Doa Nabi Zakaria Memohon Keturunan dan Jodoh Terbaik Teks Arab, Latin, Arti

4 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Doa Nabi Zakaria merupakan salah satu permohonan yang sangat inspiratif dalam Al-Qur'an, menunjukkan keteguhan iman dan harapan yang tak terbatas kepada Allah SWT. Doa ini sering diamalkan oleh umat Muslim yang mendambakan keturunan atau bahkan mendekatkan jodoh.

Kisah Nabi Zakaria mengajarkan bahwa tidak ada yang mustahil bagi kekuasaan Allah SWT, bahkan dalam kondisi yang secara manusiawi tampak tidak memungkinkan. Beliau terus berdoa dengan penuh keikhlasan, meminta seorang anak yang akan menjadi penerusnya.

Meskipun jodoh menjadi rahasia Allah SWT, sebagai manusia berhak untuk meminta kepada-Nya agar jodoh kita lebih didekatkan. Oleh karena itu, doa Nabi Zakaria juga kerap dibaca untuk mendekatkan jodoh, menunjukkan keyakinan pada janji Allah.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Selasa (23/9/2025).

Bacaan Doa Nabi Zakaria: Arab, Latin, dan Artinya

Doa Nabi Zakaria adalah permohonan tulus kepada Allah SWT untuk dianugerahi keturunan yang baik, bahkan ketika usia sudah lanjut. Doa ini menjadi simbol harapan dan keyakinan penuh terhadap kekuasaan Allah.

Mengutip dari buku Tadabbur Doa Sehari-Hari Berdoa dan Berzikir Dimasa saja, Kapan saja. Hati Selalu bersama Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang ditulis Jumal Ahmad, terdapat dua bacaan utama doa Nabi Zakaria yang tercantum dalam Al-Qur'an.

1. Doa Nabi Zakaria Meminta Keturunan (Surah Ali Imran ayat 38)

رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

Latinnya: "Rabbi hab li mil ladungka żurriyyatan tayyibah, innaka sami'ud-du'a"

Artinya: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa."

Doa ini terdapat dalam Surah Ali Imran ayat 38, di mana Nabi Zakaria memohon kepada Allah SWT agar diberikan keturunan yang saleh dan salehah. Kalimat "Innaka Sami'ud Du'a" menegaskan bahwa Allah SWT Maha Mendengar doa hamba-Nya, yang berarti Allah SWT selalu mendengarkan setiap doa yang dipanjatkan dengan ikhlas dan penuh keyakinan.

2. Doa Nabi Zakaria Meminta Keturunan (Surah Al-Anbiya ayat 89)

وَزَكَرِيَّآ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥ رَبِّ لَا تَذَرْنِى فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْوٰرِثِينَ

Latinnya: "Wa zakariyyā iż nādā rabbahụ rabbi lā tażarnī fardaw wa anta khairul-wāriṡīn."

Artinya: "Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.""

Doa ini tercantum dalam Surat Al Anbiya ayat 89, di mana Nabi Zakaria merasa khawatir hidup sebatang kara tanpa keturunan, sehingga ia memohon kepada Allah SWT untuk diberikan keturunan. Doa ini juga dapat diamalkan untuk memohon jodoh, sebagaimana disebutkan dalam buku Kitab Cinta Muslimah karya Assyabiya Ariffah.

Kisah Nabi Zakaria Memohon Keturunan

Kisah Nabi Zakaria AS dalam memohon keturunan adalah narasi Al-Qur'an yang penuh pelajaran tentang kesabaran, keyakinan, dan keajaiban ilahi. Nabi Zakaria, bapak dari Nabi Yahya AS, berasal dari Bani Israil dan nasabnya menyambung hingga Nabi Daud AS.

Sebelum kelahiran Nabi Yahya, Nabi Zakaria senantiasa berdoa kepada Allah agar diberi keturunan, meskipun ia dan istrinya telah lanjut usia dan istrinya mandul. Mengutip dari buku Kisah Para Nabi oleh Imam Ibnu Katsir, beliau menyadari kondisi tubuhnya yang sudah tua, namun keyakinannya kepada rahmat Allah SWT tetap kuat.

Nabi Zakaria AS menyampaikan doanya dengan hati tulus dan penuh harapan, memohon kepada Allah agar tidak meninggalkannya tanpa keturunan. Kekhawatiran Nabi Zakaria juga meliputi kelanjutan ajaran tauhid setelah kepergiannya, sehingga ia memohon seorang anak yang dapat menjaga risalah kenabiannya.

Allah SWT akhirnya mengabulkan doa Nabi Zakaria, menganugerahkan Nabi Yahya AS meskipun beliau dan istrinya telah tua dan mandul. Anugerah ini menjadi tanda bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT, dan Nabi Yahya kemudian tumbuh menjadi seorang Nabi yang meneruskan ajaran tauhid.

Hikmah dari Doa Nabi Zakaria

Kisah Nabi Zakaria AS memberikan banyak pelajaran penting bagi umat Muslim, terutama mengenai kekuatan doa dan keyakinan kepada Allah SWT. Berikut beberapa hikmah yang dapat diambil:

  • Kesabaran dan Keteguhan dalam Berdoa: Kisah ini mengajarkan bahwa dalam kondisi apapun, kita harus tetap bersabar dan terus berdoa kepada Allah SWT, karena Allah SWT Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan.
  • Pentingnya Keturunan yang Saleh: Memiliki keturunan yang saleh adalah anugerah terbesar yang bisa diberikan oleh Allah SWT, terutama jika keturunan tersebut bisa meneruskan ajaran kebenaran dan risalah agama.
  • Kekuasaan Allah yang Tak Terbatas: Kisah ini mengingatkan kita bahwa meskipun manusia memiliki keterbatasan, kuasa Allah SWT tidak mengenal batas. Apa yang tampaknya mustahil bagi manusia, sangat mungkin bagi Allah jika Ia menghendakinya.
  • Keyakinan Penuh kepada Allah: Nabi Zakaria AS memiliki keyakinan yang kokoh bahwa Allah mampu mengabulkan permohonannya, meskipun secara manusiawi tampak mustahil, berserah diri sepenuhnya kepada kekuasaan-Nya.
  • Berdoa dengan Penuh Harap dan Kerendahan Hati: Nabi Zakaria AS tidak sekadar berdoa, tetapi melakukannya dengan penuh harap, khusyuk, dan rendah hati, menunjukkan pentingnya sikap khusyuk dalam doa dan pengharapan yang besar kepada rahmat Allah.
  • Berusaha dalam Amal Kebaikan: Nabi Zakaria AS dan istrinya digambarkan sebagai hamba-hamba Allah yang selalu mempercepat dalam berbuat kebaikan, menjadi bentuk ikhtiar mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui amal-amal saleh.

Doa Nabi Zakaria untuk Jodoh dan Keturunan

Doa Nabi Zakaria, khususnya yang terdapat dalam Surah Al-Anbiya ayat 89, tidak hanya relevan bagi mereka yang mendambakan keturunan, tetapi juga bagi individu yang memohon jodoh. Bunyi doa "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik" mencerminkan keinginan untuk tidak hidup dalam kesendirian, yang dapat diinterpretasikan sebagai permohonan untuk mendapatkan pasangan hidup.

Menukil dari buku Kitab Cinta Muslimah karya Assyabiya Ariffah, doa Nabi Zakaria ini kerap dibaca untuk mendekatkan jodoh. Setelah membaca doa tersebut, bisa dilanjutkan dengan memanjatkan doa pribadi yang lebih spesifik.

Berikut adalah doa tambahan yang bisa dipanjatkan:

"Ya Allah, cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku di dunia dan akhirat kelak. Dengarkanlah rintihan hamba-Mu yang dhaif ini. Jangan Engkau biarkan aku sendirian di dunia ini maupun di akhirat kelak. Sebab itu menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran. Maka, karuniakanlah aku seorang pasangan yang beriman, supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup ke jalan yang Engkau ridhai. Dan karuniakanlah padaku keturunan yang saleh, Aamiin, Aamiin ya Rabbal alamin."

Pada buku Kitab Doa Mustajab Terlengkap tulisan Ustaz H Amrin Ali Al-Kasyaf, disebutkan bahwa apabila seseorang telah lama menyendiri dan ingin memulai hidup baru, maka bisa mengamalkan doa yang dipanjatkan oleh Nabi Zakaria tersebut. Sebelum berdoa, hendaknya seorang Muslim memulainya dengan shalawat terlebih dahulu.

Tata Cara dan Adab Mengamalkan Doa Nabi Zakaria

Mengamalkan doa Nabi Zakaria memerlukan tata cara dan adab tertentu agar amalan diterima Allah SWT dan hajat dikabulkan. Berikut adalah panduan yang dapat diikuti:

  1. Berwudhu: Sebelum membaca doa, disunnahkan untuk berwudhu terlebih dahulu sebagai bentuk mensucikan diri. Wudhu adalah syarat sahnya shalat dan juga dianjurkan sebelum melakukan ibadah lainnya, termasuk berdoa.
  2. Pilih Waktu yang Tepat: Pilihlah waktu yang tenang dan khusyuk untuk berdoa, seperti saat setelah sholat fardhu, sebelum tidur, atau saat pagi hari ketika suasana masih sepi. Hal ini akan membantu kita lebih fokus dan khusyuk dalam berdoa.
  3. Menghadap Kiblat: Menghadap kiblat saat berdoa merupakan sunnah yang baik, sebagai bentuk penghormatan kepada Allah SWT dan simbol persatuan umat Islam dalam beribadah.
  4. Membaca Basmalah: Awali doa dengan membaca basmalah (Bismillahirrahmanirrahim), yang menunjukkan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan harus dimulai dengan menyebut nama Allah SWT.
  5. Khusyuk dan Yakin: Bacalah doa dengan khusyuk, penuh penghayatan, dan yakin bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa kita. Bayangkanlah seolah-olah kita sedang berbicara langsung dengan Allah SWT.
  6. Pahami Arti Doa: Jika tidak memahami arti doa, sebaiknya mencari terjemahannya agar lebih memahami maksud dari doa yang kita panjatkan. Dengan memahami artinya, kita akan lebih khusyuk dan fokus dalam berdoa.
  7. Suara Lembut: Nabi Zakaria dikenal berdoa dengan suara yang lembut. Kita dapat meneladani beliau dengan membaca doa dengan suara yang lembut dan merdu.
  8. Rutin dan Istiqomah: Lakukan secara rutin dan istiqomah. Jangan hanya dilakukan sekali dua kali, tetapi jadikanlah sebagai kebiasaan, karena keistiqomahan dalam berdoa akan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita.
  9. Niat Ikhlas: Niatkan dalam hati bahwa kita berdoa hanya karena Allah SWT semata, bukan karena ingin dipuji atau dilihat orang lain. Ikhlas akan membuat doa kita lebih mudah dikabulkan.
  10. Tawakal dan Berserah Diri: Setelah berdoa, tawakal dan berserah diri kepada Allah SWT. Allah lebih tahu kapan seseorang siap menjadi orang tua atau menerima anugerah lainnya, sehingga sudah sepatutnya kita untuk selalu berprasangka baik atas segala takdir dan kehendak-Nya.
  11. Bersyukur: Setelah berdoa, ucapkan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan. Syukur akan membuka pintu rezeki dan memperlancar segala urusan kita.

Doa Lain untuk Mendekatkan Jodoh (Doa Nabi Musa)

Selain doa Nabi Zakaria, ada juga doa lain yang bisa dipanjatkan untuk mendekatkan jodoh, yaitu doa Nabi Musa AS. Merujuk pada buku Kitab Cinta Muslimah, doa ini terdapat pada Surat Al Qashash ayat 24.

Setelah membaca doa tersebut, Nabi Musa didatangi calon istrinya sekaligus mendapat pekerjaan, menunjukkan keberkahan dari permohonan tulusnya.

فَسَقَىٰ لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّىٰٓ إِلَى ٱلظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّى لِمَآ أَنزَلْتَ إِلَىَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

Latinnya: "Fa saqā lahumā ṡumma tawallā ilaẓ-ẓilli fa qāla rabbi innī limā anzalta ilayya min khairin faqīr."

Artinya: "Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.""

FAQ

1. Apa isi doa Nabi Zakaria dalam Al-Qur’an?

Doanya meminta keturunan yang baik dan tidak dibiarkan hidup seorang diri, tercantum dalam Surah Ali Imran ayat 38 dan Surah Al-Anbiya ayat 89.

2. Apa tujuan doa Nabi Zakaria?

Tujuannya agar dianugerahi keturunan saleh yang dapat meneruskan ajaran tauhid.

3. Apakah doa Nabi Zakaria bisa diamalkan untuk jodoh?

Ya, doa ini juga sering diamalkan untuk memohon jodoh agar tidak hidup sendirian.

4. Kapan waktu terbaik membaca doa Nabi Zakaria?

Sebaiknya setelah shalat fardhu, di sepertiga malam terakhir, atau saat hati dalam keadaan khusyuk.

5. Bagaimana tata cara mengamalkan doa Nabi Zakaria?

Disunnahkan berwudhu, menghadap kiblat, membaca doa dengan suara lembut, penuh ikhlas, dan istiqomah.

6. Apa hikmah utama dari kisah doa Nabi Zakaria?

Mengajarkan kesabaran, keyakinan penuh pada kuasa Allah, serta pentingnya doa yang tulus.

7. Apakah ada doa lain selain doa Nabi Zakaria untuk jodoh?

Ada, salah satunya doa Nabi Musa dalam Surah Al-Qashash ayat 24, yang juga dipanjatkan untuk mendekatkan jodoh.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |