Waktu Sholat Tahajud dan Panduan Singkat Menunaikannya

Liputan6.com, Jakarta - Waktu tahajud paling utama dilaksanakan pada sepertiga malam terakhir, kira-kira pukul 01.00 hingga menjelang Subuh. Pada waktu inilah doa seorang hamba lebih mustajab dan dianjurkan untuk banyak memohon ampunan.

Tahajud adalah sholat sunnah yang dilaksanakan di malam hari setelah tidur sejenak. Rasulullah SAW senantiasa menjaganya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Al-Isra’ ayat 79 yang menegaskan kedudukan sholat malam sebagai amalan mulia untuk mengangkat derajat hamba di sisi Allah.

Untuk memenuhi syarat, waktu tahajud baru dimulai setelah seseorang tidur sejenak di malam hari. Jika belum tidur, maka ibadah malam yang dilakukan disebut qiyamul lail, bukan tahajud.

Al-Qur’an juga menyinggung keistimewaan orang yang bangun di waktu malam dalam Surah Az-Zariyat ayat 17–18, yang menyebutkan bahwa mereka sedikit sekali tidur di waktu malam dan selalu memohon ampun di waktu sahur. Ayat ini menjadi salah satu landasan penting keutamaan tahajud.

Keutamaan sholat tahajud sangat banyak, di antaranya menghapus dosa, mengangkat derajat, menenangkan hati, serta menjadi waktu terbaik untuk memohon doa kepada Allah. Hadits sahih yang diriwayatkan oleh Bukhari menjelaskan bahwa Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan mengabulkan doa hamba-Nya.

Tahajud adalah ibadah yang fleksibel jumlah rakaatnya. Minimal dikerjakan dua rakaat, namun bisa diperbanyak sesuai kemampuan. Imam Nawawi dalam Riyadhus Shalihin menjelaskan bahwa Nabi SAW biasa melaksanakan tahajud hingga sebelas rakaat, ditutup dengan witir.

Secara umum, malam terbagi menjadi tiga bagian: awal malam, pertengahan, dan sepertiga terakhir. Sholat tahajud boleh dilakukan pada semua waktu tersebut, namun keutamaannya ada di ujung malam, sebagaimana ditegaskan dalam banyak literatur fikih.

Buku modern seperti Buku Saku Shalat Tahajjud: Keutamaan, Waktu, Tatacara dari Pustaka Ibnu Umar juga menekankan pentingnya konsistensi dalam tahajud, meskipun hanya dua rakaat setiap malam. Konsistensi jauh lebih bernilai dibandingkan banyak rakaat namun tidak terjaga rutin.

Dalam penelitian akademik, tesis Kholilul Rohman (2021) dari UIN Walisongo berjudul Formulasi Waktu Sepertiga Malam dalam Keutamaan Shalat Tahajud menurut Perspektif Fikih dan Ilmu Falak membahas aspek astronomi dalam menentukan sepertiga malam secara tepat.

Selain itu, jurnal ilmiah Al-Mazahib yang ditulis oleh Moh. Faqih (2021) menyoroti aspek sosial dari tahajud. Ia menyebutkan bahwa kebiasaan bangun malam untuk tahajud membantu membangun kontrol diri, ketangguhan emosional, serta menumbuhkan ketenangan batin.

Tanda keberkahan tahajud terlihat dari perubahan sikap di siang hari. Orang yang rajin melaksanakan sholat malam biasanya lebih tenang, terjaga dari perbuatan maksiat, dan lebih ringan menjalankan kewajiban lainnya. Inilah buah dari kesungguhan ibadah malam.

Kesimpulannya, waktu tahajud fleksibel dilakukan setelah tidur malam, namun yang paling utama adalah sepertiga terakhir. Tahajud adalah ibadah yang bisa dimulai dari sederhana, dijaga dengan konsistensi, dan dimaksimalkan doanya agar mendapat keberkahan dunia dan akhirat.

Al-Qur’an: QS. Al-Isra’ ayat 79; QS. Az-Zariyat ayat 17–18.

Hadits: Sahih Bukhari; Riyadhus Shalihin (bab Qiyamul Lail).

Buku: Buku Saku Shalat Tahajjud: Keutamaan, Waktu, Tatacara (Pustaka Ibnu Umar).

Jurnal: Moh. Faqih (2021), Jurnal Al-Mazahib.

Tesis: Kholilul Rohman (2021), UIN Walisongo.

1. Jam berapa sepertiga malam terakhir dimulai?

Sekitar pukul 01.00 hingga Subuh, tergantung panjang malam di lokasi setempat.

2. Apakah tahajud sah jika belum tidur malam itu?

Tidak, syarat sah tahajud adalah tidur sejenak terlebih dahulu.

3. Berapa rakaat ideal tahajud?

Minimal dua rakaat, bisa ditambah sesuai kemampuan, dan dianjurkan ditutup witir.

4. Apakah ada doa khusus setelah tahajud?

Doa bisa bebas dan spesifik, disertai istighfar serta permohonan kebaikan dunia-akhirat.

5. Bolehkah tahajud dilakukan di awal malam?

Boleh, selama sudah tidur terlebih dahulu. Namun, keutamaannya tetap pada sepertiga terakhir.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul