Quran (Tafsir al-Qurtubhi), al-Imam al-Qurthubi
• Tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Katsir
• Tafsir At-Thabari, Imam At-Thabari
• Kitab Ushulun fit Tafsir, Syaikh Al-‘Ustaimin
• ‘Alam al-Malaikat Al-Abrar, Syaikh Sulaiman Al-Asyqar
• Nazmud Durar fi Tanasubil Ayat was Suwar, Imam al-Biqa’i
• Kitab Qathrul-Ghaits, Syekh Nawawi al-Bantani
• digilib.iainptk.ac.id