Wahyu Pertama yang Diterima Nabi Muhammad SAW Adalah Surat Al-Alaq Ayat 1-5, Simak Kisahnya

5 days ago 11

Liputan6.com, Jakarta Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah Surat Al-Alaq ayat 1-5 yang mengandung perintah membaca dan menuntut ilmu pengetahuan. Kelima ayat suci ini menjadi fondasi utama dalam pengembangan peradaban Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai keilmuan dan pendidikan.

Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW menjadi momen bersejarah yang menandai dimulainya turunnya Al-Qur'an sebagai pedoman hidup umat Islam di seluruh dunia. Peristiwa sakral ini terjadi di Gua Hira pada bulan Ramadan tahun 610 Masehi melalui perantara Malaikat Jibril AS.

Menurut buku Sejarah Keteladanan Nabi Muhammad SAW: Memahami Kemuliaan Rasulullah Berdasarkan Tafsir Mukjizat Al-Qur'an karya Yoli Hemdi, sebelum menerima wahyu pertama, Nabi Muhammad SAW telah mengalami berbagai tanda-tanda kenabian termasuk mimpi-mimpi yang benar atau ru'yah shadiqah. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Kamis (11/9/2025).

Pengertian Wahyu Pertama yang Diterima Nabi Muhammad SAW

Wahyu pertama dalam terminologi Islam merujuk pada firman Allah SWT yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril AS. Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah Surat Al-Alaq ayat 1-5 yang turun di Gua Hira pada malam yang penuh berkah.

Secara etimologi, kata "wahyu" berasal dari bahasa Arab yang bermakna pemberitahuan atau penyampaian secara cepat dan tersembunyi. Dalam konteks kenabian, wahyu merupakan komunikasi langsung dari Allah SWT kepada para rasul-Nya untuk menyampaikan petunjuk dan ajaran kepada umat manusia.

Peristiwa turunnya wahyu pertama terjadi ketika Nabi Muhammad SAW sedang melakukan tahannuts atau berkhalwat di Gua Hira. Pada saat itu, beliau berusia 40 tahun dan telah dikenal sebagai sosok yang jujur dan dapat dipercaya oleh masyarakat Makkah.

Melansir dari Encyclopedia Britannica, turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW pada tahun 610 M menandai dimulainya periode Makkiyah dalam sejarah Islam. Peristiwa ini tidak hanya mengubah kehidupan pribadi Nabi Muhammad SAW, tetapi juga membawa transformasi besar bagi peradaban dunia melalui ajaran Islam yang universal.

Teks Lengkap Surat Al-Alaq Ayat 1-5: Arab, Latin, dan Terjemahan

Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW berupa lima ayat suci dari Surat Al-Alaq yang memiliki makna mendalam tentang penciptaan manusia dan pentingnya ilmu pengetahuan. Berikut teks lengkap ayat-ayat tersebut:

Ayat 1: اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَق Iqra' bismi rabbikal-lazi khalaq(a) "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!"

Ayat 2: خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَق Khalaqal-insana min 'alaq(in) "Dia menciptakan manusia dari segumpal darah."

Ayat 3: اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ Iqra' wa rabbukal-akram(u) "Bacalah! Tuhanmulah Yang Mahamulia,"

Ayat 4: الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ Alladzii 'allama bil-qalam(i) "Yang mengajar (manusia) dengan pena."

Ayat 5: عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ 'Allamal-insaana ma lam ya'lam "Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."

Kisah Lengkap Turunnya Wahyu Pertama di Gua Hira

Peristiwa turunnya wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW merupakan momen sakral yang terjadi dalam suasana penuh keheningan di Gua Hira. Menurut buku Sejarah Keteladanan Nabi Muhammad SAW: Memahami Kemuliaan Rasulullah Berdasarkan Tafsir Mukjizat Al-Qur'an, malam demi malam Nabi Muhammad SAW menghabiskan waktu merenung di bawah langit bertabur bintang.

Meskipun pikirannya dipenuhi kegelisahan melihat kondisi sosial Makkah yang penuh dengan penyembahan berhala dan ketidakadilan, beliau belum menemukan cara untuk membawa perubahan. Namun, pengalaman spiritual ini perlahan membentuk dasar awal kenabiannya yang mulia.

Pada suatu malam yang penuh berkah, ketika beliau sedang bertahannuts di Gua Hira, tiba-tiba cahaya kebenaran Ilahi menyelimutinya. Malaikat Jibril mendekat dengan sosok yang megah dan berkata dengan suara tegas, "Bacalah!" Nabi Muhammad SAW terkejut dan menjawab dengan jujur, "Aku tidak bisa membaca!"

Tanpa diduga, Malaikat Jibril merengkuh beliau dengan erat hingga tubuhnya terasa lemah, kemudian melepaskannya dan kembali memerintahkan, "Bacalah!" Peristiwa ini terjadi hingga tiga kali berulang, hingga akhirnya Malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama yang mengubah sejarah kemanusiaan selamanya.

Makna dan Hikmah di Balik Wahyu Pertama

  • Perintah Membaca sebagai Fondasi Peradaban

Kata "Iqra" (bacalah) yang menjadi pembuka wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW menunjukkan betapa pentingnya literasi dan pendidikan dalam Islam. Perintah ini bukan hanya sekedar membaca teks, tetapi juga memahami tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.

  • Pengenalan Tuhan sebagai Pencipta

Ayat pertama langsung memperkenalkan konsep Tuhan sebagai Khaliq (Pencipta) yang menunjukkan keesaan Allah dalam penciptaan alam semesta dan segala isinya.

  • Proses Penciptaan Manusia

Penyebutan penciptaan manusia dari 'alaq (segumpal darah) menunjukkan keajaiban proses embriologi yang baru dipahami secara ilmiah pada abad modern.

  • Kemuliaan Tuhan dalam Mengajar

Sifat "Al-Akram" (Yang Mahamulia) menunjukkan bahwa Tuhan adalah sumber segala kemuliaan dan pengajaran bagi manusia.

  • Pentingnya Alat Tulis dalam Peradaban

Penyebutan "qalam" (pena) menunjukkan pentingnya menulis sebagai media pelestarian dan penyebaran ilmu pengetahuan.

Mengutip dari jurnal Islamic Studies yang diterbitkan oleh International Institute of Islamic Thought, kelima ayat wahyu pertama ini mengandung blueprint peradaban Islam yang menggabungkan dimensi spiritual dan intelektual secara harmonis.

Kondisi Nabi Muhammad SAW Sebelum Menerima Wahyu

Sebelum menerima wahyu pertama, kehidupan Nabi Muhammad SAW telah menunjukkan tanda-tanda istimewa yang menjadi persiapan spiritual untuk menerima amanah kenabian. Beliau dikenal dengan julukan "Al-Amin" (yang dapat dipercaya) dan "As-Shadiq" (yang jujur) oleh masyarakat Makkah dari berbagai kalangan.

Aisyah RA meriwayatkan bahwa sebelum wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW turun, beliau sering mengalami mimpi-mimpi yang benar atau ru'yah shadiqah. Mimpi-mimpi ini menjadi salah satu tanda awal kenabian yang mempersiapkan jiwa beliau untuk menerima wahyu.

Kebiasaan bertahannuts atau menyendiri di Gua Hira juga menunjukkan kecenderungan spiritual beliau yang tinggi. Dalam keheningan gua tersebut, Nabi Muhammad SAW merenungkan kondisi masyarakat Makkah yang terpuruk dalam kebodohan dan penyembahan berhala.

Usia 40 tahun dipilih Allah sebagai waktu yang tepat untuk menurunkan wahyu pertama karena pada usia tersebut, kematangan fisik, mental, dan spiritual seseorang telah mencapai puncaknya. Melansir dari Oxford Islamic Studies Online, pemilihan usia ini menunjukkan bahwa misi kenabian memerlukan kedewasaan yang sempurna dalam segala aspek.

Reaksi Nabi Muhammad SAW Setelah Menerima Wahyu Pertama

Perasaan Takut dan Cemas

Setelah menerima wahyu pertama, Nabi Muhammad SAW merasakan ketakutan dan kecemasan yang luar biasa. Pengalaman spiritual yang begitu mendalam dan tidak pernah dialami sebelumnya membuat beliau merasa terkejut.

Kembali ke Rumah dengan Tergesa-gesa

Beliau segera meninggalkan Gua Hira dan kembali ke rumah dengan perasaan gelisah, mencari perlindungan dan ketenangan di sisi istri tercinta, Khadijah RA.

Menceritakan Pengalaman kepada Khadijah RA

Dengan penuh kepercayaan, Nabi Muhammad SAW menceritakan seluruh pengalaman yang dialaminya di Gua Hira kepada Khadijah RA, yang kemudian memberikan dukungan penuh.

Mencari Konfirmasi dari Waraqah bin Naufal

Atas saran Khadijah RA, beliau menemui Waraqah bin Naufal yang merupakan seorang yang mengerti kitab-kitab terdahulu dan mengkonfirmasi bahwa pengalaman tersebut adalah wahyu dari Allah.

Periode Fatrah (Kekosongan Wahyu)

Setelah wahyu pertama, terjadi periode kekosongan wahyu selama beberapa waktu yang membuat Nabi Muhammad SAW merindukan turunnya wahyu berikutnya.

Mengutip dari buku Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam, reaksi natural Nabi Muhammad SAW ini menunjukkan kemanusiaan beliau yang sempurna dan membuktikan bahwa wahyu benar-benar datang dari Allah, bukan hasil rekayasa manusia.

Peran Khadijah RA dalam Mendukung Nabi Setelah Wahyu Pertama

Khadijah RA memainkan peran yang sangat penting dalam memberikan dukungan moral dan spiritual kepada Nabi Muhammad SAW setelah beliau menerima wahyu pertama. Sebagai istri yang memahami karakter suami dengan baik, Khadijah RA langsung memberikan ketenangan dan keyakinan bahwa pengalaman yang dialami adalah sesuatu yang mulia.

Ketika Nabi Muhammad SAW pulang dalam keadaan gemetar dan meminta untuk diselimuti, Khadijah RA tidak menunjukkan keraguan sedikitpun. Dengan penuh kasih sayang, beliau menenangkan dan menguatkan Rasulullah dengan kata-kata bijak yang penuh kepercayaan.

Khadijah RA juga yang berinisiatif membawa Nabi Muhammad SAW kepada Waraqah bin Naufal, sepupunya yang memiliki pengetahuan luas tentang kitab-kitab samawi terdahulu. Langkah ini sangat strategis untuk memberikan konfirmasi dan penjelasan tentang wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW.

Melansir dari The Biography of Prophet Muhammad yang dipublikasikan oleh Islamic Society of North America, dukungan Khadijah RA tidak hanya sebatas moral, tetapi juga material. Beliau menggunakan seluruh kekayaannya untuk mendukung dakwah Islam pada masa-masa awal yang penuh tantangan.

FAQ

1. Apa wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW? Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW adalah Surah Al-Alaq ayat 1-5 yang turun di Gua Hira.

2. Kapan wahyu pertama turun kepada Nabi Muhammad SAW? Wahyu pertama turun pada bulan Ramadan tahun 610 Masehi ketika Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun.

3. Di mana wahyu pertama diturunkan? Wahyu pertama diturunkan di Gua Hira yang terletak di Jabal Nur, dekat Makkah.

4. Siapa yang menyampaikan wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW? Malaikat Jibril AS yang menyampaikan wahyu pertama dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.

5. Mengapa wahyu pertama dimulai dengan kata "Iqra" (bacalah)? Perintah "Iqra" menunjukkan pentingnya pendidikan dan literasi sebagai fondasi peradaban Islam.

6. Bagaimana reaksi Nabi Muhammad SAW setelah menerima wahyu pertama? Nabi Muhammad SAW merasa takut dan cemas, kemudian pulang ke rumah untuk mencari ketenangan bersama Khadijah RA.

7. Apa makna penciptaan manusia dari 'alaq dalam wahyu pertama? 'Alaq atau segumpal darah menunjukkan proses penciptaan manusia yang dimulai dari bentuk yang sangat sederhana menuju kesempurnaan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |